Tren 'Work from Office' Bikin Pasar Perkantoran Jakarta Makin Dinamis

Dalam jangka panjang, seiring pulihnya kegiatan bisnis, permintaan ruang kantor diprediksi akan naik dan dapat membuat pasar perkantoran Jakarta menjadi lebih dinamis.

Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)

RealEstat.id (Jakarta) – Pasar perkantoran di Jakarta masih terus bertumbuh secara moderat, sehingga ke depannya berpeluang untuk berkembang.

Konsultan properti Colliers Indonesia mencatat, beberapa perusahaan terlihat tengah mengevaluasi kembali kebutuhan ruang kerja mereka sambil terus berupaya untuk meningkatkan kinerja bisnis.

Seiring dengan penyesuaian yang terjadi di pasar, potensi pertumbuhan sektor perkantoran di Jakarta tetap terjaga, terutama karena beberapa perusahaan sudah mulai membuat aturan masuk kerja di kantor (work from office).

Baca Juga: Seperti Apa Wajah Pasar Properti di Jakarta Setelah Ibu Kota Pindah ke IKN?

"Tren ini mendorong calon penyewa untuk secara aktif mencari ruang kantor yang menawarkan fasilitas lebih baik serta lingkungan yang kolaboratif," tutur Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia.

Dia menjelaskan, beberapa penyewa bahkan memperbesar ruang kantor mereka, agar dapat merelokasi unit bisnis yang sebelumnya ditempatkan di luar kantor.

“Dalam jangka panjang, seiring dengan pulihnya kegiatan bisnis, permintaan ruang kantor diantisipasi akan naik dan diharapkan dapat membuat pasar perkantoran menjadi lebih dinamis,” jelas Ferry Salanto.

Data Colliers Indonesia menunjukkan, aktivitas penyewaan pada Kuartal III 2024 tetap berjalan dan menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Baca Juga: Leads Property Ungkap Sejumlah Tren Pasar Perkantoran di Jakarta

"Pasar perkantoran saat ini terus menyesuaian diri dengan keinginan penyewa, seperti menawarkan berbagai pilihan ruang yang tersedia," terangnya.

Colliers Indonesia melihat bahwa landlord (pemilik ruang perkantoran) masih menerima permintaan dari sektor seperti fintech, pertambangan, ritel, dan asuransi.

Meski demikian, keterbatasan anggaran kerap kali menjadi kendala bagi calon penyewa dalam memilih ruang kantor.

Selain itu, untuk menarik minat calon penyewa, pemilik ruang kantor juga menawarkan insentif fit-out dan diskon.

Baca Juga: Harga Sewa Perkantoran Kelas A di CBD Jakarta Naik Pesat

Merespon pasar yang sulit diprediksi ini, beberapa pemilik ruang kantor memanfaatkan waktu dengan meningkatkan fasilitas mereka.

Sebagian lagi terus memperkuat hubungan dengan agen pihak ketiga untuk memaksimalkan potensi dalam mengisi ruang perkantoran yang masih kosong.

"Landlord dengan proyek mixed-use mendapatkan peluang permintaan yang lebih kuat, karena perusahaan mencari fasilitas penunjang dalam gedung yang lebih lengkap," pungkas Ferry Salanto.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)