Aktivitas 'Downsizing' Ruang Perkantoran Masih Berlanjut

Aktivitas downsizing hingga penutupan perkantoran masih terjadi pada Kuartal I 2021, sehingga tingkat serapan bersih menjadi negatif 32.300 meter persegi.

Perkantoran di masa pandemi (Foto: pixabay.com)
Perkantoran di masa pandemi (Foto: pixabay.com)

RealEstat.id (Jakarta) - Pasokan ruang perkantoran di CBD Jakarta hingga Kuartal I 2021, mencapai 7,1 juta meter persegi. Proyek perkantoran terbaru yang masuk ke pasar di kuartal pertama adalah Trinity Tower (sebelumnya bernama Proyek Daswin) yang berlokasi di bilangan Kuningan dengan luas 73.000 meter persegi.

Pasokan perkantoran seluas 262.500 meter persegi diperkirakan akan memasuki pasar di tahun ini, yang semuanya merupakan bangunan Grade-A. Demikian laporan MarketBeat Kuartal I 2021 yang dirilis konsultan properti Cushman & Wakefield.

Baca Juga: Panduan Transformasi Area Kerja di Perkantoran

Sementara itu, rata-rata tingkat hunian semakin menurun kendati kondisi pasar telah menunjukkan sedikit peningkatan aktivitas dan inquiry. Kesepakatan sewa baru pun masih relatif sedikit dalam Kuartal I 2021.

Cushman & Wakefield mencatat, beberapa aktivitas downsizing (pengecilan luasan sewa kantor) hingga penutupan perkantoran masih terjadi pada kuartal I 2021, sehingga tingkat serapan bersih pada pasar menjadi negatif 32.300 meter persegi. Rata-rata tingkat hunian pekantoran CBD semakin menurun ke 71,0% pada akhir Maret 2021.

"Pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung dan berlanjutnya pembatasan sosial di Jakarta telah memperlambat performa bisnis dan menurunkan jumlah permintaan perkantoran dan transaksi ke tingkat terendah," kata Arief Rahardjo, Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.

Baca Juga: Babak Baru Bisnis Perkantoran Sewa di Tengah Pandemi Covid-19

Di sisi lain, imbuhnya, harga sewa terpantau masih mengalami tekanan. Harga sewa dalam Rupiah masih mengalami penurunan di kuartal I 2021, sejalan dengan lemahnya permintaan dan turunnya tingkat hunian.

Banyak pemilik bangunan yang memberikan keringanan harga sewa atau penundaan pembayaran untuk menjaga penyewa eksisting. Pada akhir Maret, rata-rata harga sewa bruto pada perkantoran CBD berada di Rp277.000 per meter persegi per bulan (turun sebanyak 7,3% T-T) atau USD19,06 per meter persegi per bulan (turun sebanyak 4,0% T-T).

Dengan proyeksi bisnis yang masih lemah dan perkiraan dampak pandemi yang masih akan berlanjut hingga program vaksinasi mencapai sebagian besar target populasi, tren permintaan perkantoran CBD terhadap lokasi yang menawarkan harga sewa lebih rendah dan pengecilan luasan ruang kantor diperkirakan masih akan terjadi di Kuartal II 2021.

"Sejalan dengan hal tersebut, harga sewa bruto diperkirakan akan turun lebih jauh sebagai antisipasi atas permintaan yang lemah," tutup Arief Rahardjo.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik  berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)