RealEstat.id (Jakarta) – Perusahaan pengembang properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berhasil mencatatkan pendapatan berulang (recurring income) sebesar Rp346,2 miliar di kuartal I 2024.
Corporate Secretary PT Agung Podomoro Land, Tbk, Justini Omas menjelaskan, angka ini meningkat 2,5% dibanding Rp337,8 miliar recurring income pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pendapatan berulang APLN berada dalam tren peningkatan dari tahun ke tahun, seiring kinerja sektor perhotelan dan pusat perbelanjaan yang semakin solid dan kuatnya fundamental ekonomi nasional," terangnya.
Sementara itu, sepanjang Kuartal I 2024, APLN juga mencatatkan penjualan pemasaran (marketing sales) di luar PPN senilai Rp473,5 miliar, atau meningkat 95,6% dari Rp242,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Laba Agung Podomoro Land (APLN) Turun 43,5% di 2023, Apa Penyebabnya?
"Hal ini ditopang oleh gencarnya pembangunan dan penjualan proyek properti Perusahaan di berbagai daerah," tutur Justini Omas, dalam keterangan resmi yang dinukil dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia.
Dia menjelaskan, pendapatan berulang APLN menyumbang sekitar 48,6% dari total penjualan dan pendapatan Perseroan sepanjang kuartal I 2024.
Perusahaan membukukan nilai penjualan dan pendapatan kuartal I 2024 sebesar Rp712,8 miliar dibandingkan Rp 1,1 triliun pada kuartal I-2023.
“Di tengah situasi nasional dan global yang sangat dinamis, kenaikan pendapatan berulang menunjukkan stabilitas dan keberlanjutan segmen bisnis yang menghasilkan pendapatan secara terusmenerus bagi Perusahaan," jelasnya.
Baca Juga: Tancap Gas di 2024, Podomoro Park Bandung Segera Luncurkan Ruko La Plaza Tahap Dua
Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan strategi Perusahaan dalam menjaga dan mengoptimalkan sumber pendapatan dari bisnis perhotelan, sewa properti, dan pusat perbelanjaan yang secara konsisten memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan.
Justini menegaskan Perusahaan terus berupaya memperkuat fundamental bisnis melalui berbagai strategi yang solid dan terukur baik dari sisi penjualan dan pendapatan maupun manajemen biaya.
Dari sisi penjualan dan pendapatan, beberapa inisiatif dilakukan untuk mengoptimalkan penjualan proyek properti APLN yang tersebar pada sejumlah wilayah di Indonesia.
Kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, salah satunya perbankan, dilakukan demi mendorong daya beli masyarakat agar semakin mudah mengakses produk properti Perusahaan di tengah tren tingginya suku bunga pembiayaan.
Baca Juga: Gandeng LinkTown, Agung Podomoro Land Pasarkan Dua Proyek Properti via Digital Marketing
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat juga turut menciptakan peluang bagi Perusahaan untuk memaksimalkan potensi bisnis.
Menurutnya, ini menunjukkan bahwa Perusahaan mampu beradaptasi dan tetap kompetitif di tengah kondisi industri yang menantang.
"Inisiatif tinggi Perusahaan dalam mengembangkan proyek eksisting diharapkan terus mendorong kualitas nilai proyek-proyek yang sudah berjalan dan memberikan manfaat lebih besar bagi para pemangku kepentingan,” jelas Justini.
Saat ini APLN terus mengoptimalkan penjualan proyek properti di daerah seperti Bukit Podomoro Jakarta di kawasan Jakarta Timur, Podomoro Park Bandung, Podomoro Golf View di Cimanggis, Kota Podomoro Tenjo di Bogor, Parkland Podomoro Karawang dan Kota Kertabumi di Karawang.
Baca Juga: Tepat Waktu, Agung Podomoro Helat Serah Terima Unit Kota Kertabumi Karawang
APLN juga masih memiliki dan mengelola sejumlah pusat perbelanjaan premium di Jakarta dan berbagai kota besar di Indonesia, di antaranya: Kuningan City, Senayan City, Emporium Pluit, Central Park, Neo Soho, Deli Park Medan, Baywalk, Festival CityLink Bandung, dan Plaza Balikpapan.
Perusahaan juga memiliki sejumlah hotel premium di antaranya Pullman Ciawi Vimala Hills, Pullman dan Ibis Styles Bandung Grand Central, Harris dan Pop! Festival CityLink Bandung, Indigo Bali Seminyak, Amaris Thamrin City, dan 101 Urban Jakarta Kelapa Gading.
Justini menambahkan dari sisi strategi manajemen biaya, Perusahaan juga berupaya melakukan berbagai langkah efisiensi dalam operasional bisnis, termasuk menurunkan beban bunga dan biaya keuangan.
Pada kuartal I 2024, beban bunga dan biaya keuangan Perusahaan tercatat Rp110,2 miliar, berkurang 30,1% dari Rp157,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu seiring penurunan jumlah utang Perusahaan.
“Pengurangan beban bunga dan biaya keuangan akan menjadi salah satu pilihan strategi efisiensi Perusahaan ke depan,” tambah Justini.
Baca Juga: Kembangkan Bukit Podomoro Business Park, Agung Podomoro Gandeng Nusa Cipta Raya
Di antara langkah efisiensi beban bunga dan keuangan yang dilakukan perusahaan adalah dengan cara mencari sumber pembiayaan yang lebih murah.
Perusahaan akhirnya memperoleh tambahan pinjaman dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk senilai Rp1 triliun. Pinjaman yang ditarik pada 27 Mei 2024 tersebut digunakan untuk melunasi Senior Notes milik APL Realty Holdings Pte. Ltd., anak usaha APLN di Singapura.
Pinjaman tersebut merupakan tambahan plafon dari fasilitas kredit yang sebelumnya telah diperoleh Perusahaan sejak 7 Juli 2023 dengan total outstanding senilai Rp1,95 triliun.
Menurut Justini, dengan perolehan transaksi pinjaman ini Perusahaan berhasil mengonversi pinjaman dollar Amerika Serikat ke dalam Rupiah.
"Penghasilan Perusahaan saat ini dalam bentuk Rupiah, sehingga di masa depan pertumbuhan APLN diharapkan akan lebih positif,” pungkasnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News