Sektor Properti Diprediksi Booming Setelah 2025, Pengembang Swasta Jadi Pendorong

Tahun 2025 masih merupakan masa transisi Pemerintahan baru, sehingga booming sektor properti diprediksi baru akan terjadi setelah tahun 2025.

Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (kanan) dan Panangian Simanungkalit, Pengamat Properti dalam acara Elevee Media Talk bertajuk Prospek Properti Menyongsong Pemerintahan Baru, Selasa, 25 Juni 2024. (Foto: Realestat.id)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (kanan) dan Panangian Simanungkalit, Pengamat Properti dalam acara Elevee Media Talk bertajuk Prospek Properti Menyongsong Pemerintahan Baru, Selasa, 25 Juni 2024. (Foto: Realestat.id)

RealEstat.id (Tangerang) – Pasar properti, terlebih sektor perumahan diprediksi akan membaik di era pemerintahan baru Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka yang akan dimulai Oktober 2024 ini.

"Sinyal melesatnya sektor properti Tanah Air sangat terasa, di mana semua indikator mendukung booming bisnis ini mulai 2025 hingga 2029 mendatang," kata Pengamat properti Panangian Simanungkalit dalam acara Talkshow Properti bertema 'Meneropong Pasar Properti di Era Pemerintahan Baru' yang digelar di Marketing Office Elevee Condominium, Alam Sutera, Tangerang, Banten, Selasa (25/6/2024).

Menurut Panangian, sejumlah indikator yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2023, 2024, hingga 2025 mendatang terlihat sangat positif.

"Kendati demikian, tahun 2025 masih merupakan masa transisi, di mana Pemerintahan baru berjalan, sehingga saya memprediksi booming sektor properti akan terjadi setelah tahun 2025," katanya.

Baca Juga: GBCI: Bangun Properti Hijau Sekarang atau Properti Anda Tidak Relevan di Masa Depan!

Dia mengatakan, kekhawatiran Pemilu akan rusuh pun tidak terbukti. Hal ini ditunjang lagi dengan program luar biasa dari Prabowo-Gibran sebagai pasangan pemenang Pemilu, di mana mereka akan menghadirkan program tiga juta rumah.

"Ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap kegairahan industri properti secara umum,” ungkap Panangian Simanungkalit, menambahkan.

Lebih lanjut, dia mengatakan, Pemerintah mendatang pun cukup jeli mencari celah guna membangkitkan perekonomian rakyat. Pasalnya, agar ekonomi nasional membaik, diperlukan sebuah sektor yang bisa menciptakan kesejahteraan rakyat, bisa menciptakan pemerataan dan sosial, serta menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas 5%.

“Itu yang menjadi filosofi dari Prabowo – Gibran. Nah, kemaren telah disetujui Rp71 triliun anggaran untuk makanan bergizi gratis. Ini kan sebuah terobosan yang belum pernah ada sebelumnya. Dan saya dengar akan ada 50 ribu titik yang akan dimulai untuk program ini. Bisa kita bayangkan berapa besar penciptaan ekonomi dari salah satu program andalan Prabowo- Gibran ini,” ujar Panangian.

Dia menyebut, program pembangunan tiga juta rumah yang dijanjikan Prabowo juga akan membangkitkan semangat dan memberikan dampak psikologis yang positif, terutama bagi para pengembang yang tergabung dalam asosiasi-asosiasi perumahan seperti Realestat Indonesia (REI), Apersi dan Himperra, dan lainnya.

Baca Juga: Jadi New Territory, Properti di Barat Jakarta Tawarkan 'Value of Life'

“Bagi pengusaha properti, program ini memberi sinyal bahwa industri properti akan bangkit di era pemerintahan yang akan datang,” tutur Panangian.

Tidak hanya itu, ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Kuartal I 2024 sebesar 5,11% secara tahunan (yoy), atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada kuartal sebelumnya sebesar 5,04% (yoy).

Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan tetap kuat dalam kisaran 4,7% - 5,5% (yoy) didukung oleh permintaan domestik, terutama dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi dan investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sejalan dengan itu pemerintah juga sangat concern memenuhi kebutuhan rumah agar pada tahun 2045 tercapai Zero Backlog.

