Menanti Gebrakan Program Pembangunan 3 Juta Rumah Pemerintahan Baru Prabowo-Gibran

Program pembangunan 3 juta rumah per tahun diharapkan dapat mengatasi angka backlog perumahan yang masih diangka 12,7 juta unit.

Ilustrasi program 3 juta rumah, (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi program 3 juta rumah, (Sumber: BP Tapera)

RealEstat.id (Jakarta) - Pembangunan 3 juta rumah merupakan salah satu program yang bakal fokus dikerjakan oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka setelah pelantikan pada 20 Oktober 2024 mendatang.

Rencananya, pemerintahan baru Prabowo secara rinci bakal menyediakan 2 juta rumah di pedesaan dan 1 juta rumah di wilayan perkotaan dalam bentuk apartemen.

Dalam acara Propertinomic Executive Dialogue beberapa waktu lalu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, Hashim S. Djojohadikusumo menegaskan target untuk membangun rumah layak huni bagi masyarakat tersebut.

Baca Juga: Program 3 Juta Rumah Prabowo Bisa Tekan Angka Kemiskinan dan Stunting di Indonesia

“Saya mau sampaikan bahwa 3 juta rumah ini adalah target per tahun, sehingga kalau satu periode (5 tahun) akan dibangun 15 juta rumah di seluruh Indonesia," terang Hasyim

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini angka backlog (kekurangan) pasokan rumah di tanah air mencapai 12,7 juta unit.

Ironisnya, angka itu tidak banyak mengalami perubahan setidaknya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Bahkan, naik dari 2022 yang ketika itu berada di angka 11 juta unit.

Diminati Investor Asing

Menurut Hasyim, target itu sangatlah mungkin untuk direalisasikan. Bangsa Indonesia, harus bersungguh-sungguh dan ambisius dengan memasang target yang tinggi untuk mencapai pembangunan 3 juta rumah layak huni per tahun tersebut.

Untuk mewujudkan target itu, Presiden terpilih Prabowo Subianto melalui Satgas perumahan akan melakukan sejumlah langkah strategis.

Baca Juga: Program 3 Juta Rumah Prabowo Dinilai Muskil Tanpa Kementerian Khusus Perumahan

Contohnya saja, menghidupkan kembali Kementerian Perumahan untuk menjalankan program rumah layak huni bagi masyarakat Indonesia.

Ketua Satgas Perumahan sekaligus adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo itu juga mengatakan beberapa investor tertarik dengan program 3 juta rumah.

"Dua minggu lalu saya ke Qatar. Ada seorang pengusaha keluarga dekat dengan Emir Tamim bin Hamad Al-Thani, sudah menyatakan minat membangun 1 juta unit apartemen," ujar Hashim.

Hasyim mengungkapkan bahwa perusahaan konstruksi terbesar di dunia asal China, yakni China State Construction Engineering Corporation juga tertarik terhadap pembangunan 1 juta unit hunian di perkotaan.

Baca Juga: Ini 12 Catatan Penting Bila Prabowo Mau Sukses Besut Program Tiga Juta Rumah

Perlu Gebrakan yang Nyata

Ketua Umum DPP REI Joko Suranto mengapresiasi sekali program 3 juta rumah per tahun. Sebab, hal ini menjadi sebuah loncatan tinggi bagi industri perumahan nasional di masa mendatang.

Menurutnya, tidak akan ada hasil yang berbeda jika cara mengatasi backlog perumahan tersebut masih tetap sama.

"Proyeksi penduduk pada tahun 2035 mencapai 60%. Bayangkan bila tidak ada kebijakan dan perencanaan perumahan maka akan menjadi masalah serta konflik sosial," ujar Joko Suranto.

Sementara itu, mengutip dari laman Tirto.id, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti menyambut positif program 3 juta rumah sebagai upaya menurunkan angka backlog perumahan.

Baca Juga: Dukung Kebijakan Pembiayaan Perumahan, BP Tapera: FLPP 2025 untuk 220.000 Unit

Hanya saja, menurut dia bila melihat angka jutaan unit hunian yang dijanjikan Prabowo terbilang sangat ambisius.

Esther mengharapkan Prabowo harus mengantisipasi hal-hal fundamental sebelum merealisasikan program tiga juta rumah, agar tak menimbulkan masalah baru.

“Harus ada antisipasi untuk skema pendanaan pembangunan program, skema kepemilikan dan pembayaran rumah seperti apa,” pungkas Esther.

Baca Juga: Hadirkan Hunian Efisien, Produktif, dan Sehat, Konsep TOD Adalah Kunci Atasi Backlog Perumahan

Di beberapa kesempatan, Hashim menjelaskan bahwa sumber dana program 3 juta rumah akan melalui program Tapera, Bank Tabungan Negara (BTN), dan perusahaan negara, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF).

“Kami sudah masukkan angka Rp53 triliun di RAPBN tahun depan untuk mulai (program 3 juta rumah) dan Pak Prabowo sudah setuju," ujar Hasyim seperti dikutip dari laman Tirto.id.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Biaya dan pajak membeli rumah.
Biaya dan pajak membeli rumah.
Fahri Hamzah, Wamen PKP (Foto: Dok. Kementerian PKP)
Fahri Hamzah, Wamen PKP (Foto: Dok. Kementerian PKP)
Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA)  (Foto: istimewa)
Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) (Foto: istimewa)