Peluang dan Tantangan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di 2024

Seyogianya Pemerintah lebih memperhatikan regulasi yang mengatur soal pengembangan perumahan murah bagi MBR di tahun 2024 mendatang.

Foto: Dok. Kementerian PUPR
Foto: Dok. Kementerian PUPR

RealEstat.id (Jakarta) – Pasar perumahan, khususnya yang menyasar MBR (masyarakat berpenghasilan rendah), di tahun 2023 ini cukup menantang. Kendati demikian, hal tersebut masih bisa dihadapi dengan sejumlah inovasi dan strategi yang diterapkan.

"Jadi memang secara umum kondisinya cukup baik, hanya perlu kerja lebih keras. Tetapi khusus untuk perumahan MBR, peluangnya selalu bagus. Apalagi angka backlog perumahan juga masih cukup tinggi dan masih terus bertambah," ungkap Asmat Amin, Founder Arrayan Group, pengembang yang fokus membangun rumah subsidi.

Untuk itu, jelasnya, seyogianya Pemerintah lebih memperhatikan regulasi yang mengatur soal pengembangan perumahan murah bagi MBR di tahun 2024 mendatang.

"Misalnya, Pemerintah menambah kuota rumah subsidi, karena di setiap akhir tahun sering kehabisan kuota," kata Asmat Amin.

Baca Juga: FLPP: 'Jalan Tol' Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Dapatkan Rumah Layak Huni

Selain dari sisi kuota, dia menyarankan agar perizinan untuk pembangunan perumahan MBR juga harus dipermudah ke depannya. Salah satunya adalah proses perizinan AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) yang seharusnya bisa dipermudah.

Di samping itu, Asmat Amin juga menyoroti pembiayaan perbankan (Kredit Pemilikan Rumah/KPR) untuk MBR yang bekerja di sektor informal (non-fix income) yang menurutnya perlu bantuan.

"Sampai saat ini realisasinya juga belum berjalan dengan lancar. Jadi harus dikebut lagi, karena masyarakat di sektor informal juga harus bisa memiliki rumah layak huni," tegasnya.

Selanjutnya, Asmat Amin mengusulkan agar kebijakan stimulus pajak properti berupa pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) bisa dilakukan secara permanen, bukan situasional seperti saat ini.

"Mungkin hal ini bisa diberikan untuk rumah dengan harga Rp600 juta ke bawah," pungkasnya.

Baca Juga: Pemerintah Naikkan Harga Rumah Subsidi, Ini Besarannya di Tahun 2023 dan 2024

Mayoritas Milenial Indonesia Masuk Kelompok MBR

Komposisi penduduk terbesar di Indonesia merupakan generasi milenial dan Gen Z, di mana mereka rata-rata masuk ke dalam kelompok MBR. Dari data BPS Tahun 2020, terdapat 70,72% penduduk dalam usia produktif (15 - 64 tahun), dengan laju pertumbuhan sebesar 1,25%.

Populasi penduduk yang merupakan milenial mencapai 25,87% atau sebanyak 69,9 juta jiwa dengan penghasilan rata-rata Rp3,19 juta, sedangkan untuk Gen Z mencapai 27,94% atau sebanyak 75,4 juta jiwa dengan rata-rata penghasilan Rp2,01 juta.

Berdasarkan Indonesia Milenial Report alasan para milenial tidak membeli rumah sebagian besar karena belum mampu secara finansial (53%), belum menemukan yang tepat (29%), masih ada cicilan lain (10%), belum perlu (5%) dan belum terpikir (3%).

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik  berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)