RealEstat.id (Jakarta) - Cus! Pagi-pagi, kami: saya, sahabat saya dr. Alwi Mujahit Hasibuan—yang dulu Ketua Umum Badko HMI Sumut—dan my "&" Ina Aie Tanamas, juga Haikal dan Jack, beranjak ke luar kota. Tepatnya suburban yang menempel Jakarta. Yaitu: ke kawasan Serpong, mendekati Pamulang, Jalan Puspitek Raya, setelah melewati tol JORR. Menyiasati ganjil-genap.
Ada helat acara Halal Bi Halal di rumah mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsah. Pas jam 08.00 pagi tiba di rumah yang asri, dekat masjid, tetangga karib banyak hadir. Tersebab pertolongan Allah dekat: نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِي
Aha.. kami sukaria jumpa sahabat dan senior: ada kak Hanifah Husein, Ketua Umum Majelis Nasional Forum Alumni HMI Wati (Forhati). Dihadiri jamak alumni HMI asal Medan pun Jakarta. Bang Bachtiar Chamsah berkopiah dan kenakan baju batik kuning-cokelat—tampak sehat. Rahmat Sori Alam Ketua Majelis Daerah Korp Alumni HMI (KAHMI) Tangerang Selatan (Tangsel) berbaju koko putih, banyak senyam senyum. Acara itu direkam AlimbasTV, juga smartphone hadirin yang 'on' bekerja.
Baca Juga: Menikmati Hari Lingkungan Hidup di Tebet Eco Park: Udara Bersih untuk Indonesia
Ada silaturahmi, dan tentu saja pidato Anies. Sedikit mengulik Formula E yang sukses besar, dari gagasan kepada karya—yang jurus membangun kota, kota akses dan milik bersama, sholat dhuha—juga energi jamaah yang mendorongkan ke shaf depan.
Di sela acara—yang bisa diakses masyarakat sekitar walau qua-administratif warga Tangsel, bukan warga Jakarta—patik memberi buku kepada Gubernur Anies Baswedan. Tak lama bicara, diselingi foto dan rekam video dari warga dan jamaah yang hadir. Anies menjadi magnet hadirin-hadirat.
Saya berupaya memagnit Anies, tipis-tipis. Dengan memberikan buku bertitel 'Ayat-Ayat Perumahan Rakyat' (2018). Saya yakin Anies sukaria dengan buku.
Kapan itu? Ketika usai acara utama. Saat Anies berbaur. Berwicara dan bertukar sapa. Saya lupa harus makan lontong Medan dan roti jala khas Medan.
Bicara ke Anies saya lanjutkan. Dikerubungi warga. Adinda Jack—staf Ketua HMI Cabang Jakarta Barat sempat jepret-jepret mengambil foto momen ini.
"Pak Anies, berkenan atas buku ini ikhwal perumahan dan perkotaan", daku menyapanya lekat-dekat.
"Ada analisis soal kebijakan reklamasi Teluk Jakarta", ujarku, sembari menjelaskan ringkas The Housing and Urban Development (HUD) Institute.
Namun tak banyak waktu. Hanya menunjukkan daftar isi yang ada 5 judul soal reklamasi dari total 77 esai/opini dalam buku jingga itu. Judul esai ke 27: 'Menuju Kota Bahagia, Dari Rumah Negeri Digenah'.
Baca Juga: Catatan AniesPrudence: Berani Bela yang Lemah, Anies Perluas PBB Gratis!
Setop sampai di situ. Saya menahan diri. Tak hendak berlama-lama. Demi menghargai warga yang hendak menyapa dan sekadar bersalaman ke Anies.
Tatkala menerima buku AAPR itu, alumni HMI asal Jogja itu sepi sejenak. Jantung saya laju berdetak. Kuatir tak berkenan. Apa gerangan hendak diujarkan? Sementata yang lain terus saja minta foto bersama. Sembari tegak dan senyum, asyik mengamati lembar-lembar awal, beberapa jenak.
Sontak. Perlahan keluar suara. Beliau minta saya membubuhkan tandatangan di buku AAPR warna jingga itu. Warna yang pas dengan colour image kelab bola Persija, dan idemditto warna logo Tebet Eco Park—yang baru diresmikan Anies pas 23 April 2022, yang membludak dan meraih viral.
"Supaya beda bukan yang beli di toko," ujar Anies yang saya ketahui sukaria sama buku.
Baca Juga: Mudik Gratis Anies: Sebuah Catatan Warga Ibu Kota Jakarta
Buku jingga saya—yang tak dijual di toko buku bahkan toko bermerek dan mainstream—berisi ikhwal perumahan dan perkotaan. Mengikhtiarkan agar Gagasan pun Narasi dan jamak Karya dalam buku AAPR langsung diedarkan kepada Anies. Kepada Indonesia.
Majelis Pembaca. Ini soal penting. Substantif. Bisa digarap menjadi tesis dan disertasi. Bisa jadi modal pemimpin Indonesia.
Apa itu? Ini dia. Dari pidato Anies di acara kerjasama MW KAHMI Jaya-feat-MD KAHMI Tangsel dan Alimnas TV itu, dalam diam kepala saya mencatat paradigma pembangunan ala Anies. Sebut saja jurus gabungan sukses GNK dengan status WTP. Apa itu? Silakan lanjut membaca. Selow dan asyik lho.
Kata Anies: "membangun itu dari adanya Gagasan menjadikannya Narasi yang direalisasikan kepada Karya". Penjelasan yang 'ngotak', istilah anak zaman sekarang.
Baca Juga: Lima Catatan Awal Terkait RUU Ibu Kota Negara
Terbukti bukan hanya karya. Namun Karya yang dinilai asyik dan keren. Hasil pemeriksaan lembaga tinggi negara bernama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sebagai kualitas dan dalam status: WTP—Wajar Tanpa Pengecualian. Tak hanya sekali, saudara-saudara. Bahkan 5 (lima) kali. Sepanjang usia jabatan. Prestasi langka. Menjadikannya budaya WTP bagi Indonesia. Yang dibudayakan dari Ibukotanegara Jakarta. Menjadi Brave to be Greatnes of Indonesia.
Kiranya AAPR menjadi sumbangan bagi Gagasan-Narasi-Karya (sebut saja: GNK) ikhwal Housing and Urban Development (HUD), membangun Greatness of Indonesia. Mendai Indonesia. Tahniah.
Tabik. #Salam5Jari
Muhammad Joni, Advokat Joni & Tanamas Law Office, Sekretaris Umum The Housing and Urban Development (HUD) Institute, Ketua Korsorsium Nasional Perumahan Rakyat, Eksponen KAHMI, dan Jamaah Brave to be Greatness Indonesia yang juga penulis buku "Ayat-ayat Perumahan Rakyat". Artikel ini adalah pendapat pribadi penulis. Untuk berkorespondensi, dapat disampaikan melalui email: mhjonilaw@gmail.com.