RealEstat.id (Jakarta) - Asosiasi Kelaikan Bangunan Gedung Indonesia (AKBG) menyelenggarakan seminar bertajuk "Efisiensi Desain Dalam Penerapan Kelaikan Bangunan Gedung" di Merlyyn Park Hotel, Jakarta Pusat.
Acara yang dihadiri oleh kalangan akademisi dan bulding management ini menampilkan pembicara-pembicara senior di bidang teknis.
Ketua Umum AKBG Ir. Erwin Princen Sihite mengatakan bahwa workshop tersebut merupakan bagian dari edukasi akan pentingnya memahami standar kelaikan fungsi bangunan.
Baca Juga: Arsitektur dan Desain di Era 4.0, Peluang atau Tantangan?
"Bangunan gedung yang baik harus memiliki perancangan dan juga standar fungsi yang optimal," kata Erwin.
Standar Kelaikan Bangunan Gedung
Seminar Asosiasi Kelaikan Bangunan Gedung Indonesia (AKBG) ini menampilkan sejumlah pembicara.
Salah satunya adalah Managing Director Pandega Desain Weharima (PDW) Architects Prasetyoadi.
Dalam pemaparannya, arsitek yang banyak merancang bangunan hijau ini menjelaskan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh seorang arsitek
“Seorang arsitek haruslah memiliki rancangan yang memenuhi standar kelaikan fungsi dari suatu bangunan gedung”, ujar Prasetyoadi.
Baca Juga: Arsitektur Instalasi Bambu: Beragam Gaya, Ramah Lingkungan, dan Tahan Lama
Hal senada juga dikatakan oleh Faizal Salim, seorang arsitek profesional yang banyak menangani bidang pekerjaan teknis pada arsitektur gedung.
Menurut dia, setiap ilmu teknik terkait erat satu sama lain, menjadi satu kesatuan hingga mencapai tujuan yaitu keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.
"Agar sebuah perancangan gedung menjadi optimal, arsitek pun harus memperhatikan elemen sipil, mekanikal elektrikal hingga keselamatan kerja," ujar Faizal.
Baca Juga: Desain Arsitektur dan Interior Rumah Ideal di Era "New Normal"
Workshop Asosiasi Kelaikan Bangunan Gedung Indonesia (AKBG) ini juga menampilkan pembicara Jimmy S. Juwana, Direktur Pengembangan Rating Greenship GBCI.
Ada juga Wakil Ketua Umum DPN INKINDO Bidang Pranata Usaha, Ronald Sihombing Hutasoit.
"Regulasi atas kompetensi tenaga ahli mengenai tanggung jawab, produktivitas, kualifikasi, dan sertifikasi juga tak kalah pentingnya untuk dapat menghasilkan bangunan yang laik," pungkas Ronald.
Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News