RealEstat.id (Jakarta) – Pandemi COVID-19 tak ayal berdampak pada bisnis PT PP Properti, Tbk (PPRO). Kuartal II hingga akhir 2020, merupakan rentang waktu yang cukup berat bagi pengembang pelat merah ini. Kendati demikian, PP Properti optimistis menghadapi 2021, sejumlah strategi pun telah disiapkan.
Sinur Linda Gustina, Direktur Utama PP Properti, Tbk. meyakini, 2021 adalah tahun kebangkitan bisnis properti. Dalam mengantisipasi bisnis properti di tengah pandemi, pihaknya akan menjalankan dua strategi besar.
Baca Juga: Kiprah PP Properti di Koridor Timur Jakarta
“Pada Semester Pertama 2021, PP Properti fokus pada portfolio management atau pengelolaan portofolio. Selanjutnya semester Kedua 2021, Perseroan akan menjalankan strategi market development dan market penetration,” ungkap Sinur Linda Gustina dalam diskusi virtual bertajuk "Jurus PP Properti Menghadapi Bisnis Properti 2021", Kamis (4/2/2021).
Menurut Linda—demikian dia akrab disapa—pendistribusian vaksin Covid-19 yang telah dimulai di Indonesia akan meningkatkan aktivitas individu dan business group serta mampu mengaktifkan semua lini penggerak ekonomi. Vaksinasi yang efektif dapat membangkitkan kepercayaan diri untuk berinteraksi.
"Melakukan vaksinasi untuk semua lapisan masyarakat sangat memerlukan waktu, namun peran pemerintah Indonesia dan seluruh negara di dunia sangat terasa. Sehingga Kami optimistis pada kuartal pertama 2021 dan selanjutnya semoga kondisi terus membaik,” ujarnya.
Tiga Lini Bisnis PP Properti
Lebih lanjut, Linda menjelaskan, PP Properti memiliki tiga lini bisnis, yaitu residensial yang terdiri atas pengembangan kawasan, apartemen, dan rumah tapak (landed house). Kedua, mall & edutainment yang terdiri dari lifestyle mall dan edupark. Ketiga, lini bisnis hotel yang terdiri atas business and leisure hotel.
“Seluruh proyek yang kami kembangkan berada di lokasi strategis, terhubungan dengan lifestyle venue dan infrastuktur serta konektivitas internet yang mendukung kegiatan work from home (WFH),” jelas Linda.
Sementara itu, T. Arso Anggoro, Direktur Operasi 2 PT PP Properti menuturkan, saat ini Perseroan tengah mengembangkan beberapa perumahan di Semarang, Cibubur, dan Bandung dengan total lahan sekitar 30 hektar.
Baca Juga: Kiprah PP Properti di Koridor Timur Jakarta
"Di Semarang, PP Properti mengembangkan satu cluster hunian tapak dengan luas lahan sekitar 20 hektar. Rencananya, di sini akan dibangun 116 unit rumah bernuansa Bali dengan revenue berkisar Rp917 miliar," kata Arso.
Di Gedebage, Bandung, imbuhnya, PP Properti juga mengembangkan 160 unit rumah tapak yang terbagi dalam tiga cluster, dengan revenue sekitar Rp800-an miliar. Sedangkan di bilangan Transyogi, Cibubur, Perseroan akan membangun rumah kelas menengah yang desainnya sedang dirampungkan.
PP Properti saat ini telah merampungkan delapan proyek residensial, mengoperasikan, dan memiliki pusat perbelanjaan di Surabaya, Bekasi, dan Balikpapan. Selain itu, PPRO juga memiliki lima hotel yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, dan Pekanbaru serta ditambah satu hotel sedang dalam pembangunan di Lombok.
Baca Juga: PP Properti Selesaikan Pembangunan Grand Dharmahusada Lagoon
Menyoal hotel keenam PP Properti di Lombok, Fajar Saiful Bahri, Direktur Bisdev & HCM PT PP Properti, Tbk. menyebut, pembangunan hotel yang berada di Mataram, Lombok, NTB ini menelan biaya investasi sebesar Rp438 miliar.
"Hotel ini hampir memasuki tahap topping off, dan direncanakan mulai beroperasi pada September 2021," katanya.
Berkapasitas 160 unit kamar, hotel yang diberinama Prime Park Hotel & Convention Lombok ini akan dioperasikan oleh PP Hospitality dan akan menambah jumlah kamar hotel milik PP Properti menjadi 1.000 unit.
Baca Juga: Dukung MotoGP Mandalika, 915 Rumah Disulap Jadi Homestay
Linda menerangkan, di tahun 2021, PP Properti membidik marketing sales sekitar Rp1,38 triliun yang bersumber dari tiga lini bisnis tersebut, di mana kontribusi terbesar masih dari lini bisnis residensial.
Guna menopang kinerja tahun ini, imbuhnya, PP Properti menyiapkan anggaran modal kerja (Capital Expenditure/Capex) sekitar Rp438 miliar.
"Capex digunakan untuk proyek carry over di antaranya setoran modal anak perusahaan sekitar 18%, mall and edutainment sebesar 25%, hotel sebesar 19%, dan pembayaran tanah yang telah dimiliki sekitar 37%,” pungkas Linda.