RealEstat.id (Jakarta) - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), produsen Semen Tiga Roda, berkomitmen untuk melakukan transisi dari penggunaan bahan bakar batu bara menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan dalam proses produksi semen.
"Saat ini, penggunaan bahan bakar alternatif ramah lingkungan masih ada di angka 18%. Pada 2025, kami akan tingkatkan menjadi 25%. Angka ini akan terus bertambah menjadi 42% pada 2030 mendatang," jelas Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Dani Handajani kepada awak media, Selasa (12/12/2023).
Dia menambahkan, hal ini merupakan langkah untuk menekan biaya produksi semen, karena 50% ongkos produksi ternyata untuk bahan bakar.
Baca Juga: Menelisik Bisnis Mortar Instan di Indonesia dan Keunggulan Semen Instan
Selain itu, penggunaan bahan bakar alternatif seperti sekam padi, oil sludge, sampah perkotaan, ban bekas, serbuk gergaji, bekas kemasan dan refused derived fuel (RDF) merupakan bentuk mitigasi terhadap perubahan iklim.
Tak main-main, Indocement menggelontorkan investasi lebih dari Rp1 trilun dalam 5 - 6 tahun terakhir untuk membangun beragam fasilitas yang memungkinkan penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif dalam proses produksi.
"Investasi yang dilakukan seperti pembangunan fasilitas feeding, shredder, dan mixing untuk refused-derived fuel serta investasi yang terbaru berupa hot-disc facility," katanya.
Baca Juga: Berbagai Keunggulan Mortar Instan yang Patut Kamu Ketahui
Dani mencontohkan pabrik Semen Grobogan yang saat ini masih menggunakan 100% bahan bakar batu bara. Padahal lokasinya berada di kawasan yang memiliki sumber bahan bakar alternatif yang lebih murah dibanding batu bara.
“Kita bisa menggunakan sekam padi dan bonggol Jagung sebagai bahan bakar alternatif. Kami akan mengganti sebagian bahan bakarnya secara bertahap. Kami targetkan di tahun 2025 sebanyak 20% bahan bakar berasal dari sekam, jagung, dan sampah,” kata Dani Handajani.
Optimistis di 2024
Memasuki tahun politik 2024, Indocement Tunggal Prakarsa optimistis bakal mencetak pertumbuhan bisnis, apalagi pasca akuisisi Semen Grobogan. Proyek IKN Nusantara dinilai menawarkan potensi bisnis yang cukup menjanjikan bagi industri semen Tanah Air.
Kendati demikian, jelas Dani, Perseroan belum akan melakukan aksi korporasi, sambil menunggu hasil pemilu atau kepastian dari pemerintahan baru.
Baca Juga: Kenali 5 Jenis Beton dan Penggunaan Betonmix sebagai Obat Campuran Beton
Lebih lanjut dia mengungkapkan, di 2024 mendatang pihaknya akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp1,2 triliun hingga Rp1,5 triliun atau sama dengan belanja modal tahun ini.
Menurutnya, dana capex tersebut akan digunakan untuk rutinitas maintenance mesin pabrik, termasuk pabrik Semen Grobogan yang belum lama ini diakuisisi.
Di Kuartal III 2023, Perseroan sukses membukukan pendapatan bersih Rp12,92 triliun. Torehan itu meningkat 10,80% dibanding periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 11,66 triliun.
Pendapatan INTP diperoleh dari penjualan semen ke pihak berelasi sebesar Rp226,34 miliar dan penjualan kepada pihak ketiga sejumlah Rp12,70 triliun.
Baca Juga: Aplikasi Adhimix Retail Hadirkan Solusi Pengecoran Masa Kini dengan Mudah
Penjualan INTP kepada pihak ketiga terdiri dari tiga segmen, meliputi penjualan semen senilai Rp11,64 triliun, penjualan beton siap pakai Rp1 triliun, dan penjualan agregat sebesar Rp57,90 miliar. Penjualan INTP kepada pihak ketiga per September 2023 mengalami kenaikan 11,01% secara tahunan (YoY).
Sementara itu, beban pokok pendapatan Indocement mengalami peningkatan sebanyak 7,67% menjadi Rp 8,84 triliun. Perseroan bisa mengantongi laba bruto senilai Rp4,08 triliun per September 2023 atau tumbuh 18,60% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, beban usaha INTP meningkat 8,40% dalam tiga kuartal pertama 2023 menjadi Rp 2,58 triliun. Pada periode yang sama, pendapatan keuangan INTP naik signifikan sebanyak 91,94% menjadi Rp 134,40 miliar.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News