Mengenal Lebih Dekat Teknologi Modular Untuk Konstruksi Hunian di Indonesia

Teknologi modular Rusun terbagi menjadi dua, yakni Flat Pack dan MOBOX, sementara rumah tapak terbagi menjadi tiga jenis, yakni RISHA, RUSPIN, dan BRIKON.

Ristyan Mega Putra (Foto: dok. realestat.id)
Ristyan Mega Putra (Foto: dok. realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Pembangunan infrastruktur perumahan untuk masyarakat saat ini tengah menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini sudah lebih dari 250 juta orang, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah populasi yang cukup besar sehingga penyediaan hunian bagi masyarakat sangatlah dibutuhkan.

Pemerintah tentunya tidak tinggal diam dalam menghadapi permasalahan di sektor perumahan ini.

Berbagai program perumahan terus digaungkan melalui Program Sejuta Rumah yang kini menjadi andalan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Program BSPS: Bedah Rumah Ala Pemerintah untuk Tingkatkan Kualitas Hunian Masyarakat

Tak hanya Pembangunan rumah tapak saja, pemerintah juga terus mendorong pembangunan hunian vertikal seperti rumah susun sehingga pemanfaatan lahan yang permukiman bisa lebih dioptimalkan.

Selain itu, berbagai teknologi dalam kontruksi bangunan untuk hunian juga terus dikembangkan agar pelaksanaan pembangunan di lapangan bisa dilaksanakan tidak hanya cepat tapi juga tetap menjaga kualitas bangunan yang ada.

Salah satu bentuk teknologi yang kini tengah di dorong oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) adalah penerapan industri beton pracetak dan prategang.

Saat ini mungkin kedua teknologi tersebut belum diktahui banyak oleh khalayak mengingat proses Pembangunan hunian masih dilaksanakan secara konvensional.

Ya, teknologi tersebut ke depan diharapkan mampu mempercepat pembangunan proyek perumahan baik rumah tapak maupun rumah susun untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Juga: Klinik Rumah Swadaya: Cara Mudah dan Murah Bangun Rumah Sederhana

Adanya pemanfaatan teknologi konstruksi tersebut juga mampu mendorong desain berbasis prototipe serta pengadaan melalui katalog elektronik sehingga meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Dalam Workshop Road Map Pengembangan Industri Beton Pracetak dan Prategang Pada Proyek Konstruksi di Indonesia, diketahui ada sejumlah proyek perumahan yang telah dibangun Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR menggunakan teknologi pracetak yakni Rusun dan Rusus.

Workshop ini digelar oleh Kementerian PUPR bekerja sama dengan Ikatan Ahli Pratecak dan Prategang Indonesia (IAPPI) dan Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) dalam Indonesia Building Technology Expo (IndoBuildTech) di ICE BSD City.

Teknologi modular untuk Rusun terbagi menjadi dua jenis yakni Flat Pack dan MOBOX. Untuk flat pack prosesnya dimulai dari shipment kemudian installation, joining dan sandwich panel installation.

Sedangkan untuk penggunaan MOBOX terdiri dari MOBOX arrangement, junction, joining, dan installation. MOBOX memiliki spesifikasi dimensi modul panjang 6 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 2,8 meter. Berat modulnya 650 kg dengan kapasitas muat 200 kg per meter persegi.

Baca Juga: Apa Sih Enaknya Tinggal di Rusun Mahasiswa?

Untuk penerapan teknologi modular Rusun telah dilaksanakan Kementerian PUPR di Ibu Kota Nusantara (IKN) yakni pada tahun 2022 untuk proses pembangunan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) 1 sebanyak 10 tower dan HPK 2 sebanyak 6 tower pada tahun 2024 lalu yang juga mendapatkan Rekor dari MURI karena waktu pembangunan yang sangat cepat.

HPK tersebut menjadi tempat tinggal bagi para pekerja konstruksi yang bertugas membangun berbagai infrastruktur di IKN.

Berbeda dengan teknologi modular untuk rumah tapak terbagi menjadi tiga jenis yakni Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), Rumah Sistem Komponen Instan (RUSPIN) dan BRIKON.

Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) memiliki spesifikasi panel pracetak P1, P2 dan P3 serta plat, mur dan baut serta modul yang mudah dirakit di lapangan.

Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) merupakan sistem pracetak berukuran kecil dan ringan dengan berat 47 kg dan didesain dengan mempertimbangkan dapat dikerjakan oleh masyarakat umum dan diangkat oleh satu tenaga kerja.

Baca Juga: Menanti Purwarupa dan Standar Konstruksi Rumah Sederhana Bersubsidi

Sedangkan Rumah Sistem Komponen Instan (RUSPIN) merupakan sistem pracetak yang diterapkan untuk konstruksi rumah satu lantai tahan gempa.

Pembangunannya membutuhkan 3 sampai 4 orang pekerja untuk Pembangunan rumah Tipe 36. Spesifikasi RUSPIN terdiri dari 2 komponen, beton dengan tulangan baja, beton , tulangan utama serta sambungan.

Untuk pengembangan teknologi pracetak untuk rumah tapak teknologi Brikon dimulai dari pemasangan joint box plat baja, pemasangan kolom dengan Brikon dengan menggunakan penyangga dari pipa baja dan ditarik dengan katrol yang portabel.

Teknologi Brikon dapat di desain dengan mudah serta penyimpanan material yang efisien sehingga mengurangi sampah konstruksi.

Teknologi sistem modular seperti Rusun berdasarkan data Kementerian PUPR telah dilaksanakan di lima provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Kalimantan Timur.

Baca Juga: Merdeka Dari Rumah Tidak Layak Huni

Sedangkan untuk rumah khusus yakni dengan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) di 12 provinsi dan Rumah Sistem Komponen Instan (RUSPIN) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Selain itu, teknologi pracetak untuk Rusun dan Rusus untuk masyarakat juga telah misalnya untuk rumah nelayan di Kota Padang, rumah untuk relokasi masyarakat terdampak bencana di Provinsi Sulawesi Tengah dan Jawa Barat serta pembangunan Hunian pekerja Konstruksi (HPK) di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Salah satu penerapan industri pracetak seperti sistem modular memiliki beberapa keunggulan seperti mobilisasi material yang mudah, efisiensi waktu, biaya yang lebih rendah, desain yang fleksibel serta memiliki kualitas yang konsisten.

Selain itu, sistem modular juga mampu mengurangi lombah konstruksi, mengurangi kebutuhan material dan energi di lokasi proyek, perbaikan dan perawatan yang mudah serta mampu mengurangi potensi gangguan di lokasi proyek.

Pengadaannya juga mudah dengan menggunakan katalog elektronik dan mampu mendorong produk dalam negeri serta memiliki komponen dalam negeri yang cukup tinggi.

Baca Juga: Membangun Karakter Generasi Muda Lewat Pembangunan Rusun

Tak hanya penggunaan teknologi pracetak dan prategang yang terus di dorong oleh pemerintah.

Tenaga kerja konstruksi yang bertugas membangun di lapangan pun menjadi salah satu target dengan penyelenggaraan pelatihan dan serta sertifikasi pekerja konstruksi sehingga pekerjaan di lapangan bisa berjalan dengan baik dan lancar dan berkualitas.

Semoga adanya pemanfaatan teknologi ini menunjukkan bahwa revolusi industri kontruksi di Indonesia sedang berjalan dengan baik menuju Indonesia Emas 2045 mendatang.

Artikel ini ditulis oleh: Ristyan Mega Putra, S.Sos, M.Si
Penulis adalah Pranata Humas Ahli Muda di Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)