RealEstat.id (Jakarta) - Yayasan Kawan Lama bekerja sama dengan Cita Tenun Indonesia menghelat kegiatan sosial bertajuk Aram Bekelala Tenun Iban.
Program yang dalam Bahasa Indonesia, berarti "Mari Berkenalan dengan Tenun Iban" ini merupakan sebuah inisiatif untuk melestarikan kain tenun Dayak.
Ketua Pengurus Yayasan Kawan Lama, Tasya Widya Krisnadi menjelaskan Kapuas Hulu berpotensi besar untuk menjadi pusat pengembangan kain tenun tradisional.
"Keberlanjutan produksi kain tradisional di Kapuas Hulu saat ini menghadapi berbagai tantangan besar," kata Tasya Widya seperti dikutip dari keterangan pers, Sabtu (25/01/2025).
Baca Juga: Lestarikan Budaya dan Pariwisata, Yayasan Kawan Lama Rilis 'Merajut Asa Sumba'
Ia mengungkapkan tantangan itu termasuk minimnya regenerasi dan kurangnya pengenalan di pasar yang lebih luas.
"Aram Bekelala Tenun Iban juga bertujuan memberdayakan para penenun perempuan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih cerah,” ujarnya.
Yayasan Kawan Lama juga memperkaya program ini dengan pelatihan literasi keuangan dan strategi pemasaran.
Ada empat dusun yang dipilih untuk program sosial bagi penenun kain tenun tradisional Dayak Iban ini.
Baca Juga: Rumah Pertiwi Usung Keindahan Kain Tenun Ulap Doyo di KriyaNusa 2024
Diantaranya, Dusun Lauk Rugun, Dusun Pulan, Dusun Mungguk, dan kawasan Dusun Sungai Utik.
Penenun yang terpilih tidak hanya menerima pelatihan, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk membagikan pengetahuan yang didapatkan ke komunitas mereka di dusun masing-masing.
Kaya akan Makna dan Nilai Luhur
Masyarakat Dayak Iban meyakini bahwa keahlian menenun adalah bentuk cinta kasih dari leluhur yang diturunkan melalui mimpi.
Oleh sebab itu, setiap hasil tenun mereka menjadi sangat sakral, penuh makna, dan sarat akan filosofi kehidupan.
Motif kain tenun Dayak merefleksikan hubungan yang erat dengan alam serta nilai-nilai luhur yang diwariskan generasi ke generasi.
Baca Juga: Signify Tampilkan Motif Batik di Desain Luminer Cetak 3D Philips
Adapun teknik pembuatan kain tenun Dayak Iban menggunakan cara yang beragam. Mulai dari teknik Sidan yang sederhana hingga teknik kompleks seperti Sungkit, Ikat, Pileh Selam, dan Pileh Anyam.
Sementara itu Ketua Cita Tenun Indonesia, Okke Hatta Rajasa mengatakan kolaborasi organisasinya dengan Yayasan Kawan Lama merupakan langkah strategis untuk memastikan warisan budaya tetap lestari.
"Program ini akan menciptakan peluang untuk mengembangkan kain tenun Dayak Iban menjadi produk fesyen yang mengikuti selera pasar," ujar Okke.
Baca Juga: Kekayaan Desain Indonesia Diyakini Mampu Menginspirasi Dunia
Hasil tenun dari para penenun akan diproses oleh tim desain busana Cita Tenun Indonesia. Kemudian, tim tersebut akan menyelaraskannya dengan tren fesyen global.
Dengan demikian, diharapkan pula program Aram Bekelala Tenun Iban juga dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
"Kami berharap para penenun tidak hanya mempertahankan keahlian menenun tradisional mereka, tetapi juga memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar global," tandas Okke Hatta Rajasa.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News