Pasar Apartemen Jabodetabek Catat Tingkat Penjualan 93,5% di Kuartal III 2022

Transaksi apartemen di Jabodetabek pada Kuartal III 2022 didominasi proyek menengah dan menengah bawah, masing-masing 43,4% dan 42,7% dari total transaksi.

Apartemen Elvis Tower, Jababeka (Foto: realestat.id)
Apartemen Elvis Tower, Jababeka (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Hingga akhir September 2022, total pasokan kumulatif apartemen di Jakarta mencapai 353.378 unit, atau meningkat 0,56% secara kuartalan (QoQ) dan 5,4% secara tahunan (YoY), setelah rampungnya lima proyek selama Kuartal III 2022.

Total pasokan apartemen baru pada tiga kuartal awal 2022 ternyata lebih rendah -48% dibanding pasokan baru di periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sekitar 9.990 unit.

Selama periode yang sama, sebanyak dua proyek diluncurkan ke pasar, yang menambah total unit apartemen baru sebesar 1.049 unit (-36,7% YoY) ke pasokan yang akan datang. Demikian hasil riset Cushman & Wakefield Indonesia selama Kuartal III 2022.

Baca Juga: Tren Investasi Properti di Indonesia Saat Ekonomi Global Melambat

Kedua proyek yang baru diluncurkan tersebut merupakan tahap perluasan dari proyek yang ada, yakni Sky House Alam Sutera (Tower Barberry) dan Arumaya Residence (Tower 2). Proyek-proyek ini membuat total pasokan apartemen yang akan datang di Jabodetabek menjadi sekitar 133.395 unit.

Bersamaan dengan itu, Antasari Place—yang sebelumnya bernama 45 Antasari—meluncurkan kembali konsep baru mereka ke pasar pada akhir September 2022. Dari segi lokasi, semua proyek yang baru selesai dan baru diluncurkan berada di kawasan sekunder, khususnya wilayah Jakarta Selatan dan Tangerang.

Arief RahardjoDirector Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia menuturkan, tingkat penjualan pasar apartemen Jabodetabek selama Kuartal III 2022 tetap stabil dengan apartemen yang ada mencatat tingkat penjualan sebesar 93,5%, tingkat yang relatif sama dengan angka kuartal lalu dan angka tahun lalu sebesar 93,6%.

Baca Juga: Pasar Apartemen Jakarta Tunjukkan Tren Positif, Meski Harga Masih Stagnan

"Sementara itu, tingkat pra penjualan proyek apartemen yang direncanakan meningkat 2,7% sejak kuartal lalu menjadi 63,1%, atau menyisakan 49.199 unit inventori yang masih harus diserap," imbuh Arief Rahardjo.

Dalam hal tingkat penyerapan bersih, tingkat penyerapan bersih keseluruhan dari apartemen yang ada dan yang direncanakan mengalami peningkatan sebesar 31% dibandingkan dengan yang ada pada Kuartal II 2022.

Transaksi pada Kuartal III 2022 didominasi oleh proyek segmen Menengah dan Menengah Bawah, masing-masing sebesar 43,4% dan 42,7% dari total transaksi. Tingkat hunian meningkat sebesar 5,15% (QoQ) dan 19,2% (YoY) menjadi 57%.

Baca Juga: Properti Jakarta: Ritel dan Hospitality Berbenah, Perkantoran dan Apartemen Lesu

Peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh pelonggaran PPKM, karena kantor telah diizinkan untuk memberlakukan 100% work from office dan sekolah/universitas juga diizinkan untuk melanjutkan pembelajaran tatap muka secara penuh.

Di sisi lain, Rata-rata harga apartemen Jabodetabek terus meningkat sebesar 1,8% (QoQ) dan 4,6% (YoY), menjadi Rp45.400.000 per m2. Kenaikan harga tertinggi terjadi di daerah sekunder sebesar 4,0% (QoQ), sedangkan kenaikan harga di daerah lain relatif stabil.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)