Bangun Sarhunta di Borobudur, Kementerian PUPR Alokasikan Rp58,2 Miliar

Sarhunta KSPN Borobudur diharapkan meningkatkan kualitas rumah masyarakat di sepanjang koridor tempat pariwisata sekaligus dapat menjadi homestay bagi wisatawan.

RealEstat.id (Yogyakarta) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) terus mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata. Selain mempersiapkan infrastruktur, peningkatan kualitas rumah masyarakat di kawasan pariwisata juga diperhatikan sehingga lebih tertata dan menjadi daya tarik wisatawan.

"Salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang tengah dikembangkan oleh Kementerian PUPR adalah Borobudur," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid saat melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta, Jumat (23/10/2020).

Baca Juga: Kementerian PUPR: Para Pekerja Bangunan Program Sarhunta Harus Tersertifikasi

Khalawi menjelaskan, Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi Jawa Tengah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp58,2 miliar untuk pembangunan Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di KSPN Borobudur. Sarhunta dilaksanakan dengan meningkatkan kualitas rumah masyarakat di sepanjang koridor tempat pariwisata sekaligus dapat menjadi homestay bagi wisatawan yang berkunjung dan ingin menikmati keindahan candi borobudur.

Adanya penataan koridor dan program homestay diharapkan mampu menciptakan penataan ruang dan kebutuhan  publik yang sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal budaya daerah. Progam Sarhunta ini sangat bagus untuk mengembangkan tempat wisata di indonesia sehingga dapat mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Baca Juga: Kementerian PUPR Bangun 1.765 Sarhunta Danau Toba

"Jumlah Sarhunta yang kami bangun di KSPN Borobudur adalah sebanyak 733 unit yang terbagi sebanyak 355 unit pembangunan koridor sedangkan Homestay sebanyak 378 unit yang terbagi menjadi 3 tahap pembangunan yaitu tahap 1 sebanyak 80 unit, tahap II sebanyak 115 unit , tahap III sebanyak 183 unit dan tersebar di dua kecamatan yaitu kecamatan Borobudur dan Kecamatan Mungkit,” Terangnya.

Dalam kegiatan tersebut, Khalawi juga meninjau langsung ke lapangan dan mendorong para tukang untuk tetap bekerja sebaik mungkin dan mematuhi protokol kesehatan.

"Progres pembangunan homestay tahap I telah mencapai 80% dan di pastikan akan selesai 2 minggu lagi sedangkan untuk tahap II masih 15% dan tahap III baru akan berjalan, diperkirakan 298 unit tersebut akan selesai di bulan desember," tandasnya.

Baca Juga: Program Sarhunta: 500 Rumah di NTB Direnovasi Jadi Homestay untuk Turis

Lebih lanjut, Khalawi menerangkan, bentuk dukung pengembangan KSPN Borobudur, Kementerian yang dilaksanakan antara lain dengan meningkatkan kualitas hunian masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Selain infastruktur jalan, sarana air bersih dan juga yang terpenting dalam kawasan wisata adalah  mengubah wajah rumah masyarakat yang tidak layak huni menjadi layak huni dan juga multifungsi, yaitu selain untuk menjadi tempat tinggal yang layakdapat juga menjadi tempat usaha, seperti rumah sewa atau homestay,” katanya.

Sebagai informasi, kawasan Borobudur telah di tetapkan sebagai salah satu KSPN prioritas atau lima “Bali baru” fokus 2020 di Indonesia selain Danau Toba, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo.

Baca Juga: Program Sarhunta: 2.750 Rumah Tidak Layak Huni di Lokasi Wisata Disulap Jadi Homestay

Salah seorang penerima bantuan program Sarhunta di kawasan Borobudur, Nurcahyo mengaku sangat berterima kasih kepada pihak kementerian PUPR.

“Semoga program Sarhunta ini lebih banyak lagi di kawasan borobodur sehingga kawasan borobudur dapat berkembang lebih baik. Terima kasih banyak kepada pemerintah. rumah kami jadi lebih layak dan rumah kami juga jadi dapat menjadi tempat pencarian,” katanya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Puncak HUT KPR BTN ke-48 di Mall Kota Kasablanka, Ahad, 15 Desember 2024. (Foto: Kementerian PKP)
Puncak HUT KPR BTN ke-48 di Mall Kota Kasablanka, Ahad, 15 Desember 2024. (Foto: Kementerian PKP)