Tren Suku Bunga Naik, Minat Pembelian Properti Secara Online Tumbuh 9%

Segmen rumah dengan harga terjangkau memainkan peran besar dalam menopang pertumbuhan sektor properti pada kondisi ekonomi yang kurang mendukung.

Foto: readdive
Foto: readdive

RealEstat.id (Jakarta) - Di tengah tren naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia, ternyata terjadi peningkatan minat pembelian properti secara online sebesar 9% pada Desember 2022 lalu.

Demikian data yang diungkap perusahaan PropTech, Lamudi dalam siaran siaran pers yang diterima RealEstat.id, Kamis (9/2/2023).

Menurut Mart Polman, CEO Lamudi, hal ini merupakan indikasi resiliensi konsumen Indonesia yang menghadapi tantangan naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia pada posisi 5,75%.

Baca Juga: Catat! Ini Deretan Bank Penyalur KPR Subsidi FLPP dan Tapera di 2023

Dia mengatakan, mayoritas dari minat pembelian properti secara online ini berada pada segmen rumah dengan harga di bawah Rp600 juta yang mencapai 75% dari minat pembelian dalam periode Juni - Desember 2022.

“Data ini mengindikasikan bahwa segmen rumah harga terjangkau memainkan peran besar dalam menopang pertumbuhan sektor properti pada kondisi ekonomi yang kurang mendukung,” ungkap Mart Polman.

Riset Lamudi menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat yang mencari rumah terjangkau merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yang masih tergantung pada akses kepada KPR untuk pembelian rumah dan tersedianya rumah terjangkau. 

Baca Juga: Lima Keuntungan Membeli Rumah dengan Fasilitas KPR Indent

“Sebagai upaya untuk menjaga pertumbuhan keberlanjutan sektor properti dua hal perlu diperhatikan oleh seluruh pemangku kepentingan yang bersangkutan, yaitu edukasi literasi finansial pada calon pembeli properti dan adanya supply memadai dari rumah terjangkau,” tambah Mart.

Literasi finansial dalam aspek ini meliputi kemampuan untuk mengukur kesiapan finansial diri sebelum mengajukan KPR pada bank yang ditujukan, mempersiapkan syarat dokumen yang diperlukan, dan pengertian mengenai skema cicilan yang sesuai dengan tingkat pendapatan calon pembeli.

"Di sini, developer, agen dan bank harus mengambil peran lebih dalam membantu edukasi calon pembeli dengan jasa konsultasi untuk mendorong kemungkinan diterimanya pengajuan KPR bank," tuturnya. 

Baca Juga: Pencarian Online Jadi Pilihan, Inilah Properti yang Paling Dicari Konsumen

Selain itu, dari sisi supply developer dan pemerintah dapat berkolaborasi dalam upaya meningkatkan akses kepada rumah terjangkau sebagai bagian dari Program Sejuta Rumah yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk meningkatkan akses perumahan pada MBR.

Di sini, developer harus diberikan insentif untuk terus mengembangkan rumah harga terjangkau  salah satunya dengan memberikan wadah bagi mereka untuk mempublikasikan proyek ke masyarakat Indonesia secara luas.

Hal ini dikarenakan peran mereka sangat besar dalam menghadirkan pilihan rumah yang beragam bagi masyarakat baik di tingkat nasional maupun  regional.

Baca Juga: Keuntungan dan Perhitungan Cicilan KPR Syariah

Sebagai tindak lanjut dari bentuk apresiasi tersebut, Lamudi.co.id Property Awards (LPA) kembali hadir untuk kedua kalinya sebagai ajang penghargaan untuk memberikan apresiasi pada developer secara tahunan.

Di antara banyaknya ajang penghargaan saat ini, LPA memberi pengakuan bagi seluruh pemain yang mewarnai industri baik di pulau Jawa dan luar pulau Jawa dengan kategori yang sudah dikurasi melalui pendataan terpusat Lamudi.

Lamudi saat ini masih membuka pendaftaran bagi developer yang berkeinginan mendaftarkan diri yang telah berlangsung dari tanggal 6 Desember 2022 dan akan ditutup pada tanggal 15 Maret 2023.

“Kami harap acara LPA 2022 dapat menjadi salah satu insentif bagi developer untuk terus memberikan pilihan properti terbaik untuk masyarakat Indonesia,” tutup Mart.

Redaksi@realestat.id

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)