Harga Tumbuh Tertinggi, Kawasan Selatan Jakarta Masih Jadi 'Sunrise Property'

Fenomena pertumbuhan harga properti, khususnya perumahan di kawasan selatan Jakarta, dinilai merupakan dampak dari dukungan infrastruktur yang memadai.

Tol Depok - Antasari (Foto: Kementerian PUPR)
Tol Depok - Antasari (Foto: Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Jakarta) – Di Jabodetabek, secara tahunan (year on year/YoY) kawasan Selatan Jakarta, yakni Depok dan Bogor masih menunjukkan kenaikan harga rumah tertinggi, masing-masing sebesar 6,4% dan 5,8%. Hal ini memperlihatkan potensi kedua lokasi tersebut sebagai kawasan sunrise property.

Secara bulanan, Depok juga menunjukkan pertumbuhan harga rumah tertinggi, yakni sebesar 0,5%. Angka pertumbuhan bulanan ini sama dengan yang terjadi di Tangerang. Demikian laporan pasar rumah seken yang terangkum dalam 'Flash Report Desember 2022' yang dirilis Rumah123.com.

Fenomena pertumbuhan harga properti, khususnya perumahan di kawasan selatan Jakarta, dinilai merupakan dampak dari dukungan infrastruktur yang memadai. Selain itu, kedekatan lokasi dengan Ibu Kota Jakarta dan ketersediaan lahan yang masih luas menjadi faktor pendukung lain bagi kedua kawasan ini.

Baca Juga: Duta Putra Hadirkan Kota Mandiri Seluas 200 Hektar di Kawasan Selatan Jakarta

"Namun berbeda dengan Depok, secara month-on-month, pertumbuhan harga di area Bogor masih menunjukkan fluktuasi, meski memiliki tren yang naik secara umum," jelas Country Manager 99 Group Indonesia, Maria Herawati Manik.

Beralih ke timur, harga properti di Surabaya mengalami penguatan yang stabil dalam kurun waktu satu semester terakhir. Tercatat kenaikan harga rumah seken yang berkisar antara 0,1% hingga 0,6% secara bulanan selama semester dua 2022.

Menurut Maria, sebagai salah satu pusat perekonomian paling penting di Indonesia, Kota Surabaya memegang posisi penting bagi para pelaku properti.

Baca Juga: Kiprah Kesuma Agung Selaras Garap Potensi Properti di Selatan Jakarta

Hal ini tidak mengherankan, pasalnya ibu kota Provinsi Jawa Timur ini dikenal sebagai kota metropolitan yang juga jadi incaran banyak pengembang maupun masyarakat yang ingin mencari tempat tinggal.

Dia menjelaskan, Surabaya jadi salah satu kota yang punya daya tarik tersendiri, khususnya di timur Jawa. Maka tidak heran, kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia ini jadi target ekspansi pasar 99 Group.

Data Rumah123.com Flash Report Desember 2022 juga merekam tren yang terjadi di area Pulau Jawa di luar Jabodetabek. Tercatat, hanya Yogyakarta dan Surakarta mencatatkan penurunan harga, masing-masing sebesar -0,2% dan -1,5%.

Baca Juga: Telaga Kahuripan Digadang Jadi CBD Baru di Koridor Selatan Jakarta

Kondisi pasar properti di Yogyakarta dinilai masih fluktuatif. Pasalnya, Daerah Istimewa ini sempat mencatatkan kenaikan yang cukup tinggi pada bulan sebelumnya, yakni 5,1%.

Pada November 2022, pertumbuhan proporsi pencarian properti tercatat di Denpasar sebesar 0,9%, pertumbuhan ini juga tercatat pada bulan Oktober 2022 sebesar 0,2%.

Hal ini terjadi bersamaan dengan penurunan harga yang terjadi di Denpasar dalam dua bulan terakhir, Oktober tercatat sebesar 6,1% dan November penurunan tercatat sebesar 2,3%.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik  berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)