Bank BTN Optimistis Sektor Properti Tanah Air Makin Prospektif di 2024

Stimulus dari Pemerintah menjadikan properti masih menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia di 2024.

Dari kiri ke kanan: Komisaris Utama Bank BTN, Chandra M Hamzah; Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti; dan Wakil Direktur Utama Bank BTN, Oni Febriarto Rahardjo 
dalam acara BTN Economy Outlook 2024.
Dari kiri ke kanan: Komisaris Utama Bank BTN, Chandra M Hamzah; Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti; dan Wakil Direktur Utama Bank BTN, Oni Febriarto Rahardjo dalam acara BTN Economy Outlook 2024.

RealEstat.id (Jakarta) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) optimistis sektor properti Tanah Air cerah dan menjadi sektor yang mampu berkontribusi banyak terhadap pertumbuhan perekonomian sepanjang tahun 2024 ini.

Kondisi tersebut ditunjang dengan masih dilanjutkannya sejumlah stimulus yang dilakukan Pemerintah untuk mendorong permintaan rumah sejak tahun 2023 lalu, seperti pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100% untuk semua jenis properti dan kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga harga rumah Rp5 miliar yang telah berlaku sejak November 2023.

Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara, Tbk (BBTN), Oni Febriarto Rahardjo mengatakan, besarnya dukungan Pemerintah ini dapat terlihat pada pertumbuhan KPR Nasional hingga Kuartal III 2023 telah tumbuh mencapai 12,66% (yoy), sehingga pertumbuhan KPR terus mencapai dua digit sejak Kuartal II 2023.

Baca Juga: Komitmen Bank BTN Cetak Generasi Milenial Jadi Developer Andal

"Hal ini menjadikan sektor properti pada 2024 masih menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia," kata Oni Febriarto Rahardjo dalam acara 'BTN Economy Outlook 2024' yang dihelat di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Menurutnya, beberapa langkah stimulus yang diberikan oleh pemerintah sebagai countercyclical buffer untuk mengatasi dampak penurunan perekonomian masyarakat telah dijalankan dengan baik oleh perbankan dan pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan kearah yang lebih baik.

"Meski menghadapi sejumlah gejolak ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19 dan dampak perang antar negara, perekonomian Indonesia relatif terkendali sepanjang tahun 2023 lalu. Dengan capaian ini, Indonesia tetap optimistis menghadapi tantangan perekonomian global 2024 yang masih penuh ketidakpastian," tutur Oni Febriarto Rahardjo.

Dia mengakui, Bank BTN sendiri telah melakukan berbagai transformasi untuk mewujudkan visi mereka untuk menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia di tahun 2025.

Baca Juga: Mayoritas Milenial Indonesia Masuk Kelompok MBR, Saatnya Manfaatkan Program BP Tapera

Adapun transformasi tersebut meliputi, transformasi kantor cabang, pengembangan low cost funding dengan implementasi produk tabungan baru yang menyasar segmen bisnis, pembentukan Regional Loan Processing Center dan Commercial Banking Center, perluasan jangkauan bisnis perumahan khususnya segmen emerging affluent, one stop financial solution melalui pengembangan super apps BTN Mobile dan Digital Mortgage Ecosystem.

"Transformasi ini merupakan inisiatif strategis yang kita lakukan untuk mendongkrak kinerja serta dapat memenuhi kebutuhan nasabah BTN," jelas Oni, menambahkan.

Dengan kinerja yang baik di tahun 2023 ini, Bank BTN berhasil mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak dalam dan luar negeri diantaranya, AAA Company dari Pefindo, Juara 1 Kategori Perusahaan BUMN Keuangan (Annual Report Award untuk tahun 2022), The Greatest Champions of GRC Excellence 2023, The Highest Financial Intergrity Rating untuk kelompok KBMI 3, KBMI 4 maupun nilai rata2 Bank Umum, The World’s Best Islamic Project Finance House - Euromoney Awards, The Best Mortgage Loan Conventional Bank (KBMI) 3, Best Mid Cap – Gold FinanceAsia’s 23rd dan ESG Disclosure Transparency Awards 2023 (Leadership AA).

Baca Juga: Bank BTN: Stimulus Pajak, Angin Segar Bagi Sektor Perumahan Tanah Air

Lebih Baik Dibanding 2023

Sementara itu, Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk, Chandra M Hamzah juga memuji prestasi yang diperoleh Perseroan sepanjang 2023 lalu. Menurutnya, transformasi yang masif pada berbagai bidang dan inisiatif strategis yang disusun dalam menyongsong tahun 2024 diyakini mampu membawa Bank BTN tetap tangguh.

Secara umum, Chandra melihat meskipun Indonesia dibayangi peningkatan risiko global namun ekonomi Indonesia di proyeksikan mampu bertumbuh yang didorong oleh data fundamental ekonomi yang baik. Pertumbuhan ekonomi juga akan ditopang oleh aktivitas Pemilu yang diperkirakan ikut mendorong lonjakan konsumsi masyarakat.

Hal senada juga diungkapkan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional di 2024 akan jauh lebih baik ketimbang 2023.

Bank Indonesia, lanjut Destry, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional di 2024 akan tumbuh mendekati angka 5% dengan target inflasi 2,5% plus minus 1%.

Baca Juga: Bertransformasi Jadi Bank Modern dan Kekinian, Ini Sejumlah Strategi Bank BTN

"Pertumbuhan kredit sepanjang 2023 tumbuh sebesar 10,6% artinya ruang untuk tumbuh di 2024 masih ada. Terlebih lagi fundamental kita cukup kuat, ekonomi domestik kita juga bagus walaupun kita tidak bisa berharap banyak dengan ekonomi global yang masih dibanyangi ketidakpastian," tukasnya.

Terkait sektor properti, Destry juga melihat peluangnya di 2024 masih sangat tinggi, di mana Indonesia diuntungkan dengan bonus demografi kelompok milenial yang mulai banyak mengambil KPR dengan NPL yang tetap terjaga.

Dalam acara yang sama, Pengamat Properti Panangian Simanungkalit menilai penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), milenial dan Gen Z merupakan potensi yang bisa mendongkrak pertumbuhan sektor properti di 2024.

"Permasalahan backlog (kekurangan perumahan) saat ini masih belum teratasi bahkan jumlahnya semakin meningkat. Karena itu kita berharap pemerintah yang akan datang agar lebih memperhatikan hunian rakyat, terutama bagi milenial dan MBR. Apalagi, menurut Panangian, pemerintah memiliki program yang cukup bagus, yakni menargetkan zero Backlog pada tahun 2045," katanya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)