Pinhome Sebut Pasar Rumah Tapak di Tangerang Tumbuh Pesat, Bagaimana Jakarta?

Pasar rumah tapak di Tangerang dipengaruhi penetapan BSD sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga mampu menarik investasi besar-besaran.

Ilustrasi pasar rumah tapak di Tangerang dan Jakarta. (Sumber: Pixabay/OleksandrPidvalnyi)
Ilustrasi pasar rumah tapak di Tangerang dan Jakarta. (Sumber: Pixabay/OleksandrPidvalnyi)

RealEstat.id (Jakarta) - Kondisi pasar rumah tapak di Tangerang Raya sedang mengalami tren pertumbuhan harga yang pesat. Lantas, bagaimana dengan Jakarta?

Menurut data Home Value Index (PHVI) kuartal IV-2024 yang dirilis Pinhome, harga rumah di area Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan terus naik di hampir semua tipe.

Kenaikan harga untuk rumah type 54 atau yang lebih kecil di Kabupaten Tangerang naik sebesar 6%. Sedangkan harga hunian tapak di Kota Tangerang Selatan terdongkrak hingga 8%.

Peningkatan yang terjadi pada pasar rumah tapak di Tangerang tersebut berkaitan dengan ditetapkannya BSD sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Oktober 2024 lalu.

Baca Juga: Pengaruh Insentif Pajak dan Lonjakan Suku Bunga KPR Bagi Sektor Properti: Riset Pinhome

Menurut CEO & Founder Pinhome, Dayu Dara Permata penetapan status Kawasan Ekonomi Khusus pada BSD tersebut mampu menarik investasi besar-besaran dan mendorong pembangunan infrastruktur.

"Peningkatan aktivitas ekonomi akan meningkatkan daya tarik kawasan ini (Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan) bagi para pencari properti dan akhirnya mendorong kenaikan harga jual rumah," kata Dayu.

Sedangkan untuk area lain sekitar Jakarta, harga jual rumah pada semua tipe di Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) tetap stabil secara kuartalan.

Lalu, apakah pasar rumah tapak di Jakarta juga mengalami tren positif?

Baca Juga: Harga Cenderung Turun, Pinhome: Saatnya Beli Rumah Pertama

Tren Pasar Rumah Tapak di Jakarta

Dayu Dara menjelaskan lebih lanjut bahwa tren pasar menunjukkan peluang yang lebih kompetitif pada pasar rumah dijual di Jakarta

Harga jual rumah di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat cenderung stabil hingga menurun.

Kondisi ini terjadi untuk rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 120.

Sedangkan harga jual rumah di Jakarta Selatan dalam kondisi stabil, dengan kenaikan hingga 9% di Jagakarsa.

Baca Juga: Nilai Kawasan Pengembangan Rumah Tapak di Jabodetabek Bisa Cepat Naik, Ini Syaratnya!

Sementara untuk rumah type 201 atau yang lebih besar, harga rumah juga tetap stabil.

Adapu penurunan harga hanya terjadi di Cengkareng, Jakarta Barat (-5%) dan Jagakarsa, Jakarta Selatan (-4%).

“Area Jakarta pada kuartal IV-2024 cenderung mengalami ketahanan pasar atau bahkan penurunan harga jual," jelas Dayu.

Baca Juga: Dipimpin Tangerang dan Bekasi, Pasar Perumahan Tapak di Jabodetabek Terus Bertumbuh

Dayu berpendapat tren kenaikan harga jual saat ini harus dipandang sebagai peluang bagi calon pembeli agar lebih bijak dalam membuat keputusan.

“Ini saatnya konsumen menggali pilihan dan memanfaatkan teknologi untuk mengakses informasi yang lebih transparan serta akurat,” pungkas Dayu Dara.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Kawasan CBD Jakarta (Foto: Realestat.id)
Kawasan CBD Jakarta (Foto: Realestat.id)
Perumahan Graha Laras Sentul (Foto: Realestat.id)
Perumahan Graha Laras Sentul (Foto: Realestat.id)