RealEstat.id (Bekasi) – Agribisnis memainkan peran strategis dalam kehidupan sebuah negara dan tatanan bisnis global. Pasalnya, agribisnis memiliki akar sejarah yang dalam dan kontribusi signifikan pada kehidupan masyarakat dunia.
Sebagai contoh, industri agribisnis memiliki peran sangat penting dalam produksi dan rantai pasok pangan global, termasuk menjamin ketahanan dan ketersediaan pangan dunia.
Meski perannya sangat strategis, masih banyak industri agribisnis di berbagai belahan dunia yang dikelola oleh perusahaan keluarga, dan menjadi bagian dari bisnis keluarga atau family business (fambiz).
Dalam perjalanannya perusahaan agribisnis tersebut terus menghadapi banyak tantangan sebagai akibat dari berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal maupun internal.
Baca Juga: Setiap Lulusan President University Diharapkan Berkarya Positif Bagi Masyarakat
Misalnya, dari sisi eksternal, pasar komoditi agribisnis dunia belakangan menjadi sangat berfluktuasi akibat berbagai faktor. Di antaranya, terjadinya perubahan iklim (pemanasan global) dan geopolitik dunia, seperti perang Rusia vs Ukraina.
Sementara, dari sisi internal juga ada masalah yang terkait dengan perencanaan suksesi, rendahnya minat anak-anak muda untuk terjun ke industri agribisnis, masalah diversifikasi bisnis hingga isu-isu yang terkait dengan keberlanjutan.
Maka, membangun fambiz yang agile terhadap berbagai perubahan menjadi sangat penting. Apalagi sekarang ini perubahan terjadi dengan sangat cepat, terutama dipicu oleh perkembangan teknologi, termasuk teknologi digital.
Lompatan Penting
Materi itulah yang dibahas dalam ajang Road to ICFBE 2023 yang digelar di Fabrication Laboratory (Fablab) Jababeka, gedung President University Convention Center (PUCC) lantai 1, Jalan H Usmar Ismail, Kota Jababeka, Cikarang.
Road to ICFBE 2023 adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Fakultas Bisnis, President University (Presuniv), untuk menyongsong penyelenggaraan konferensi internasional tersebut yang akan dilakukan pada 30 November hingga 1 Desember 2023.
Kali ini, International Conference on Family Business and Entrepreneuship (ICFBE) 2023 mengusung tema Moving Forward, Moving Upward: Resilience and Innovation for Family Business and SMEs.
Baca Juga: Gandeng Venteny dan KitaLulus, Correctio Kembangkan Ekosistem Startup di Kota Jababeka
Hadir dalam ajang Road to ICFBE 2023, Wakil Rektor Presuniv Bidang Sumber Daya, Maria Jacinta Arquisola MHRM, Ph.D; Dekan Fakultas Bisnis, Dr. Iman Permana, BS (PE), MM; Ketua Program Studi (Prodi) Business Administration, Suresh Kumar, ST, M.Si; Ketua Prodi Agribisnis, Dr. Dani Lukman, SP; serta beberapa dosen dan tim pelaksana International Conference on Family Business and Entrepreneuship (ICFBE) 2023.
ICBFE 2023 akan menjadi momen yang istimewa bagi Presuniv. Selain penyelenggaraannya yang sudah memasuki tahun ke-7, ICFBE kali ini juga akan go international. ICFBE 2023 akan diselenggarakan di Kuching, Sarawak, Malaysia.
“Ini menjadi milestone bagi ICFBE dan Presuniv, karena untuk pertama kalinya ICFBE diselenggarakan di luar Indonesia,” kata Maria Jacinta Arquisola, Wakil Rektor Presiden University Bidang Sumber Daya.
Maria Jacinta juga menekankan pentingnya topik dan pemilihan lokasi. Katanya, isu-isu yang dibahas dalam ICFBE 2023 kali ini sangat strategis, seperti isu keberlanjutan (sustainability), perubahan iklim, serta perkembangan dan adopsi teknologi. Lokasi konferensi di Kuching, Sarawak, menurut Jacinta, juga merupakan pilihan yang tepat.
