RealEstat.id (Jakarta) – Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) bekerja sama dengan Japan Housing Finance (JHF), menyelenggarakan Seminar Transit Oriented Development (TOD), Senin (26/8/2024).
Transit Oriented Development (TOD) dinilai sebagai konsep pengembangan atau pembangunan kota yang dengan memaksimalkan mampu memanfaatkan penggunaan lahan terintegrasi serta mempromosikan penggunaan angkutan umum massal berbasis rel dan gaya hidup sehat, seperti berjalan kaki dan bersepeda.
Dalam sambutannya, Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho menyampaikan, penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) ditujukan untuk mewujudkan integrasi kawasan hunian dengan optimalisasi sarana transportasi umum untuk mewujudkan kota yang efisien, produktif, dan sehat.
Baca Juga: Stasiun Lebak Bulus Diusulkan Jadi Model Penyediaan Hunian Berbasis TOD
Menurutnya, konsep ini sangat relevan untuk hunian di kawasan perkotaan, khususnya Jakarta, mengingat semakin maraknya perkembangan permukiman penduduk di wilayah suburban seputar Jakarta yang sebagian penduduknya memiliki beberapa aktivitas di kota.
"Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya sinergisitas dan kerja sama yang solid dari para pemangku kepentingan dan mitra strategis,” ungkap Heru Pudyo Nugroho.
BP Tapera sejak Desember 2023 telah bersinergi dengan JHF sebagai otoritas pemerintah Jepang yang bergerak di bidang pembiayaan primer dan sekunder perumahan.
Kolaborasi keduanya ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman dan Kerja Sama tentang perumahan subsidi, dan terus berkembang hingga saat ini.
Baca Juga: Optimalkan Pembiayaan Perumahan Subsidi, BP Tapera Gandeng Japan Housing Finance Agency (JHF)
Heru berharap, seminar ini bisa menghasilkan manfaat, tidak hanya bagi BP Tapera dan JHF saja, namun juga bagi ekosistem perumahan dan stakeholder terkait, sebagai referensi yang melengkapi upaya penerapan Konsep TOD di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Triono Junoasmono, berkomitmen untuk mendukung pengembangan dan implementasi proyek TOD di seluruh Indonesia.
"Kami sangat optimistis bahwa konsep TOD dapat berkontribusi signifikan terhadap solusi permasalahan urbanisasi yang kian pesat," tutur Triono Junoasmono.
Fenomena urban sprawl di beberapa kota besar Indonesia, imbuhnya, menyebabkan adanya perkembangan permukiman penduduk yang sebagian penduduknya memiliki beberapa aktivitas di kota.
Baca Juga: Program 3 Juta Rumah Prabowo Dinilai Muskil Tanpa Kementerian Khusus Perumahan
Hal ini tentunya akan menambah permasalahan mobilitas di kota seperti meningkatnya kemacetan, terlebih jika kota tidak menyediakan fasilitas transportasi umum yang berdampak pada ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi dalam melakukan perpindahan atau mobilitas.
"Oleh sebab itu, diperlukan adanya penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mewujudkan optimalisasi penggunaan transportasi umum," kata Triono.
Dia pun merasa optimistis, pihak swasta dapat saling berkolaborasi dalam memberikan bantuan Perumahan berbasis TOD, sehingga meningkatkan kualitas kehidupan bagi masyarakat dengan lingkungannya, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memastikan akses terhadap perumahan yang terjangkau bagi semua, khususnya segmen berpendapatan rendah dan menengah.
"Dan dengan semakin terintegrasinya transportasi di Jabodetabek, membuka peluang untuk membangun perumahan berorientasi transit, sehingga terbentuk pembangunan perkotaan yang berkelanjutan,” tambah Triono Junoasmono
Baca Juga: BP Tapera: Pembiayaan Perumahan Masyarakat Capai Rp142,11 Triliun
Dalam kesempatan yang sama, Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI-3), Mori Hiromitsu menyampaikan bahwa penyediaan perumahan secara cepat dan berkelanjutan merupakan isu yang mendesak di Indonesia.
Menurutnya, yang menjadi tantangan utama dalam pasokan perumahan di Indonesia adalah penggunaan lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara efektif.
"Masalah lain adalah pengembangan lahan perumahan yang terintegrasi dengan pengembangan jalur kereta api, kurangnya dana, dan rendahnya permintaan untuk apartemen bertingkat tinggi," katanya.
Mori Hiromitsu menyampaikan, berdasarkan pengalaman di Jepang, pemerintahnya melakukan pengembangan lahan perumahan yang terintegrasi dengan pengembangan jalur kereta api.
Baca Juga: Ini Dia, Cara Mudah Dapat Rumah Tapera
"Untuk mengatasi kurangnya dana, pemerintah Jepang mendirikan Japan Housing Corporation, Penggunaan dana berbunga rendah jangka panjang, menyediakan pasokan perumahan sewa yang terencana," terangnya.
Sementara itu, Director General International Affairs and Research Department JHF, Date Yuji menjelaskan, konsep TOD memiliki potensi untuk mengatasi permasalahan backlog yang menjadi agenda utama Pemerintah Indonesia.
"Dalam hal ini, untuk mendukung BP Tapera beserta ekosistemnya, JHF yang berkolaborasi dengan UR dan JUTPI akan terus mendukung upaya mengembangkan Urban City dengan berinteraksi dan kolaborasi secara efektif dengan para pihak yang terlibat,” pungkasnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News