RealEstat.id (Tangerang) – Di industri properti, pengembang dan perbankan ibarat dua sisi mata uang yang saling membutuhkan. Di skala yang lebih besar, keduanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mengerakkan perekonomian nasional.
Ade Lukito, Vice President Consumer Loan PT Bank Central Asia, Tbk (Bank BCA) menyatakan, tak bisa dipungkiri kinerja pembiayaan bank didukung sinergi dengan pengembang yang memasarkan produk properti mereka.
"Dengan kolaborasi antara pengembang dengan perbankan, konsumen bisa mendapat kemudahan memiliki hunian lewat KPR (kredit pemilikan rumah). Bahkan, data Bank Indonesia menyebut, sebanyak 70% - 80% konsumen memakai fasilitas KPR," kata Ade Lukito dalam acara Elevee Media Talk yang digelar di Alam Sutera, Tangerang, Selasa (16/1/2024).
Baca Juga: Progres Pembangunan Sesuai Rencana, Elevee Condominium Targetkan Serah Terima Awal 2025
Tahun ini, imbuhnya, Bank BCA optimistis sektor properti Tanah Air akan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, kendati 2024 merupakan tahun politik. Pasalnya, kondisi makro ekonomi masih baik, apalahgi dibanding dengan kondisi pandemi beberapa tahun lalu.
"Saat pandemi, debitur menghadapi dampak yang tak pernah dihadapi sebelumnya. Untungnya, kebijakan yang diambil pemerintah sangat pro industri dan masyarakat," katanya.
Ade mengungkapkan, di tahun 2020 lalu pasar KPR jatuh, karena aturan PSBB dan PPKM, sementara sebagian masyarakat tidak memiliki kemampuan. Untuk itu, Bank BCA membantu debitur dengan memberi grace period dan memperpanjang tenor KPR.
"Bisa dibilang, saat pandemi bank tidak mengedepankan bisnis, tapi lebih pada pendekatan kemanusiaan," tuturnya.
Baca Juga: Konsumen End User Mendominasi, Pasar Apartemen Tetap Seksi Jelang Tahun Politik
Di sisi lain, ternyata pengembang sudah siap menawarkan hunian yang disesuaikan dengan behavior konsumen di masa pandemi. Misalnya menyediakan open space dan ruangan lebih luas untuk bekerja.
Dia menambahkan, pasca pandemi, produk yang ditawarkan kian beragam dan inovatif. Tentunya hal ini yang memberikan keuntungan bagi para konsumen.
“Tak bisa dipungkiri, perbankan dan pengembang saat pandemi bersinergi menggerakkan pasar. Salah satunya memberikan tenor kredit hingga 25 tahun dan ternyata saat ini banyak konsumen di bawah umur 30 tahun yang memanfaatkannya,” jelas Ade Lukito.
Optimisme Bank BCA ini dibuktikan dengan nilai outstanding pembiayaan KPR sebesar Rp117,9 tiliun atau tumbuh 11,5% secara tahunan (YoY) per September 2023.
Baca Juga: Eco Green Living: Empat Pilar Pengembangan Hunian Hijau Berkelanjutan
Sementara itu, Alvin Andronicus, Chief Marketing Officer Elevee Condominum menegaskan, bergeraknya perekonomian yang dilakukan oleh pengembang biasanya karena adanya pembangunan infrastruktur.
Seperti Alam Sutera dengan adanya pintu tol langsung ke dalam kawasannya pada 2009 membuat kawasan seluas 800 hektar ini makin berkembang.
“Alam Sutera dikembangkan sejak tahun 1994 dan saat ini bukan hanya sebagai kawasan hunian saja, tapi sudah berkembang menjadi kawasan superblok yang besar dengan beragam properti. Sehingga kita, bukan hanya sekedar pengembang yang membangun properti, tapi juga membangun kehidupan di dalamnya,” tegas Alvin.
Menurutnya, keberadaan Alam Sutera saat ini telah menjadikan kawasan yang menjadi barometer industri properti di Tanah Air, dan khususnya Jabodetabek.
Baca Juga: WNA Makin Mudah Punya Properti, Elevee Condominium Bidik Market Ekspatriat
Selain itu, pengembangan sebuah properti akan memiliki sifat multiplier effect yang cukup besar terhadap kegiatan industri lainnya. Selain itu juga menciptakan lapangan pekerjaan hingga pendapatan baru dan pajak daerah hingga memberikan peningkatan nilai properti disekitarnya.
Alvin menambahkan, Alam Sutera telah menjadi new territory yang menjanjikan karena konsep properti yang kita tawarkan adalah township development.
“Dengan perencanaan yang matang dan konsep yang kuat, sebuah proyek township akan memiliki nilai yang memberikan rasa nyaman untuk hunian, dan juga sebagai kawasan bisnis. Dan untuk mewujudkan produk properti yang ada seperti hunian, maka diperlukan perbankan dalam pembiayaannya kepada masyarakat,” jelas Alvin.
Tangerang Raya Jadi Magnet Industri Properti
Ade Lukito mengakui, Jabodetabek adalah penyumbang terbesar dalam penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kawasan Tangerang Raya adalah area penyumbang tebesarnya.
Beberapa faktor seperti infrastruktur yang memadai di kawasan Tangerang Raya, menjadi salah satu sebab masyarakat mencari hunian di kawasan ini.
Faktor lain, adalah konsep produk dan juga reputasi developer jadi acuan masyarakat dalam memilih properti atau huniannya.
Baca Juga: Jadi Trendsetter Township di Barat Jakarta, Alam Sutera Hadirkan Produk Berkarakter
Di Tangerang dan Serpong banyak properti yang dikembangkan developer besar, seperti Alam Sutera, pasca adanya pintu tol langsung pada 2009, kawasan ini kian diminati dan hingga kini Alam sutera berkembang pesat dengan adanya beragam properti untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Untuk itu Alam Sutera menurut Alvin Andronicus selalu mengembangkan produk yang berkarakter dan berbeda. Ia mencontohkan, Elevee adalah hunian vertikal dengan konsep kondominium yang memiliki dimensi unit lebih luas dibanding produk hunian vertikal disekitarnya.
“Ukuran terkecil di Elevee Condominium itu 87,8 meter persegi. Dan Elevee berada di dalam area seluas 19 hektar yang dinamai Escala dan di dalamnya ada fasilitas hutan kota seluas 4 hektar. Dan di kawasan ini akan diisi beragam fasilitas dan akan menjadi jantung kehidupan, central living Alam Sutera karena lokasinya strategis. Di dalam Elevee Condominium juga memiliki beragam fasilitas yang memanjakan penghuninya,” terang Alvin yang menegaskan saat ini tersisa 100-an unit dari dua tower yang dipasarkan.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News