RealEstat.id (Jakarta) - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatat penjualan lahan seluas 8,8 hektar pada tiga kuartal pertama 2021 ke perusahaan teknologi regional dan perusahaan kimia dengan nilai total Rp155,9 miliar. Angka ini mengalami kenaikan sekitar 58,5% dibandingkan dengan penjualan tanah di periode yang sama tahun 2020 sebesar 5,6 hektar.
Perseroan berupaya mendapat tambahan penjualan lahan sebesar 5 hektar hingga akhir tahun fiskal 2021 yang berasal dari Suryacipta City of Industry Karawang, kendati penjualan lahan mengalami perlambatan selama 1,5 tahun terakhir.
Baca Juga: Dapat Pinjaman USD35 juta, Surya Semesta Internusa Genjot Proyek Subang Smartpolitan
Wabah COVID-19 yang berkepanjangan di tahun 2021 berdampak pada tiga pilar bisnis SSIA. Unit bisnis konstruksi diperkirakan membukukan pendapatan yang lebih rendah di 2021, yakni hanya sekitar 25% dari pendapatan di 2020.
Sementara itu, segmen bisnis perhotelan juga akan membukukan pendapatan yang lebih rendah di 2021, terutama lantaran pendapatan perhotelan pada kuartal I 2020 belum terpengaruh dampak pandemi COVID-19.
Pada unit usaha properti yang sebagian besar berasal dari penjualan lahan Kawasan Industri. Prospek dari pendapatan penjualan lahan di 2021 juga akan lebih rendah sekitar 50% dibandingkan dengan penjualan lahan pada 2020 sebesar 78 hektar penjualan tanah dari Suryacipta City of Industry, Karawang (setara dengan nilai Rp329,2 miliar).
Baca Juga: Lokasi Strategis, Subang Smartpolitan Dilirik Puluhan Investor Asing
Secara keseluruhan, prospek pendapatan Perseroan pada tahun fiskal 2021 diperkirakan lebih rendah sekitar 25% dibandingkan dengan pendapatan di 2020. Demikian keterangan yang dinukil dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bukukan Pendapatan Rp1,39 Triliun
Pada sembilan bulan pertama 2021, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1,39 triliun, atau turun 34,5% dari Rp2,12 triliun yang dibukukan pada periode yang sama di 2020. Penurunan ini terutama disebabkan turunnya pendapatan sektor konstruksi dan perhotelan masing-masing -38,9% dan -39,2%. Sementara itu, pendapatan dari bisnis properti turun 2,0%.
Laba kotor perseroan di periode ini turun -27,1% (YoY) menjadi Rp246,9 miliar dari Rp338,5 miliar di periode yang sama tahun 2020, akibat dari penurunan laba kotor perhotelan sebesar -58,1%. Sedangkan, EBITDA di sembilan bulan pertama 2021 turun 118,1% (YoY) menjadi -Rp7,2 miliar dari Rp39,7 miliar di periode yang sama tahun 2020, disebabkan penurunan EBITDA perhotelan sebesar -49,5%.
Baca Juga: Suryacipta Gelar Groundbreaking Subang Smartpolitan
PT Surya Semesta Internusa Tbk mencatat rugi bersih konsolidasi selama tiga kuartal pertama 2021 sebesar Rp269,0 miliar, atau turun 35,9% dibandingkan rugi bersih di periode yang sama tahun 2020 yakni Rp197,9 miliar. Penurunan laba bersih terutama disebabkan turunnya laba operasional sekitar 2,055% dari -Rp4,0 miliar pada tiga kuartal pertama 2020 menjadi -Rp86,9 miliar pada tiga kuartal pertama 2021.
Posisi kas Perseroan hingga akhir September 2021 mencapai Rp665,1 miliar, turun 37,4% dari posisi kas di akhir semester pertama 2021 sekitar Rp1,062 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh pembebasan lahan Subang Smartpolitan serta pengembangan pada periode Kuartal III 2021 yaitu sekitar Rp215 miliar.