RealEstat.id (Jakarta) - Meski hantaman pandemi Covid-19 belum berakhir, pasar properti Asia Pasifik menunjukan pemulihan berkelanjutan dan mengalami tren perbaikan.
Kebangkitan ekonomi digital di masa pandemi turut menyumbang kontribusi pada minat investor yang semakin naik.
Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis Colliers International, pasar properti di sejumlah wilayah Asia seperti Singapura, Taiwan dan China mengalami kebangkitan transaksi selama kuartal III-2020.
Baca Juga: Masih Ada Peluang dan Optimisme Pasar Properti di Tengah Pandemi
Sektor komersial dan logistik masih menjadi fokus utama pengembangan para investor properti di Asia Pasifik.
Melansir dari siaran pers, Jumat (23/10/2020), Terence Tang, Direktur Pelaksana Pasar Modal & Layanan Investasi Asia Colliers International mengatakan investor tetap yakin pada kemampuan pasar properti regional untuk memberikan keuntungan jangka panjang.
"Kebijakan pemerintah setempat yang cenderung mendukung, menghasilkan lebih banyak peluang pembelian dan investasi. Kami memperkirakan permintaan akan tetap kuat di kuartal terakhir tahun ini," jelas Terence.
Baca Juga: Sektor Perumahan Berpeluang Tumbuh di Tengah Resesi, Ini Penyebabnya
Ia mengatakan lebih lanjut, tutupnya kantor di pusat bisnis sejumlah negara Asia, seperti di Seoul, berdampak pada bergesernya bisnis ke layanan e-commerce yang turut memberi andil positif pada sektor properti komersial dan logistik.
Pusat Data dan Sektor Perumahan di Indonesia Terus Unggul
Tidak hanya Singapura dan China, pasar properti Indonesia pun tengah menunggu momentum positif pada periode kuartal III-2020 ini.
Menurut data yang dimilikli konsultan real estat global Colliers, terdapat peningkatan transaksi sebesar 30% dalam bisnis e-commerce Tanah Air.
Baca Juga: Saran Konsultan Real Estat Agar Ritel Mampu Bertahan Saat Pandemi
Steve Atherton, Kepala Pasar Modal & Layanan Investasi Colliers International Indonesia berujar banyak peritel tradisional turut beralih ke digital untuk bisnis mereka dan kenaikan ini mendongkrak sektor properti.
"Dengan penggunaan TI yang lebih besar, aktivitas pusat data telah meroket, dengan proyek senilai sekitar USD4 miliar sedang berlangsung di Jabodetabek hingga tahun 2021,"
Sedangkan pada sektor perumahan tapak di Indonesia, Atherton menerangkan terus mengungguli, terutama perumahan terjangkau dengan harga di bawah Rp1 miliar.