RealEstat.id (Jakarta) – Broker atau agen properti belakangan mulai menjadi profesi yang diminati. Kendati saat krisis ekonomi di masa pandemi, broker properti terutama setelah booming pasar properti beberapa tahun lalu. Lantas, bagaimana kiat menjadi broker properti yang andal dan sukses?
Broker properti harus ulet dan persistence, karena jadi broker butuh sebuah passion. Jadi, untuk dapat sukses sebagai broker properti, profesi ini tidak bisa dijadikan pekerjaan sampingan. Broker properti sampingan cuma berlaku saat pasar properti booming.
Baca Juga: Tips Lengkap Memilih Broker/Agen Properti Sesuai Kebutuhan
Untuk menghadapi kondisi pasar saat ini yang masih cukup berat, profesi sebagai broker properti tidak bisa dilakukan secara part time karena banyak soft skill yang mesti dikuasai. Broker properti andal harus menguasai teknik negosiasi dan mengurus surat-surat (legalitas).
Di samping itu, pemerintah sekarang mulai menerapkan sertifikasi baik broker properti melalui LSP (lembaga sertifikasi Profesi). Ke depan, hanya broker tersertifikasi yang bisa menjual properti.
Lantas apa kunci sukses menjadi broker atau agen properti?
Baca Juga: Jaga Reputasi, Pengembang Properti Perlu Litigasi Public Relation
Listing Adalah Kunci Sukses Broker Properti
Broker properti yang andal pasti memerhatikan listing yang dipasangnya. Harus diingat, listing harus kuat. Bayangkan listing seperti gula, sementara customer adalah semut. Semut akan mencari gula. Jika banyak gula, akan banyak semut yang datang.
Selama ini, banyak broker yang salah strategi. Mereka mencari customer dulu, tidak mencari listing. Listing adalah hal paling penting, jadi sebisa mungkin agen properti harus membuat ‘master-listing’. Listing yang baik juga harus memiliki poin-poin lengkap. Misalnya foto yang banyak dan informasi lengkap, supaya ‘semutnya’ datang.
Selain membuat listing yang baik, broker properti harus menguasai teknik mendapat listing baru dan mendapat kepercayaan dari pemilik untuk memercayakan propertinya dijual oleh broker.
Di samping itu, teknik negosiasi harga pasar juga harus dipahami, karena listing yang bagus menjadi tidak berguna jika harga yang ditetapkan tak sesuai harga pasar (terlalu tinggi).
Baca Juga: Lukas Bong: Pemerintah Belum Banyak Mengatur Industri Broker Properti
Segera Beralih ke Online (Daring)
Teknologi informasi yang semakin maju dan gaya hidup masyarakat yang makin internet-savvy, membuat cara kerja broker juga berubah. Listing konvensional mulai ditinggalkan, beralih ke listing online (daring).
Berbeda dengan belasan tahun lalu, di saat tak ada listing online, broker properti menggunakan media berupa koran, tabloid, bahkan selembaran. Sekarang broker properti yang tidak ikut memasang listing online akan jadi dinosaurus.
Listing online juga lebih praktis, karena bisa diunggah di mana saja dan kapan saja. Promosi lewat media cetak seperti tabloid hanya untuk branding saja. Penjualan (lewat media konvensional) memang masih ada, tetapi penjualan lewat online bisa mencapai 80% hingga 90%.
Semoga Anda dapat menjadi broker properti yang sukses!