Kolaborasi Viessmann dan Pandawara Singkirkan 3,9 Ton Sampah Sungai di Bandung

Inisiatif pembersihan sungai yang dilakukan Viessmann dan Pandawara menemukan banyak sampah rumah tangga, seperti botol plastik dan kemasan makanan.

Kolaborasi Viessmann Climate Solutions dengan Pandawara Group berhasil mengumpulkan 3,9 ton sampah Sungai Saroja. (Sumber: Viessmann)
Kolaborasi Viessmann Climate Solutions dengan Pandawara Group berhasil mengumpulkan 3,9 ton sampah Sungai Saroja. (Sumber: Viessmann)

RealEstat.id (Bandung) - Viessmann Climate Solutions dan Pandawara Group berkolaborasi dalam aksi bersih-bersih sampah Sungai Saroja di Kabupaten Margaasih, Bandung, Jawa Barat.

Dalam inisiatif pembersihan sungai yang dilakukan Viessmann dan Pandawara ini berhasil mengumpulkan 3,9 ton sampah rumah tangga, seperti botol plastik, kemasan makanan, dan sampah non-organik lainnya.

Indonesia tengah dihadapi krisis pencemaran air serius, sebagaimana dibuktikan oleh data Badan Pusat Statistik (BPS).

Laporan BPS tahun 2022 mencatat bahwa sebagian besar sungai di Indonesia tercemar.

Baca Juga: Jajaki Pasar Indonesia, Produsen Pemurni Air asal Jerman Tawarkan Solusi untuk Rumah Tangga

Dari 111 sungai yang diidentifikasi, hanya 8,1% yang memenuhi standar kualitas. Sedangkan 91,9% sungai lainnya masuk dalam berbagai kategori pencemaran.

Data ini menyoroti kebutuhan kritis akan inisiatif seperti Aksi Bersih Sungai untuk memulihkan dan melindungi sumber air vital di Indonesia.

Libatkan Generasi Muda

inisiatif pembersihan sungai yang dilakukan Viessmann dan Pandawara-RealEstat.id
Inisiatif pembersihan sungai yang dilakukan Viessmann dan Pandawara menemukan banyak sampah rumah tangga. (Sumber:

Mengutip siaran pers, Kamis (30/05/2024), aksi bersih-bersih sungai ini merupakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) pertama Viessmann di Indonesia.

Head of Sales Southeast Asia Viessmann Climate Solutions, Richard Chua mengatakan perlu langkah nyata semua pihak, termasuk generasi muda untuk mengurangi permasalahan pencemaran air dan sungai di Indonesia.

"Dengan memberdayakan generasi muda dan membina kemitraan publik serta swasta, kami berharap dapat menciptakan dampak jangka panjang yang lebih dari sekadar pembersihan sungai," terang Richard.

Baca Juga: Viessmann Rilis Stasiun Pengolahan Air Vitopure S2-2G untuk Kebutuhan Rumah Tangga

Para aktivis lingkungan muda "Climate Champion Warriors" diberikan sumber daya dan kesempatan untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.

Inisiatif ini telah memberdayakan mereka menjadi advokat untuk perubahan positif, dan mendorong semangat kepedulian terhadap lingkungan di daerah mereka.

Inovasi Pemurni Air di Aksi Bersih Sungai

Sementara itu, salah satu anggota Pandawara Group, Muchamad Ikhsan Destian mengatakan Sungai Saroja merupakan salah satu sungai yang tercemar di Bandung.

"Pencemaran sungai dari limbah sampah rumah tangga ini telah berdampak buruk bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air," ujar Muchamad Ikhsan.

Baca Juga: Pengelolaan Sampah di IKN Nusantara Diantisipasi Sejak Dini

Untuk mendukung kegiatan bersih sungai Viessmann dengan Pandawara Group tersebut, disediakan pula VitoTruck yang menunjukkan efektivitas produk pemurnian air.

Truk tersebut memungkinkan para peserta dan penduduk setempat untuk mencoba air murni hasil olahan filter air Viessmann.

yang menunjukkan manfaat langsung dari teknologi air bersih dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kualitas air," tambah dia.

Baca Juga: Chandra Asri Dukung Sinar Mas Land Gunakan Aspal Campuran Sampah Plastik di BSD City

"Kami berdedikasi untuk menyediakan air bersih di Indonesia melalui sistem pemurnian Vitopure, memastikan masyarakat memiliki akses air yang sehat," tutur Richard.

"Ke depannya, Viessmann akan terus membina kemitraan dan inisiatif untuk mengatasi tantangan lingkungan dan membangun masyarakat yang tangguh," pungkas dia.

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi dindin rumah rembes karena air hujan. (Sumber: Shutterstock/Burdun Iliya)
Ilustrasi dindin rumah rembes karena air hujan. (Sumber: Shutterstock/Burdun Iliya)