Naik 36%, Jababeka (KIJA) Raih Pendapatan Rp2,38 Triliun di Semester I 2024

Pendapatan dari tanah dan bangunan pabrik Jababeka meningkat 139%, dari Rp17,5 miliar pada Semester I 2023 menjadi Rp 41,7 miliar pada Semester I 2024.

Kawasan Industri Kendal (Foto: Dok. Jababeka)
Kawasan Industri Kendal (Foto: Dok. Jababeka)

RealEstat.id (Jakarta) – PT Jababeka Tbk (KIJA) berhasil meraih pendapatan Rp2.378,2 miliar di Semester I 2024, atau meningkat 36% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Pilar Land Development & Property Jababeka tercatat mengalami peningkatan pendapatan sebesar 41% menjadi Rp1.409,2 miliar di Semester I 2024, dari Rp1.002,5 miliar di Semester I 2023, dengan seluruh sub-segmen dalam pilar tersebut menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun.

Segmen tanah matang KIJA meningkat 41%, dari Rp811,3 miliar pada Semester I 2023 (99% berasal dari Kendal) menjadi Rp1.142,9 miliar pada Semester I 2024 (89% berasal dari Kendal).

Sementara, pendapatan dari tanah dan bangunan pabrik Jababeka meningkat 139%, dari Rp17,5 miliar pada Semester I 2023 menjadi Rp 41,7 miliar pada Semester I 2024.

Selain itu, segmen real estat lain, yang terdiri dari tanah dan rumah, apartemen, ruang kantor dan ruko, serta sewa mengalami peningkatan pendapatan sebesar 29% menjadi Rp224,6 miliar pada semester pertama 2024, dibandingkan dengan Rp173,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Gandeng Pengembang Disneyland Jepang, Jababeka Residence Pasarkan Cluster Ibuki

Pendapatan Pilar Infrastruktur meningkat 31% menjadi Rp903,6 miliar pada semester pertama tahun 2024, dibandingkan dengan Rp691,5 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

Di sini, semua sub-segmen dalam pilar ini menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun.

Pendapatan dari segmen ketenagalistrikan meningkat dari Rp413,8 miliar pada Semester I 2023 menjadi Rp584,9 miliar pada Semester I 2024, terutama karena adanya peningkatan pembelian listrik dari PLN dan pengguna akhir industri di Cikarang dan Kendal, serta peningkatan biaya gas dari USD6,00 per MMBTU menjadi USD8,70 per MMBTU sejak Januari 2024.

Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan (air, air limbah, pengelolaan kawasan, dan lainnya) tumbuh 12% menjadi Rp201,5 miliar pada Semester I 2024, terutama karena peningkatan permintaan dari Kendal.

Terakhir, pendapatan dry port (CDP) meningkat dari Rp97,3 miliar pada Semester I 2023 menjadi Rp117,1 miliar pada Semester I 2024, yang terutama didorong oleh pertumbuhan peti kemas sebesar 11% dan peningkatan pendapatan dari penyimpanan.

Baca Juga: Lepas Properti Senilai Rp2,5 Triliun, Jababeka Targetkan Cash Balance Rp4 Triliun di 2024

Pilar Leisure & Hospitality Jababeka membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp65,4 miliar pada semester pertama tahun 2024, dari Rp61,0 miliar pada tahun sebelumnya.

Hal ini merupakan hasil dari kinerja yang lebih baik dari segmen pariwisata dan golf, yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar 16% dan 4%, menjadi Rp20,4 miliar dan Rp42,6 miliar pada Semester I 2024.

Segmen golf memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total pendapatan pilar Leisure & Hospitality pada Semester I 2024.

Pendapatan berulang yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur sebesar 38% dari total pendapatan pada semester pertama tahun 2024, dibandingkan dengan 39% pada semester pertama tahun 2023.

Kontribusi yang lebih rendah ini terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi (relatif) dari segmen Land Development & Property pada semester pertama tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Jababeka Ungkap Strategi Kurangi Beban Utang Sebesar USD100 Juta

Laba kotor Perusahaan meningkat 29% menjadi Rp1.009,6 miliar pada Semester I 2024. Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi KIJA untuk semester pertama tahun 2024 tercatat sebesar 42,5% dibandingkan dengan 44,5% pada Semester I 2023.

Alasan utama penurunan marjin laba kotor, yaitu karena marjin laba kotor tanah matang di Kendal menurun dari sekitar 50% di Semester I 2023 menjadi 43% di Semester I 2024, karena adanya revisi biaya yang diperlukan akibat dari perubahan pada rencana awal.

Sementara itu, marjin laba kotor yang sedikit lebih rendah untuk Pilar Infrastruktur, yaitu 34% di Semester I 2023 dibandingkan dengan 31% di Semester I 2024, terutama disebabkan oleh harga gas yang lebih tinggi.

