RealEstat.id (Jakarta) – Meski dalam beberapa tahun terakhir terjadi ketimpangan antara pasokan dan permintaan apartemen di Jakarta, namun supply hunian vertikal di Ibu Kota tercatat meningkat tajam pada 2023 lalu.
Colliers Indonesia mencatat, pasokan apartemen di Jakarta sepanjang tahun 2023 mencapai 5.526 unit, naik signifikan dibanding total pasokan di 2022 yang hanya 1.484 unit.
Di kuartal terakhir 2023, satu proyek apartemen rampung, yakni Le’ Parc di kawasan Thamrin 9, dengan total 106 unit. Pasokan apartemen di Jakarta diprediksi masih akan tinggi dalam beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Catat! Serah Terima Apartemen Jakarta Naik 4 Kali Lipat di 2023
Di tahun 2024 ini, Colliers memperkirakan akan masuk sebanyak 5.582 unit apartemen ke pasar Jakarta. Di 2025, pasokan apartemen akan mencapai 3.316 unit, sedangkan di 2026 845 unit.
"Diperkirakan sebanyak 9.743 unit apartemen di Jakarta akan rampung hingga tahun 2026, di mana hampir 50% dari total unit berada di area Jakarta Selatan," Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia.
PPN DTP Dongkrak Permintaan
Sementara itu, aturan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) yang berlaku 2023 - 2024 menguntungkan pasar apartemen Jakarta dan akan memicu penjualan.
Data Colliers Indonesia menyebut, terdapat 10.581 stok unit yang memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif PPN tersebut. Unit kelas menengah ke bawah dengan harga Rp500 juta – Rp650 juta mendominasi stock tersebut, yakni 45%. Sedangkan, stok unit apartemen kelas atas (14%) dan menengah - atas (41%).
Baca Juga: Dua Faktor Penyebab Penjualan Apartemen di Jakarta Masih Stagnan
Sebagai informasi, stimulus PPN DTP pernah digelontorkan pemerintah di masa pandemi melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 21/2021 dan 6/2022.
Regulasi ini mengatur jangka stimulus sepanjang 18 bulan (Maret 2021 - September 2022), di mana insentif berlaku untuk unit sampai dengan Rp5 miliar.
Besaran potongan PPN pada Maret 2021 - Desember 2021 mencapai 100% untuk hunian di bawah Rp2 miliar dan 50% untuk harga Rp2 miliar – Rp5 miliar. Di rentang Februari 2022 – September 2022, potongan hanya 50% untuk hunian di bawah Rp2 miliar dan 25% untuk hunian seharga Rp2 miliar – Rp5 miliar.
Baca Juga: Tiga Kawasan ini Rajai Pasokan Apartemen Jabodetabek di 2024
Di peraturan baru, yakni PMK 120/2023, jangka waktu PPN DTP hanya 14 bulan (November 2023 – Desember 2024), di mana insentif hanya untuk Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sampai dengan Rp2 miliar.
Besaran potongan PPN pada November 2023 – Juni 2024 sebesar 100%, sedangkan Juli 2024 – Desember 2024 hanya 50%.
"Kondisi pasar apartemen di Jakarta 2024 merupakan time to buy. Pasalnya, selain penerapan insentif PPN dari pemerintah, tahun ini juga berpotensi terjadi penurunan BI Rate," kata Ferry Salanto.
Di samping itu, imbuhnya, harga apartemen saat ini cenderung "lebih murah" bila dilihat dari perbandingan price to income (PIR) ratio. Sedangkan, relaksasi VAT juga berlaku untuk WNA yang memiliki NPWP.
Baca Juga: Tak Ada Proyek Baru, Pasar Apartemen Jabodetabek di Titik Nadir?
Apartemen Ready Stock Paling Diminati
Colliers Indonesia mencatat, penjualan strata-title apartment di tahun tahun 2023 masih stabil, dibandingkan dengan tahun 2022. Permintaan Apartemen Strata di Jakarta pada 2023 berada di angka 1.375 unit, sedikit berbeda dengan angka di 2022 yang mencapai 1.389 unit.
Kendati demikian, konsumen terlihat lebih memilih apartemen yang telah rampung dibangun (ready stock). Angka take-up rate apartemen ready stock mencapai 94,60% di 2022 dan 94,37% di 2023.
Bandingkan dengan angka take-up rate di apartemen yang masih dalam pembangunan (under construction) yang hanya 55,30% di tahun 2022 dan
51,63% di 2023.
"Kami memperkirakan demand dapat naik 2% di tahun 2024 akibat diberlakukannya insentif PPN DTP. Meski demikian, harga apartemen stabil di angka Rp35,6 juta per meter persegi dan diperkirakan baru akan naik 1% hingga 2% dalam tiga tahun ke depan," pungkas Ferry.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News