RISHA: Keunggulan Teknologi Kontruksi Rumah Tahan Gempa Karya Anak Bangsa

Teknologi RISHA memiliki struktur tahan gempa dari beton bertulang, di mana sistem sambungannya membuat rumah memiliki perilaku seperti bangunan kayu.

Ristyan Mega Putra (Foto: dok. realestat.id)
Ristyan Mega Putra (Foto: dok. realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Negara Indonesia berada di daerah rawan bencana alam sehingga dalam beberapa waktu terakhir sejumlah bencana alam melanda sejumlah daerah di Indonesia.

Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi rumah tahan gempa sangat diperlukan untuk mengantisipasi kerusakan parah sekaligus meminimalkan jatuhnya korban jiwa.

Pemerintah pun tidak tinggal diam. Sejak 2004 silam, Puslitbang Perkim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) telah mengembangkan pembangunan hunian dengan teknologi rumah instan sederhana sehat atau RISHA. Teknologi RISHA merupakan salah satu teknologi rumah tahan gempa dengan struktur pracetak beton bertulang.

Baca Juga: Harga Rumah Tahan Gempa RISHA 'Cuma' Rp150 Juta, Ini Spesifikasinya

Pada dasarnya rumah berteknologi RISHA ini memiliki struktur tahan gempa dari beton bertulang. Adanya sistem sambungan tersebut membuat RISHA memiliki perilaku seperti bangunan kayu.

Jadi, apabila terjadi gempa bangunan ini tidak patah tapi masih bisa bergoyang apabila terjadi kerusakan parah. Diperkirakan RISHA bisa menahan kerusakan gempa sehingga bisa memberikan waktu bagi penghuni rumah keluar apabila terjadi keruntuhan.

Komponen RISHA

RISHA adalah salah satu inovasi yang dibuat oleh Kementerian PUPR berupa rumah tahan gempa dengan teknologi struktur pra-cetak berkonsep knock-down.

Setiap panelnya saling terhubung dengan mur dan baut dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan sesuai SNI tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa pada bangunan gedung.

Baca Juga: Keunikan Arsitektur Rumah Pasundan: Dirindukan, namun Nyaris Punah

Satu unit rumah terdiri dari 138 buah panel yang terdiri dari 78 buah Panel P1, 30 buah panel Panel P2, dan 30 buah Panel P3 atau simpul. Masing – masing panel beratnya tidak lebih dari 47 kg sehingga masih dapat diangkat oleh pekerja tanpa menggunakan alat bantu saat perakitannya.

RISHA memiliki tiga komponen penting  yakni pertama adalah komponen utama (P1) berukuran 120 cm x 30 cm x 10 cm. Komponen utama ini berfungsi sebagai penopang struktur bangunan dan dibangun dengan sistem knock down dan dibaut.

Konstruksi pembangunan harga rumah tahan gempa risha gempa cianjur kementerian pupr realestat.id dok
Pembangunan rumah tahan gempa di Cianjur (Foto; istimewa)

Komponen kedua (P2) memiliki ukuran 120 cm x 20 cm dan 10 cm. Bagian komponen ini menjadi  pemangku kolom struktur. Dan Komponen ke tiga (P3) memiliki ukuran 30 cm x 30 cm dan 10 cm dan menjadi pengikat komponen lainnya.

RISHA merupakan salah satu bentuk hunian permanen yang bisa diberikan dan dibangun oleh pemerintah bagi warga terdampak bencana. Proses pembangunan yang relatif cepat diharapkan dapat membantu penanganan bencana alam di Indonesia.

Baca Juga: PUPR dan BNPB Lakukan Sosialisasi Rumah Tahan Gempa, Apa Saja Kelebihannya?

Kelebihan RISHA

Teknologi RISHA telah diuji dan memenuhi standar mutu bangunan tahan gempa. Hal tersebut dapat diartikan bahwa RISHA telah memiliki ketahanan gempa dan diuji pada besaran kekuatan gempa dan dalam waktu tertentu sehingga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi. 

Proses perakitannya juga dapat dilakukan dengan mudah oleh para pekerja bangunan tanpa memerlukan bantuan alat tambahan sehingga lebih praktis. Selain itu waktu pengerjaan yang relatif lebih singkat daripada pembangunan rumah dengan metode konvensional.

