Optimistis, Citra Swarna Group Targetkan Pendapatan Rp1,1 Triliun di 2024

Di tahun 2024 ini Citra Swarna Group tidak hanya fokus pada pengembangan rumah dan ruko, namun mulai masuk ke bisnis lain.

Dari kiri ke kanan: Ario Danu, General Manager Marketing Citra Swarna Group; Mochamad Yut Penta, Senior Vice President Non-Subsidized Mortgage Division Bank BTN; Petrus Padmardjo, Komisaris Utama Citra Swarna Group; dan  Felicia Simon, Direktur Sales & Marketing Citra Swarna Group dalam acara Citra Swarna Group Media Luncheon (Foto: realestat.id)
Dari kiri ke kanan: Ario Danu, General Manager Marketing Citra Swarna Group; Mochamad Yut Penta, Senior Vice President Non-Subsidized Mortgage Division Bank BTN; Petrus Padmardjo, Komisaris Utama Citra Swarna Group; dan Felicia Simon, Direktur Sales & Marketing Citra Swarna Group dalam acara Citra Swarna Group Media Luncheon (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Ajang Pemilu yang berjalan lancar tanpa ada kendala berarti, membuat banyak pengembang properti optimistis bisa mencetak laba besar di 2024 ini, salah satunya adalah Citra Swarna Group (CSG).

Direktur Sales & Marketing Citra Swarna Group, Felicia Simon memprediksi, tahun ini CSG akan dapat melanjutkan kesuksesan di 2023. Tahun 2023, imbuhnya, pendapatan Citra Swarna Group meningkat 39%, dari target Rp600-an miliar, ternyata terealisasi Rp900-an miliar.

"Tahun ini kami menetapkan target pendapatan Rp1,1 triliun dari sekitar 2.100 unit. Target ini di luar pendapatan dari akuisisi commercial building," jelas Felicia Simon dalam acara Citra Swarna Group Media Luncheon dengan tema "Membaca Peluang Ekspansi Bisnis Property Tahun 2024” yang digelar di Hutan Kota by Plataran, Kamis (29/2/2024).

Baca Juga: Lolos PKPU, PT Adhi Persada Properti (APP) Siapkan Sejumlah Strategi Bisnis

Hadir pula dalam acara ini, Komisaris Utama Citra Swarna Group, Komisaris Utama Citra Swarna Group, Petrus Padmardjo; General Manager Marketing Citra Swarna Group, Ario Danu; dan Senior Vice President (SVP) Non-Subsidized Mortgage Division Bank BTN, Mochamad Yut Penta.

Lebih lanjut, Felicia menuturkan, saat ini sumber pendapatan terbesar CSG masih dari proyek landed residential. Namun, tahun 2024 ini Citra Swarna Group tidak hanya fokus pada pengembangan rumah dan ruko, tapi mulai masuk ke bisnis lain.

"Citra Swarna Group telah mengakuisisi pembelian Siantar City Square, di Pematang Siantar, commercial building di Palembang, dan penjajakan di wilayah Jawa Timur. Kami juga akan melakukan ekspansi ke wilayah Medan, Bogor, Palembang, Balikpapan, dan satu proyek di Jabodetabek," ungkapnya.

Baca Juga: Gelar Akad Kredit Rumah Subsidi Terbesar, Vista Land Raih Penghargaan dari Bank BTN

Sementara itu, jelas Felicia, pengembangan proyek-proyek perumahan Citra Swarna Group di kawasan Karawang, Bogor, dan Serang juga tidak berhenti di lahan yang dikuasai. Menurutnya, ekspansi CSG ini adalah strategis bisnis sebagai pengembang properti berskala nasional.

Terkait bank lahan, Felicia mengatakan, saat ini Citra Swarna Group memiliki land bank sebesar 300 hektare, namun angkanya dinamis dan dipastikan akan terus bertambah.

Terkait pembiayaan, dia mengatakan, hingga saat ini mayoritas konsumen Citra Swarna Group menggunakan fasilitas KPR (kredit pemilikan rumah), yakni sebesar 99%.

"Dari sisi konsumen, umumnya mereka adalah pembeli rumah pertama. Hanya sedikit dari mereka yang membeli untuk investasi," jelas Felicia Simon.

Baca Juga: Rilis Billionaire Developer Special Privilege Program, Bank BTN Apreasiasi Pengembang Loyal

Sementara itu, Senior Vice President (SVP) Non-Subsidized Mortgage Division Bank BTN, Mochamad Yut Penta mengatakan, prospek properti di tahun 2024 akan sangat menjanjikan, di mana secara demografi Indonesia sangat menjanjikan dan angka backlog perumahan yang mencapai 9,9 juta unit.

"Di Indonesia setiap tahunnya ada sekitar 800 ribu keluarga baru yg perlu rumah, jadi dari segi demografi dan tingkat permintaan, industri properti kita kuat," jelas Penta.

Menurutnya, konndisi industri properti di Indonesia masih tetap stabil. Di saat ekonomi naik turun, industri properti tetap tumbuh. Saat pertumbuhan ekonomi negatif, industri properti turun tapi tetap positif.

"Tetapi saat ekonomi naik tinggi, industri properti naik tapi tidak terlalu tinggi alias stabil," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Penghuni Klaster Voyage, Paradise Serpong City yang menjadi pemenang satu unit Mitsubishi Xpander (Foto: Istimewa)
Penghuni Klaster Voyage, Paradise Serpong City yang menjadi pemenang satu unit Mitsubishi Xpander (Foto: Istimewa)
Kawasan Lippo Cikarang (Foto: Istimewa)
Kawasan Lippo Cikarang (Foto: Istimewa)
Menteri PKP, Maruarar Sirait (kiri) bersama Ketua Umum DPP APERSI, Juanidi Abdillah, usai pertemuan  di Kantor Kementerian PKP, Jakarta, Jumat, 6 Desember 2024. (Foto: Dok. Kementerian PKP)
Menteri PKP, Maruarar Sirait (kiri) bersama Ketua Umum DPP APERSI, Juanidi Abdillah, usai pertemuan di Kantor Kementerian PKP, Jakarta, Jumat, 6 Desember 2024. (Foto: Dok. Kementerian PKP)
Ilustrasi tukang bangunan menggunakan cat tembok waterproof terbaik. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi tukang bangunan menggunakan cat tembok waterproof terbaik. (Sumber: Shutterstock)