RealEstat.id (Jakarta) – Berkembangnya digitalisasi dan penetrasi internet di Indonesia, mendorong industri properti beralih ke teknik pemasaran omni-channel yang mengedepankan kemudahan proses pencarian produk. Pasar terbilang sangat besar, karena menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pengguna internet di Tanah Air telah mencapai 202,6 juta.
Omni-channel marketing menitikberatkan kepada implementasi strategi pemasaran yang mengombinasikan penjualan secara online dan in-store yang terhubung dengan satu branding narasi yang konsisten. Dalam omni-channel marketing, strategi periklanan terintegrasi dan bertujuan pada pengalaman konsumen dibandingkan mengedepankan kuantitas.
Baca Juga: Strategi Penjualan Omni Channel Perlu Dimanfaatkan di Sektor Properti Ritel
"Makin tereksposnya Generasi Milenial dan Generasi Z terhadap perkembangan teknologi digital menjadi tantangan sendiri untuk para pengembang properti, penerapan omni-channel marketing memastikan bahwa pengalaman pelanggan tetap konsisten di semua channels, dengan menyatukan semua titik penjualan dengan satu narasi yang selaras dengan identitas brand itu sendiri," imbuh Michael Ignetius Kauw, VP Corporate Sales Lamudi.co.id.
Berdasarkan Riset Tren Pasar Properti semester I-2021 perusahaan teknologi yang bergerak di bidang properti (PropTech), Lamudi.co.id, dalam lima tahun terakhir demografi pencari properti usia 25 sampai 45 meningkat dan dipimpin oleh mereka yang ada di umur 25 sampai 34 sebagai kelompok pencari properti yang terbanyak.
"Generasi milenial dan Generasi Z menginginkan kemudahan dalam setiap proses perjalanan properti dari pencarian hingga pembelian. Demografi ini menginginkan kemudahan informasi dan tentunya adanya kesinambungan narasi antara penjualan online dan offline," tutur Michael Ignetius Kauw dalam diskusi Bincang Properti: Strategi Omnichannel: Kunci Gaet Next-Gen Property Buyers pada tanggal 12 Oktober 2021.
Baca Juga: 6 Strategi Mudah Pemasaran Properti Dari Nol
Pada kesempata tersebut, Theresia Rustandi, Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estat Indonesia (DPP REI) menerangkan, meningkatnya preferensi para pengembang properti terhadap metode pemasaran hybrid (offline dan online) menunjukkan bahwa industri properti Tanah Air makin terbuka terhadap penggunaan teknologi untuk meningkatkan layanannya.
Skema Roadmap Digital Indonesia 2021-2024 yang dikeluarkan oleh Kemenkominfo, terang Corporate Secretary PT Intiland Development, Tbk ini, telah mengategorikan industri real estat sebagai sektor ekonomi prioritas.
Penerapan strategi omni-channel dalam pemasaran properti menunjukkan bahwa teknologi tidak semata-mata menggantikan pelaku industri properti, melainkan mendukung perkembangan sektor itu sendiri.
Baca Juga: Penting: Penerapan Marketing Mix 7P untuk Properti
"Sebagai pelaku industri properti sudah semestinya kami beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital. Perlu ditekankan kepada seluruh developer Indonesia bahwa pemasaran online dan offline bukanlah sebuah opsi melainkan sebuah keharusan," kata Theresia Rustandi.
Sementara itu, Albert Sanjaya, General Manager Cimanggis Golf Estate by Artha Graha Network menekankan, metode pemasaran online tidak akan menghapus pentingnya pemasaran yang selama ini dijalankan secara in-store.
"Adanya peningkatan preferensi pengembang terhadap metode pemasaran online tidak akan menggantikan penjualan in-store yang sudah dijalankan selama ini. Justru pemasaran online harus berjalan seiringan dari penjualan offline untuk meningkatkan kepuasan generasi milenial dan generasi Z ini. Itulah esensi dari strategi omni-channel marketing," terang Albert Sanjaya.