Colliers: Pasar Ritel Jakarta Bangkit di Kuartal IV 2023, Apa Indikasinya?

Colliers memprediksi terjadi peningkatan kinerja penjualan dan pengunjung yang datang ke mal pada Kuartal IV 2023, terutama mal yang jadi destinasi dan tempat belanja favorit.

Foto: Realestat.id
Foto: Realestat.id

RealEstat.id (Jakarta) – Berakhirnya pandemi menjadi angin segar bagi bisnis ritel di Jakarta. Bangkitnya aktivitas mal di Jakarta dan tingkat kunjungan yang mulai kembali normal, ditengarai membuat posisi tawar pemilik ruang ritel makin kuat.

Konsultena properti Colliers Indonesia melihat, para peritel semakin percaya diri dengan secara aktif melakukan ekspansi dan membuka toko/outlet baru yang menarik.

“Colliers memproyeksikan adanya peningkatan kinerja penjualan dan jumlah pengunjung yang datang ke mal pada Kuartal Empat 2023, terutama untuk mal yang menjadi destinasi dan tempat belanja favorit," ungkap Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia.

Baca Juga: Ini Dia, Tiga Mal Baru di Jakarta yang Dibuka Akhir 2023

Menurutnya, hal ini dipengaruhi adanya libur akhir tahun dan libur sekolah yang menjadi katalis bagi retailer untuk membuka gerai baru baik yang permanen, temporary stores, ataupun island.

"Berdasarkan pengamatan kami di beberapa mal, jumlah pengunjung terutama di masa libur panjang akhir tahun nanti, bisa saja mengalami pertumbuhan sekitar 20% - 30% dibandingkan Kuartal Tiga 2023," katanya.

Namun, Ferry menjelaskan, estimasi ini bersifat situasional dan jumlah pengunjung ke mal diperkirakan kembali menurun usai libur akhir tahun dan libur sekolah.

Baca Juga: Pasar Ritel Jakarta dan Surabaya Masih Didominasi Kuliner dan Fesyen

“Secara keseluruhan, proyeksi rerata kinerja pasar ritel Jakarta di 2024 masih cenderung stabil. Tambahan pasok baru akan berpengaruh kepada proyeksi rerata okupansi," kata Ferry menambahkan.

Colliers memprediksi, sebagian landlord terlihat mulai percaya diri menaikkan harga sewa dan service charge. Namun sebagian lainnya sepertinya masih akan menahan biaya sewa untuk mendorong tingkat hunian terlebih dahulu naik ke level yang lebih sehat atau aman.

Sejalan dengan konsep ritel yang terus berkembang, landlord pun juga melakukan peninjauan kembali terhadap tipe atau jenis penyewa guna mengoptimalkan alokasi ruang yang tersedia.

Baca Juga: Tingkat Kekosongan Mal Strata-title Jakarta Naik Jadi 38,7%, Ini 'Biang Keroknya'

Konsep konvensional retailer besar, seperti hipermarket dan department store, secara bertahap mulai berubah dan kurang diminati. Perubahan ini membuka peluang untuk memperkenalkan lebih banyak toko yang menjual barang khusus, sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan sewa.

Selain itu, optimasi lokasi dapat dicapai dengan cara menarik penyewa yang tidak membutuhkan area besar, sehingga memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan bagi pemilik mal.

"Meningkatnya kepercayaan diri tercermin juga pada usaha retailer untuk melakukan ekspansi, seperti beberapa merek internasional yang menunjukan minat ekspansi di Indonesia. Umumnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih menjadi pilihan atau destinasi utama untuk membuka toko," pungkas Ferry.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)