Baca Juga: Dukung Kendaraan Ramah Lingkungan, Jababeka dan Voltron Helat 'World EV Day'
“Kota Kuching terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Hutan hujan tropis di sana masih cukup luas. Lingkungan yang semacam sangat ideal bagi para peserta konferensi untuk membahas tentang betapa pentingnya business sustainability dengan menjaga kelestarian sumber daya alam,” ungkap Jacinta.
Untuk sektor agribisnis, Dani Lukman, Ketua Prodi Agribisnis menyoroti beberapa isu penting yang akan dibahas dalam konferensi tersebut. “Saya melihat permintaan pangan global akan terus meningkat.
Padahal, di sisi lain banyak negara, termasuk para pelaku usaha dalam sektor agribisnis, masih menghadapi masalah yang terkait dengan keterbatasan sumber daya. Maka, isu-isu yang menyangkut inovasi dan kewirausahaan akan sangat penting,” papar Dani.
Makin Terintegrasi
Dani juga menyoroti sektor agribisnis dari sudut pandang makroekonomi dan mikroekonomi. Menurutnya, dari sisi makro, sektor agribisnis berperan penting dalam pembentukan ekonomi nasional. Kontribusinya sangat signifikan terhadap Produk Domestik Bruto, penciptaan lapangan kerja, hingga neraca perdagangan.
"Itu sebabnya dinamika yang terjadi di sektor agribisnis akan memiliki pengaruh yang sangat luas. Contohnya, gangguan produksi dan distribusi di sektor agribisnis bisa berdampak pada meningkatnya inflasi,” ungkap Dani.
Dari sisi mikroekonomi, fokusnya menyempit pada bagaimana fambiz mengelola bisnisnya di sektor agribisnis. “Ini melibatkan keputusan yang terkait dengan alokasi sumber daya, teknologi, pilihan produksi, keterlibatan pasar, dan aspek kewirausahaan dalam perusahaan,” papar Dani.
Baca Juga: Jababeka dan Mitsui Fudosan Asia Rilis Ruko Wimbledon di Kawasan Sport City
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini penting bagi fambiz di sektor agribisnis untuk peduli pada konsep pertanian yang berkelanjutan, penggunaan bioteknologi, dan mengintegrasikan teknologi, dan menerapkan pertanian presisi.
“Selain itu saya juga mencatat banyak pelaku bisnis dalam sektor ini terus melakukan pendalaman. Misalnya, mereka terus mengintegrasikannya dengan sektor-sektor bisnis lain, seperti dengan industri dan pariwisata, sehingga kini menjadi agroindustri dan agrowisata,” tutur Dani.
Banyak perusahaan agribisnis juga mulai mengembangkan produk-produk yang bersifat khusus. Ini menunjukkan strategi mereka dalam beradaptasi, termasuk melakukan diversifikasi. Cara semacam ini banyak diterapkan dalam kewirausahaan modern.
Dani juga berharap agar konferensi ini bisa menjadi platform bagi para pemangku kepentingan untuk berjejaring, berkolaborasi, dan berbagi strategi dalam mengarungi lanskap bisnis yang terus berkembang, khususnya untuk fambiz yang bergerak dalam bisnis agribisnis.
Sementara itu, Suresh Kumar juga melihat pentingnya fambiz untuk membuat bisnis menjadi semakin terintegrasi. Misalnya, dengan mengintegrasikan konsep sirkular ekonomi, perubahan iklim serta green hospitality dan tourism.
"Hal-hal semacam ini perlu dilakukan untuk mendukung fambiz agar terus berinovasi dan beradaptasi dengan tren global. Ini penting agar bisnis yang dikelola fambiz dapat terus berkelanjutan,” papar Suresh.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News