Pasar Rumah Sekunder: Pasokan Bertambah, Harga Melandai

Secara bulanan, harga rumah sekunder di Indonesia turun 0,4% pada November 2021, namun secara tahunan terjadi peningkatan 2,6% dibanding tahun sebelumnya.

Rumah seken dijual (Foto: Dok. Realestat.id)
Rumah seken dijual (Foto: Dok. Realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Menjelang akhir tahun 2021, pasar properti kategori rumah bekas atau sekunder (secondary) mengalami fluktuasi. Hal ini terlihat dari laporan Flash Report yang dirilis Rumah123.com.

Dari edisi terbaru Flash Report, tercatat pergerakan harga yang merata terjadi di kota-kota besar, dengan diikuti dengan indeks suplai yang juga mengalami perubahan cukup signifikan.

Secara keseluruhan, harga rumah di Indonesia menurun 0,4% pada November 2021 dibandingkan Oktober 2021 (month-on-month). Meskipun demikian, data Rumah123.com yang didukung indeks internal 99.co memperlihatkan peningkatan harga rumah sekunder year-on-year, yakni sebesar 2,6% lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu.

Baca Juga: Insentif PPN Dongkrak Penjualan Perumahan Siap Huni

Hanya empat dari 13 kota dalam Flash Report mencatatkan kenaikan secara bulanan. Tren positif terlihat di pasar rumah sekunder Medan yang mengalami kenaikan harga bulanan tercepat, sebesar 2,5%.

Sementara itu, 11 dari 13 kota mengalami peningkatan harga secara tahunan (year-on-year/YoY). Peningkatan harga tahunan tercepat terjadi di Kota Yogyakarta, yakni sebesar 10,5%.

Di Jabodetabek, hanya Jakarta dan Depok yang mengalami peningkatan harga bulanan, yaitu sebesar 0,1%. Sementara Tangerang, Bogor dan Bekasi justru mengalami penurunan harga masing-masing sebesar -0,5%, -1,3%, dan -1,0%.

Baca Juga: Pasar Properti Syariah Tak Terpengaruh Pandemi, Apa Sebabnya?

Pada periode dari November 2020 hingga November 2021, terjadi peningkatan tren harga di Jabodetabek, dengan angka 1,4% di Jakarta, sementara itu di Tangerang sebesar 8,1%, Depok (0,1%), Bogor (1,1%), dan Bekasi (4,5%).

Untuk kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa, secara bulanan, Bandung mengalami peningkatan harga tipis 0,1%. Sementara itu, terjadi penurunan harga di Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Surakarta masing-masing sebesar -0,1%, -2,2%, -1,4% dan -1,4%.

Jika dilihat secara tahunan, semua kota mengalami peningkatan harga, kecuali Surabaya yang mengalami penurunan sebesar -1,0%. Harga di Kota Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta merangkak naik, masing-masing sebesar 3,4%, 3,0%, 10,5% dan 5,0%.

Baca Juga: 2022, Sektor Properti Tanah Air Siap 'Take Off' Lagi

Di luar Pulau Jawa, Kota Medan mengalami kenaikan harga bulanan sebesar 2,5%, sementara Kota Denpasar dan Makassar mengalami penurunan harga -2,5% dan -5,5% secara bulanan pada November 2021.

Di lain pihak, Medan dan Makassar mengalami kenaikan harga bulanan sebesar 9,3% dan 4,0% sedangkan Denpasar mengalami penurunan harga sebesar -4,7%.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik  berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)