Ruang Ritel Jakarta: Pasokan Baru Nihil, Tingkat Hunian Stabil

Program vaksinasi COVID-19 yang dilaksanakan sejak Januari 2021 telah menunjukkan dampak positif terhadap pasar ritel Jakarta.

Pusat perbelanjaan (Foto: Dok. Pixabay.com)
Pusat perbelanjaan (Foto: Dok. Pixabay.com)

RealEstat.id (Jakarta) - Konsultan properti Cushman & Wakefield mencatat, tidak Ada pasokan ruang ritel baru di Jakarta sepanjang Kuartal I 2021. Kendati demikian, program vaksinasi COVID-19 yang mulai dilaksanakan sejak Januari 2021 telah menunjukkan dampak positif terhadap pasar ritel Jakarta.

Sebagai hasil dari program vaksinasi, Jakarta telah menunjukkan penurunan jumlah kasus COVID-19 harian pada beberapa pekan terakhir. Demikian laporan MarketBeat Kuartal I 2021 yang dirilis Cushman & Wakefield.

Baca Juga: Ramadan dan Lebaran, Momentum Kebangkitan Sektor Ritel?

Aktivitas konsumen telah terlihat meningkat pada kebanyakan mall di Jakarta, meski belum sepenuhnya kembali seperti masa sebelum pandemi. Pasokan baru dari beberapa proyek seperti Pondok Indah Mall 3 dan Aeon Mall Southgate (keduanya berlokasi di Jakarta Selatan) diperkirakan akan masuk pasar ritel Jakarta pada kuartal II 2021.

"Jika kedua proyek ini berhasil diselesaikan sesuai dengan jadwal, total pasokan ruang ritel Jakarta akan mencapai 4.663.700 meter persegi pada kuartal kedua 2021," jelas kata Arief RahardjoDirector Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.

Okupansi dan Harga Stabil
Dengan tidak adanya pasokan baru pada kuartal I 2021, tingkat hunian ritel Jakarta masih relatif stabil. Tingkat hunian berada pada 77%, sedikit menurun sebanyak 0,1% dari kuartal sebelumnya.

Decathlon, peritel peralatan olahraga dari Perancis, telah membuka outlet keempatnya di Mall of Indonesia. Menempati sekitar 3.100 meter persegi, outlet ini menjadi gerai terbesarnya di Indonesia.

"Meskipun traffic pengunjung ritel sudah mulai meningkat, mayoritas peritel masih melakukan “wait and see” terhadap rencana ekspansi mereka, terutama terhadap pre-komitmen di proyek-proyek yang masih dalam proses konstruksi," jelas Arief Rahardjo.

Baca Juga: 4 Skenario Properti Ritel di Era "New Normal"

Dengan jumlah kasus COVID-19 harian yang masih relatif tinggi di Indonesia, imbuhnya, permintaan pasar ritel dalam waktu dekat ini masih akan tertahan, hingga pandemi sudah lebih terkontrol. Saat periode awal pandemi dan PSBB, sejumlah besar peritel terkena dampak pandemi yang signifikan, hingga menyebabkan arus kas bisnis mereka menjadi negatif.

Tahun 2021 diperkirakan akan menjadi tahun pemulihan untuk peritel, sehingga peritel akan lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas ekspansi dan relokasi. Idul Fitri yang sebentar lagi berlangsung diperkirakan untuk mendorong bisnis ritel dan menandakan permulaan pemulihan pasar secara umum.

Baca Juga: Strategi Penjualan Omni Channel Perlu Dimanfaatkan di Sektor Properti Ritel

Cushman & Wakefield memprediksi tidak akan terjadi peningkatan rata-rata harga sewa dan service charge pada pasar ritel Jakarta dari basis tahun ke tahun (YoY). Situasi ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun, atau hingga pandemi terlihat sudah lebih terkontrol.

Di sisi lain, beberapa penyewa di pusat perbelanjaan besar yang memiliki performa baik, telah kembali ke harga sewa normal. Sementara, penyewa yang masih terdampak pandemi masih diberikan pengurangan harga sewa atau penundaan pembayaran sewa, namun dengan nilai yang relatif lebih kecil.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Pergudangan logistik modern (Foto: Freepik)
Pergudangan logistik modern (Foto: Freepik)
Apartemen di Jakarta Barat. (Foto: RealEstat.id)
Apartemen di Jakarta Barat. (Foto: RealEstat.id)
ILustrasi tarif sewa ritel di Jakarta. (Sumber: freepik)
ILustrasi tarif sewa ritel di Jakarta. (Sumber: freepik)