Dua Faktor Penyebab Penjualan Apartemen di Jakarta Masih Stagnan

Sebanyak 3.708 unit apartemen baru masuk di semester pertama 2023 yang membuat total pasokan apartemen Jakarta bertambah menjadi 236.684 unit.

Apartemen di Jakarta. (Foto: realestat.id)
Apartemen di Jakarta. (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Sepanjang Semester I 2023, tercatat tidak ada peningkatan penjualan apartemen di Jakarta. Laporan Jakarta Property Highlight H1 2023 yang dirilis Knight Frank Indonesia mencatat, penjualan apartemen masih stagnan di angka 95,6%.

Penjualan pasokan baru bahkan terkoreksi menjadi 59,5%, seiring penambahan pasokan sejumlah 1,016 unit dari tiga proyek baru. Jadi, kendati penjualan masih belum terlalu meningkat, penambahan pasokan dari proyek baru di pasar subsektor apartemen di Jakarta memberikan optimisme bagi performa pasar properti.

Berdasarkan laporan Jakarta Property Highlight, total sejumlah 3.708 unit apartemen baru masuk di awal semester pertama 2023. Dengan penambahan tersebut, total pasokan apartemen bertambah menjadi 236.684 unit, di mana sekitar 5.303 unit baru akan diserahterimakan hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: Tak Ada Proyek Baru, Pasar Apartemen Jabodetabek di Titik Nadir?

Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, mengatakan, kompetisi dengan produk rumah tapak dan pemulihan ekonomi yang masih perlahan, menyebabkan penjualan subsektor apartemen Jakarta berada di titik stagnan.

"Meski demikian, pertumbuhan harga terlihat perlahan bergerak positif. Terutama pada proyek apartemen yang berada di sekitar kawasan Transit Oriented Development (TOD),” jelasnya.

Laporan Knight Frank juga mencatat, bahwa unit apartemen siap huni masih menjadi pilihan utama bagi para konsumen saat ini, di mana penjualan tertinggi terjadi di segmen menengah, yaitu sebesar 80% dari total penjualan.

Baca Juga: Catat! Serah Terima Apartemen Jakarta Naik 4 Kali Lipat di 2023

Dari sisi pasokan, hal ini berbeda dengan kondisi tahun 2022 lalu, di mana kelas menengah-atas saat ini menjadi segmen dengan stok terbesar untuk apartemen baru.

"Sementara kelas menengah masih mewarnai stok apartemen yang sudah ada saat ini. Untuk unit eksisting sendiri, rerata harga jual naik 1,2% dan menguat 1,9% untuk unit baru jika dibandingkan dengan rerata harga di semester sebelumnya," jelas Syarifah Syaukat.

Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia menyebutkan, bahwa pasar apartemen masih bergerak perlahan di tengah kompetisi dengan produk rumah tapak.

Baca Juga: Apartemen Jakarta: Kelas Menengah Mendominasi, Pengembang Harus Lakukan Hal Ini!

"Meski demikian, proyek apartemen segmen menengah dengan tingkat aksesibilitas yang memadai, seperti berlokasi di sekitar kawasan TOD dapat menjadi penggerak transaksi yang lebih aktif saat ini," katanya.

Dalam skala regional, di Asia Pasifik, Jakarta sendiri masih menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan pasar properti yang positif di awal semester ini, sama halnya dengan kota-kota besar lainnya seperti Singapura, Tokyo, dan Mumbai.

"Pembaruan regulasi pemerintah mengenai persyaratan Warga Negara Asing dalam memiliki hunian di dalam negeri juga diharapkan akan turut membangkitkan pasar apartemen ke depannya,” pungkas Willson Kalip.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)