Peduli Lingkungan, Perusahaan Wajib Terapkan Sistem 'Zero Waste to Landfill'

Zero Waste to Landfill adalah konsep yang bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan sampah dan limbah sebagai bahan baku untuk proses lain.

Foto: Dok. Freepik.com
Foto: Dok. Freepik.com

RealEstat.id (Jakarta) – Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap permasalahan dan pengelolaan sampah, hingga saat ini dinilai masih memerlukan perhatian khusus.

Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan per bulan Mei 2024 menunjukkan, di 171 kota di Indonesia tahun 2023, masih ada sekitar 33,85% atau setara 6.737.665,98 (ton/tahun) sampah yang belum terkelola.

Sementara, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut, pada tahun 2022 tercatat lebih dari 65,83% sampah berakhir di landfill atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Baca Juga: GBCI: Bangun Properti Hijau Sekarang atau Properti Anda Tidak Relevan di Masa Depan!

Melihat fakta tersebut, sudah selayaknya masyarakat secara pribadi maupun organisasi perusahaan, memberikan perhatian lebih pada pengelolaan sampah untuk melindungi dan merawat lingkungan.

"Pada sebuah organisasi perusahaan, jika bisnis Anda sedang mempertimbangkan keberlanjutan dengan serius, Anda mungkin bersinggungan dengan program zero waste to landfill," terang Christina Ng, Head of Facilities Management Colliers Indonesia.

Dia mengatakan, Zero Waste to Landfill adalah konsep yang bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan bahan limbah sebagai bahan baku untuk proses lain.

Melalui penerapan ini, ekosistem terpadu tercipta, berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan secara menyeluruh.

Baca Juga: Adhi Karya Segera Selesaikan RDF Plant Bantargebang, Terbesar di Indonesia

"Selain itu, dari sudut pandang perusahaan organisasi dan gedung komersial, konsep ini juga membantu dalam memaksimalkan implementasi Environmental, Social, Governance (ESG),” tutur Christina Ng.

Bagi organisasi korporat, imbuhnya, sangat penting untuk mengukur kontribusi bulanan mereka terhadap keberlanjutan yang sejalan dengan strategi ESG perusahaan.

"Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan memiliki Laporan Keberlanjutan, yang berkontribusi pada tujuan agar tercapai Keuangan Berkelanjutan," terang Christina Ng.

Lantas, bagaimana prinsip ESG sejalan dengan zero waste, dan di mana investasi berkelanjutan dapat dilakukan?

Baca Juga: Pengelolaan Sampah di IKN Nusantara Diantisipasi Sejak Dini

Hampir semua peringkat ESG yang ada termasuk di dalamnya manajemen limbah dan penggunaan bahan digunakan sebagai indikator kunci.

Menurutnya, dalam investasi berkelanjutan, faktor ESG memainkan peran yang signifikan, menekankan pentingnya perusahaan menganggap peringkat ESG dengan serius.

Hal ini menegaskan perhatian yang diberikan oleh para investor terkait manajemen limbah. Terlepas dari industri yang dijalankan, perusahaan harus berusaha menuju ekonomi sirkular.

"Melalui penerapan tersebut, perusahaan Anda tidak hanya dapat mencapai efisiensi sumber daya, tetapi juga menciptakan peluang, berdampak pada berbagai sektor, dan meningkatkan kualitas hidup," pungkas Christina Ng.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik  berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)