Baca Juga: Ibarat Dua Sisi Mata Uang, Pengembang dan Perbankan Gerakkan Sektor Properti dan Ekonomi Nasional

Menurut Panangian, pada 2023, backlog rumah masih dikisaran 10 juta unit, jika pemerintah membangun 500 ribu per tahun. Artinya, baru 20 tahun ke depan baru akan selesai. 

Jumlah ini bahkan belum ditambah dengan kebutuhan hunian untuk keluarga baru yang mencapai 750 ribu hingga 800 ribu per tahun.

"Jadi pemerintah perlu membangun 500 ribu ditambah 750 ribu, atau 1,25 juta unit per tahun. Untuk mewujudkan itu sangat dibutuhkan kolaborasi dan peran aktif pengembang swasta,” jelas Panangian.

Pengembang Swasta Jadi Motor Penggerak

Panangian menegaskan bahwa sektor properti adalah penggerak perekonomian dan juga memberikan kontribusi dalam pembangunan.

Untuk itu menurutnya, pemerintahan mendatang harus bisa melihat ini sebagai peluang yang lebih besar untuk menggerakkan perekonomian.

“Dan satu hal yang perlu dicatat, peran dan kontribusi pengembang swasta dalam merelasiasikan visi pemerintah sangat besar. Hal ini bisa kita lihat di sekitar Jabodetabek, dimana jumlah properti dalam skala besar seperti Alam Sutera ini telah jadi penggerak perekonomian di kawasannya,” tegasnya.

Baca Juga: Pasca Pemilu, Pasar di Sektor Properti Diyakini akan Bergairah Kembali

Pada kesempatan, yang sama Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium Alvin Andronicus mengungkapkan bahwa penguatan ekonomi dalam pemerintahan mendatang sudah terlihat dengan adanya program 3 juta rumah.

Menurutnya, hal ini akan menggerakkan perekonomian di mana dalam sebuah proyek properti yang dikembangkan yang diikuti dengan multiplier effect kepada 180 sektor lain.

“Kami melihat, pemerintahan baru berorientasi pada perekonomian, dan tentunya sektor bisnis properti adalah salah satunya yang akan didorong karena memberikan efek berantai untuk menggerakkan berbagai industri lainnya,” tegas Alvin.

Terkait kondisi saat ini dimana nilai tukar rupiah dengan dolar yang berada di angka Rp16.391, Alvin mengaku tidak khawatir karena produk material yang digunakan hampir 100% konten lokal. Untuk itu Elevee Condominium terus menggerakkan pasar karena menurut Alvin, properti adalah produk investasi.

Baca Juga: Progres Pembangunan Sesuai Rencana, Elevee Condominium Targetkan Serah Terima Awal 2025

“Kita harus akui bahwa pandemi Covid-19 pada 3 tahun lalu memberikan dampak luar biasa pada industri properti. Meski demikian, setelah pandemi berlalu sektor properti mampu bergerak dan kembali mejadi motor penggerak perekonomian.

"Dan Elevee sendiri tetap bisa berjalan dengan baik hingga saat ini, baik dari sisi penjualan unitnya maupun pembangunan fisiknya," katanya.

Hanya saja menurut Alvin, pemerintah harus lebih banyak memberikan stimulus yang bekelanjutan untuk menggerakkan pasar.

“Seperti program PPN DTP yang sudah diterapkan beberapa waktu belakangan ini, perizinan yang cepat dan mudah, menurut kami itu sudah bagus dan harus dilanjutkan,” tuturnya.

Baca Juga: Jadi Trendsetter Township di Barat Jakarta, Alam Sutera Hadirkan Produk Berkarakter

Terkait dengan progres pembangunan Elevee Condominum di Alam Sutera, Alvin menegaskan hingga saat ini masih sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan.

"Elevee Condominium juga secara berkala memberikan informasi terkini terkait progres pembangunan dari dua tower yang saat ini sedang dibangun," ungkapnya.

Menurut Alvin, di saat proyek-proyek hunian vertikal banyak yang pembangunannya terhenti, tapi Elevee tampil beda dengan terus meng-update progres pembangunannya.

“Kami yakin, target kami untuk jadwal serah terima Elevee pada April tahun 2025 akan bisa terealisasi. Elevee memiliki kekuatan dan karakter yang berbeda karena dikembangkan oleh Alam Sutera di dalam kawasan skala kota yang sudah berkembang,” pungkas Alvin.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)