RealEstat.id (Tangerang) – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, Stasiun Cisauk sebagai salah satu contoh integrasi antar-moda transportasi yang baik, seperti KRL, Shuttle Bus BSD Link, Pasar Modern, hingga fasilitas pendukung pesepeda. Sejalan dengan pernyataan Menteri Perhubungan tersebut, proyek Cisauk Point yang berada tepat di sebelah Stasiun Cisauk, digadang bakal menangguk sukses.
Cisauk Point merupakan produk hasil kerjasama antara PT Adhi Commuter Properti (ACP)—subsidiary PT Adhi Karya (Persero), Tbk—dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Proyek dengan luas lahan 1,65 hektar ini berada di sisi stasiun KRL Cisauk dan terminal intermoda Cisauk.
Baca Juga: Intermoda Cisauk BSD City Akan Jadi Kawasan TOD Percontohan
Project Director Cisauk Point, Teguh Waskitha, yakin bahwa Cisauk Point yang terintegrasi dengan moda transportasi massal tersebut, dapat berkontribusi dalam mendukung mobilitas masyarakat Tangerang atau dari wilayah Jakarta dan sekitarnya.
“Cisauk Point dengan pengembangan berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal bersifat multimoda, seperti KRL dan bus. Diharapkan, masyarakat yang terbiasa dengan kendaraan pribadi dapat beralih ke transportasi massal karena kemudahan akses transportasi. Selain itu, interkoneksi antarmoda ini dapat menekan biaya transportasi para pekerja dan daya tempuh lebih efisien,” ungkap Teguh Waskitha dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.
Kelebihan lainnya, urai Teguh, Cisauk Point berjarak cukup dekat dengan Jakarta: ke daerah Kebayoran Lama misalnya, dapat ditempuh hanya dalam waktu 30 menit saja.
Nilai Historis
Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Adhi Commuter Properti, Indra Syahruzza menuturkan, bangunan lama Stasiun Cisauk yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen—perusahaan kereta api di era kolonial Belanda—telah dinonaktifkan dan diganti dengan bangunan di sisi selatan peron stasiun, sehingga jalur 1 berada di sisi Selatan.
Bangunan lama stasiun yang sudah tidak lagi dipergunakan untuk keberangkatan dan kedatangan penumpang, kini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI.
Baca Juga: LRT City Bekasi – Eastern Green Tingkatkan Digital Marketing di Masa Pandemi
Saat ini, imbuhnya, Stasiun Cisauk telah selesai menjalani renovasi besar-besaran dan sudah beroperasi sejak 1 Februari 2019. Stasiun Cisauk juga memiliki fasilitas yang jauh lebih lengkap dan sudah bertaraf internasional dengan gaya arsitektur minimalis futuristik, lengkap dengan fasilitas khusus ibu menyusui, toilet, fasilitas difabel, dan skywalk untuk menyeberangi rel.
“Kami juga memberikan kenyamanan bagi para komuter dalam menjangkau akses moda transportasi dan menuju ke Cisauk Point dengan membangun jalur pedestrian yang dilengkapi taman kota sepanjang 200 meter,” jelas Indra Syahruzza.
Interior apartemen Cisauk Point.
Hunian Simpel di Lokasi Strategis
Teguh menambahkan, proyek mixed-use ini akan merangkum empat tower apartemen setinggi 26 lantai dengan total hunian sebanyak 2.305 unit dan area komersial. Terdapat dua tipe hunian vertikal, yaitu tipe Studio dengan luas 24,4 meter persegi dan 1 kamar tidur seluas 35 meter persegi.
“Tipe ini mengikuti kebutuhan mereka yang memerlukan hunian simpel di lokasi strategis. Untuk harga perdana, tipe studio ditawarkan dengan harga Rp360 jutaan,” ujarnya.
Baca Juga: Terapkan New Normal, LRT City Beri Diskon Khusus Buat Tenaga Kesehatan
Teguh menambahkan, proyek yang dibangun sejak Agustus 2019 ini berjalan sesuai rencana, di mana proses tutup atap (topping-off) Tower Sapphire akan dilaksanakan pada tahun 2021.
Cisauk Point juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas kota, seperti coworking space dan fitness area. Di samping itu, Cisauk Point berdekatan pula dengan area komersial dan pendidikan. Sebut saja, Pasar Modern Intermoda, Indonesia Convention Exhibition (ICE), AEON Mall, The Breeze, Unika Atma Jaya, dan Universitas Prasetiya Mulya.