Amanai! Kegembiraan Penghuni Rumah Khusus di Perbatasan Indonesia - Papua Nugini

Dari 100 unit rumah khusus, sebanyak 50 unit diperuntukkan bagi MBR dan 50 unit untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini.

Rumah khusus di perbatasan Papua Nugini (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Rumah khusus di perbatasan Papua Nugini (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Jayapura) – Kegembiraan terpancar dari raut wajah masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menghuni rumah khusus (Rusus) yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) di daerah perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini. Menurut mereka, rumah khusus tersebut tidak hanya bagus dari sisi kualitas bangunan, tapi lingkungan perumahannya juga tertata dengan baik.

Salah satu penerima bantuan rumah khusus di daerah perbatasan tersebut adalah Agnes Maryen. Dirinya bersama keluarganya sangat senang dan bahagia karena mendapat rumah khusus yang telah dihuninya sejak tahun 2015. Adanya penataan lingkungan yang baik juga membuat anak-anak dan keluarga yang tinggal merasa betah dan nyaman.

Baca Juga: Program Bedah Rumah Tahap I di Papua Sedot Anggaran Rp11,97 Miliar

“Saya sangat senang karena rumahnya sangat nyaman dan lingkungannya juga tertata. Saya juga bekerja tidak jauh dari sini dan rumah ini bisa menjadi tempat istirahat setelah pulang bekerja. Amanai (terima kasih-red ) Kementerian PUPR,” ungkapnya.

Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Wilayah Papua I, Faisal Soedarno menjelaskan, pembangunan rumah khusus di daerah perbatasan ini sudah dilaksanakan oleh Kementerian PUPR sejak lama. Untuk hunian yang dihuni oleh keluarga Agnes Maryen merupakan bangunan yang telah dibangun sejak tahun 2015 dan kondisinya sampai saat ini masih cukup baik.

Baca Juga: Kementerian PUPR Bangun 147 Rumah Khusus di Provinsi Papua

Bantuan 100 unit rumah khusus tersebut diperuntukkan sebanyak 50 unit untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tinggal antara  perbatasan Indonesia dan Papua Nugini dan 50 unit untuk  para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di wilayah perbatasan.

“Secara umum jumlah rumah yang dibangun di daerah perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini ini berjumlah 100 unit rumah tapak dengan tipe 36 meter persegi. Kami harap para penghuni rumah khusus ini bisa memelihara dan menjaga bangunan ini dengan baik,” terangnya saat melakukan kunjungan lapangan di Kampung Skouw, Distrik Muara Tami Kota Jayapura, Provinsi Papua, akhir pekan lalu.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)