Ukuran bangunan RISHA diciptakan dengan ukuran standar seluas 9 meter persegi, terdiri dari panjang 3 meter dan lebar 3 meter. Ukuran tersebut bisa diperluas dengan menambah panel sesuai kebutuhan pemilik rumah sehingga RISHA dapat dengan mudah dimodifikasi sesuai dengan luasan yang dibutuhkan oleh para penghunianya di masa mendatang apabila ingin melakukan renovasi.

Baca Juga: Sedang Berada di Rumah Saat Gempa, Lakukanlah Hal Ini Agar Selamat!

Pembangunan RISHA juga bisa dilaksanakan secara pararel dengan pekerjaan pondasi, instalasi RISHA, pekerjaan arsitektur dan pekerjaan yang berkaitan dengan sistem mekanikal (mesin), sistem elektrikal (kelistrikan), dan sistem plumbing (pemipaan), pekerjaan jalan, saluran dan pemipaan air bersih.

Pemerintah juga mendorong penggunaan material fabrikasi seperti panel RISHA, Saluran U Ditch, Keramik HT 60x60 cm dan pintu UPVC dengan material yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang cukup tinggi.

Rumah Relokasi Korban Gempa Cianjur RISHA Kementerian PUPR realestat.id dok
Rumah bagi Korban Gempa Cianjur (Foto: Kementerian PUPR)

Adanya bencana alam yang melanda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini membuat banyak kerusakan yang terjadi khususnya infrastruktur dan perumahan. Di sektor perumahan, bencana alam merusak sebagian besar rumah masyarakat yang tidak dibangun dengan kontruksi bangunan yang baik.

Hal tersebut tentunya harus segera diantisipasi dengan baik agar hunian masyarakat yang rusak bisa segera dibangun kembali dengan konstruksi bangunan yang lebih baik dan tentunya tahan gempa. Salah satu teknologi yang dikembangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) adalah pembangunan rumah tahan gempa dengan teknologi RISHA (rumah instan sederhana sehat).

Baca Juga: Seni dan Filosofi Arsitektur Rumah Panggung Tradisional Sulawesi

Pemanfaatan RISHA di Indonesia

Mengutip informasi yang ada di laman resmi Direktorat Jenderal Perumahan PUPR yakni www.perumahan.pu.go.id, pemerintah akan telah mengaplikasikan RISHA di beberapa daerah yang mengalami bencana alam seperti penanggulangan bencana di Aceh pasca tsunami dan gempa, penanganan gempa di Pidie Jaya 2016 – 2017.

Selain itu RISHA juga telah dibangun di NTB di tahun 2018 kemudian di Sulawesi Tengah 2018 - 2019, penanganan bencana di Sulawesi Barat, relokasi warga terdampak Siklon Seroja NTB dan NTT dan pada 2021 lalu untuk pembangunan huntap pasca erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.

Sedangkan pada 2022 lalu dimanfaatkan untuk merelokasi hunian masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang terdampak gempa bumi serta berada di jalur sesar aktif Cugenang.

Baca Juga: Arsitektur Rumah Jawa: Transformasi Bentuk dan Ruang dalam Desain yang 'Timeless'

Selain digunakan untuk pembangunan rumah, katanya, teknologi RISHA ini juga bisa dibangun untuk Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial  seperti sekolah, masjid, dan beberapa bangunan yang lainnya. Di NTB teknologi RISHA digunakan untuk kontruksi pasar, sekolah, masjid, perkantoran.

Pada tahun 2020 lalu Kementerian PUPR pernah membangun dua sekolah dengan menggunakan teknologi RISHA di Kecamatan Cilaku dan pasca gempa sekolah yang dibangun dengan teknologi RISHA terbukti tangguh dan bangunan sekolah itu juga tidak terdampak sama sekali.

Artikel ini ditulis oleh: Ristyan Mega Putra, S.Sos, M.Si; Pranata Humas Ahli Muda Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Onesiforus Elihu Susanto (Foto: Dok. realestat.id)
Onesiforus Elihu Susanto (Foto: Dok. realestat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)