Pengelolaan Sampah di IKN Nusantara Diantisipasi Sejak Dini

Ribuan pekerja konstruksi yang tinggal dalam jangka waktu lama di IKN Nusantara, tentunya akan menghasilkan sampah yang tidak sedikit.

Ristyan Mega Putra (Foto: dok. realestat.id)
Ristyan Mega Putra (Foto: dok. realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Munculnya sampah merupakan salah satu momok yang ingin dihindari dalam sebuah lingkungan kehidupan. Akan tetapi sampah pada dasarnya merupakan salah satu dampak dari minimnya kesadaran individu maupun kelompok masyarakat yang tidak menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Hingga saat ini, banyak pihak yang menilai sampah hanya perlu dibuang di tempat sampah. Kumpulan sampah yang tidak dipilah hanya terus ditumpuk dari waktu ke waktu  serta dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa ada upaya untuk mengolahnya.

Banyak kota-kota besar di Indonesia juga mengalami masalah persampahan yang tidak ada ujung solusinya. Ibu Kota Jakarta, saat ini pun masih membuang sampahnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi. Tumpukan sampah yang menggunung bahkan kini bisa di lihat di berbagai tayangan media sosial dan bahkan menjadi viral.

Baca Juga: Chandra Asri Resmikan Pengelolaan Sampah Terintegrasi IPST ASARI

Pengelolaan Sampah di IKN Nusantara

Pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menjadi hal penting dalam sejarah bangsa Indonesia. IKN Nusantara bukan sekadar membangun infrastruktur tapi juga membangun kesadaran semua pihak untuk melakukan pengelolaan sampah, tidak hanya mengumpulkan dan memilah, tetapi juga agar memiliki nilai manfaat dan ekonomi.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) berupaya mengantisipasi timbulnya masalah persampahan yang dapat muncul di kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Ribuan pekerja konstruksi yang tinggal dan menetap dalam jangka waktu yang cukup lama guna membangun infrastruktur, tentunya juga akan menghasilkan sampah yang tidak sedikit.

Apabila hal tersebut tidak diantisipasi sejak dini, tentunya masalah sampah di IKN Nusantara bisa menjadi pekerjaan rumah yang berat. Sebab, sampah yang awalnya sedikit dan terus biarkan tanpa diolah, akan menjadi tumpukan sampah yang sulit terurai, apalagi sampah plastik.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Rumah Tapak Jabatan Menteri di IKN Nusantara Rampung di 2024

Guna menangani masalah sampah di kawasan IKN, Kementerian PUPR berkolaborasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Bank BNI) untuk membangun bank sampah di IKN Nusantara.

Bank sampah tersebut  nantinya akan mengelola persampahan di kawasan HPK IKN Nusantara. Dengan demikian, sampah yang dihasilkan dapat dipilah dan didaur ulang, sehingga memiliki nilai ekonomi serta tidak mencemari lingkungan.

Masalah persampahan di IKN harus dapat diantisipasi sedini mungkin agar pengelolaannya dapat dilaksanakan oleh semua pihak secara baik dan profesional. Pengelolaan sampah di IKN Nusantara juga bukan menjadi tugas Kementerian PUPR dan Bank BNI saja, tetapi harus dilaksanakan oleh semua pihak. 

Pemerintah tentunya sudah menerima berbagai tawaran kerja sama dalam rangka pengelolaan sampah di IKN. Gerak cepat Bank BNI yang berencana membangun bank sampah langsung disambut agar pembangunan infrastruktur dan pengelolaan persampahan dapat berjalan secara pararel. 

Baca Juga: Kementerian PUPR Gandeng BNI Bangun Bank Sampah di IKN Nusantara

Jadi, nantinya sampah-sampah yang ada di kawasan pembangunan IKN akan di kelola agar dapat dipilah—baik sampah organik maupun anorganik—untuk kemudian di daur ulang dan menghasilkan produk lain yang bernilai ekonomi.

Mengapa pembangunan bank sampah sementara difokuskan di lingkungan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) yang dibangun di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur? Hal itu disebabkan sampah dari ribuan pekerja konstruksi yang tinggal dan bekerja membangun infrastruktur di IKN sangat banyak dan harus diantisipasi sedini mungkin supaya tidak mencemari kawasan IKN yang hijau.

Di sisi lain, pembangunan IKN Nusantara yang mengusung konsep green and smart city mengharuskan pengelolaan sampah dilakukan tanpa mencemari lingkungan.

Misalnya, sampah organik diolah menjadi kompos untuk menjadi media tanam dan menghasilkan maggot, sementara sampah plastik didaur ulang sehingga memiliki nilai ekonomi. Untuk itu, pemasangan alat pencacah sangat diperlukan untuk mengolah berbagai jenis sampah.

Baca Juga: 12 Tower Hunian Pekerja Konstruksi di IKN Nusantara Sudah Siap Huni

Pihak Bank BNI pun bergerak memberikan pelatihan bagi para pekerja konstruksi untuk memilah sampah. BNI Agen46 yang akan mengelola sampah di HPK IKN melalui metode bank sampah, mengedukasi para pekerja agar bisa ikut "menabung sampah".

Bank BNI juga menawarkan bantuan fasilitas kredit dan modal untuk para pedagang di sekitar IKN sehingga ekosistem digitalisasi bisa terwujud. Ya, green and smart city di IKN tentunya akan terwujud apabila ada kepedulian kita terhadap sampah.(*)

Artikel ini ditulis oleh: Ristyan Mega Putra, S.Sos, M.Si; Pranata Humas Ahli Muda Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Onesiforus Elihu Susanto (Foto: Dok. realestat.id)
Onesiforus Elihu Susanto (Foto: Dok. realestat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)