KIJA mencatatkan laba bersih sebesar Rp269,8 miliar pada semester pertama tahun 2024 dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp381,5 miliar untuk periode yang sama tahun 2023.

Penyebab penurunan laba bersih ini adalah dampak dari pergerakan valuta asing (valas) dimana Perusahaan membukukan keuntungan bersih dari valas sebesar Rp312,3 miliar pada Semester I 2023 dibandingkan dengan kerugian valas sebesar Rp 258,0 miliar pada Semester I 2024.

Baca Juga: SD Darmono Kembali Jabat Direktur Utama, Ini Susunan Pengurus Baru Jababeka (KIJA)

“Jika tidak termasuk keuntungan dan kerugian selisih kurs yang belum direalisasikan, maka laba bersih Perusahaan akan menjadi Rp 522,1 miliar pada semester pertama 2024, dibandingkan dengan Rp80,4 miliar pada periode yang sama di 2023,” tutur Wakil Direktur Utama PT Jababeka (KIJA), Budianto Liman.

EBITDA Perseroan pada Semester I 2024 tercatat sebesar Rp856,3 miliar, meningkat 31% dibandingkan dengan Rp654,3 miliar pada semester pertama 2023, sebagian besar sejalan dengan peningkatan pendapatan dan laba kotor.

Total posisi kas konsolidasian Perseroan pada akhir semester pertama tahun 2024 tercatat sebesar Rp1.588,0 miliar, meningkat 45% dibandingkan Rp1.094,7 miliar pada akhir tahun 2023.

Selain itu, kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya pada akhir semester pertama tahun ini tercatat sebesar Rp262,5 miliar, sekitar setengahnya terdiri dari Rp127,9 miliar untuk dana cadangan bunga dan pokok yang disyaratkan oleh persyaratan pinjaman Mandiri.

Pada Semester I 2024, Kendal JV mengumumkan dan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya dengan total Rp322,9 miliar. Entitas anak yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan (PT Grahabuana Cikarang, pemegang saham Kendal JV) menerima 51% dari jumlah tersebut, atau sebesar Rp164,7 miliar.

Baca Juga: Kota Mandiri Jababeka Makin Digemari Warga dan Investor Korea, Ini Penyebabnya

Dalam hal penjualan pemasaran Land Development dan Properti, Perseroan mencapai Rp1.711,0 miliar pada semester pertama tahun 2024, setara dengan 68% dari target penjualan pemasaran setahun penuh sebesar Rp2.500 miliar, dan meningkat 14% dibandingkan dengan Rp1.505,6 miliar pada Semester I 2023.

Marketing sales dari Cikarang dan lainnya memberikan kontribusi sebesar 24%, sedangkan Kendal memberikan kontribusi sebesar 76%.

Penjualan dari produk industri (tanah dan/atau tanah dengan bangunan pabrik standar) berkontribusi 90%, sedangkan segmen residensial/komersial dan lainnya berkontribusi 10%.

Target marketing sales Perseroan untuk tahun penuh 2024 adalah sebesar Rp2,5 triliun, Rp1.150,0 miliar dari target tersebut berasal dari Cikarang & lainnya (Rp750 miliar dari pengembangan lahan dan bangunan industri di Cikarang, serta Rp400 miliar dari properti residensial dan komersial di Cikarang (termasuk Joint Venture) dan lainnya). Sisanya sebesar Rp1.350 miliar berasal dari perusahaan patungan di Kendal.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Proyek TanaMori, Labuan Bajo (Foto: Triniti Land)
Proyek TanaMori, Labuan Bajo (Foto: Triniti Land)
Sinar Mas Land Bersama Kemenkominfo RI Gelar Literasi Digital Bertajuk Perlindungan Data Pribadi (Foto: Istimewa)
Sinar Mas Land Bersama Kemenkominfo RI Gelar Literasi Digital Bertajuk Perlindungan Data Pribadi (Foto: Istimewa)
Peresmian Aeon Supermarket di Citra Raya Tangerang (Foto: Istimewa)
Peresmian Aeon Supermarket di Citra Raya Tangerang (Foto: Istimewa)
Bertemu dengan Magnum Estate, Menparekraf,  Sandiaga Uno (paling kanan) menekankan, Pemerintah terus bekerja untuk menciptakan lingkungan investasi yang menguntungkan dan menarik bagi investor asing. (Foto: Istimewa)
Bertemu dengan Magnum Estate, Menparekraf, Sandiaga Uno (paling kanan) menekankan, Pemerintah terus bekerja untuk menciptakan lingkungan investasi yang menguntungkan dan menarik bagi investor asing. (Foto: Istimewa)