Kawasan Timur Jakarta Kuasai Serapan Lahan Industri Jabodetabek

Di kawasan Timur Jakarta, sekitar 60 hektar pasokan lahan industri masuk ke pasar, sehingga inventori lahan industri di Jabodetabek menjadi 16.152 hektar.

Lahan Kawasan Industri Kota Deltamas, Cikarang Bekasi (Foto: realestat.id)
Lahan Kawasan Industri Kota Deltamas, Cikarang Bekasi (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Selama Kuartal III 2022, pasokan baru lahan industri di Jabodetabek berasal dari kawasan industri Bekasi. Di kawasan Timur Jakarta ini, sekitar 60 hektar pasokan lahan industri masuk ke pasar, sehingga inventori lahan industri di Jabodetabek menjadi 16.152 hektar. Demikian hasil survei konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia.

"Pasokan lahan industri ke depan diprediksi akan datang dari perluasan kawasan industri di kawasan timur Jabodetabek, seperti di Cikarang dan Karawang," jelas Arief RahardjoDirector Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia.

Baca Juga: Kawasan Industri Jabodetabek: Karawang dan Bekasi Masih Mendominasi

Total pasokan pergudangan untuk disewakan di wilayah Jabodetabek tetap sebesar 2,08 juta m2 hingga Kuartal III 2022, tanpa tambahan pasokan. Dengan kebutuhan logistik yang terus meningkat dari pemain lokal dan internasional, pasar diperkirakan akan terus aktif dengan perkiraan pasokan baru seluas 100.000 m2 untuk memasuki pasar hingga tahun 2023.

Transaksi penjualan lahan kawasan industri selama Kuartal III 2022 tercatat sebesar 34,2 hektar, atau -21,6% lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Dari angka tersebut, kawasan Bekasi menyerap 50,6% permintaan, sedangkan wilayah Karawang menyerap 45,6% permintaan.

Data center tercatat memberikan kontribusi permintaan tertinggi pada kuartal III 2022, yakni sebesar 53,2%. Sektor tekstil menyumbang sekitar 21,3% dari permintaan, sementara sektor lain seperti otomotif, bahan bangunan, medis dan kesehatan menyerap sisanya.

Baca Juga: Data Center Dominasi Serapan Lahan Industri Jakarta di Semester I 2022

Cushman & Wakefield Indonesia mencatat, tingkat hunian gudang di wilayah Jabodetabek relatif stabil, yaitu sebesar 89,3% per September 2022, meningkat sekitar 1,4% dari kuartal sebelumnya, dengan dominasi permintaan berasal dari perusahaan terkait logistik dari sektor-sektor seperti e-commerce, dan barang konsumsi.

Rata-rata harga tanah industri berada pada level yang sama dengan beberapa kuartal terakhir, yaitu Rp2.604.000 per m2, atau naik 0,7% secara kuartalan (QoQ), karena pengembang menahan harga tanah sebagai respons terhadap permintaan yang lambat, yang diperkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal- kuartal berikut.

"Meskipun tingkat hunian yang tinggi dari pasar gudang, rata-rata tarif sewa gudang di wilayah Jabodetabek hanya mengalami sedikit peningkatan, yaitu sebesar Rp76.000 per meter persegi per bulan (2,7%), dengan kenaikan sewa hanya di daerah dengan tingkat permintaan tinggi seperti Jakarta dan Bekasi," pungkas Arief.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

ILustrasi tarif sewa ritel di Jakarta. (Sumber: freepik)
ILustrasi tarif sewa ritel di Jakarta. (Sumber: freepik)
Ruang kerja di perkantoran (Foto: Pixabay)
Ruang kerja di perkantoran (Foto: Pixabay)
Kawasan CBD Jakarta. (Foto: realestat.id)
Kawasan CBD Jakarta. (Foto: realestat.id)
Alvin Andronicus, Chief Marketing Officer EleVee Condominium (kiri) bersama Darmadi Darmawangsa, Presiden Direktur ERA Indonesia di depan maket Elevee Condonimium. (Foto: Realestat.id)
Alvin Andronicus, Chief Marketing Officer EleVee Condominium (kiri) bersama Darmadi Darmawangsa, Presiden Direktur ERA Indonesia di depan maket Elevee Condonimium. (Foto: Realestat.id)