Survei: Inilah Investasi Properti yang Menarik Bagi Para 'Crazy Rich'

Para "crazy rich" tersebut memilih investasi properti yang dinilai cenderung stabil terhadap inflasi dbandingkan kelas aset lainnya.

Foto: Pixabay.com
Foto: Pixabay.com

RealEstat.id (Singapura) – Investasi modal swasta yang mengucur ke sektor properti komersial tercatat sebesar USD405 miliar di 2021. Menurut edisi terbaru The Wealth Report yang dirilis oleh Knight Frank, nilai tersebut menunjukkan peningkatan 52% dari tahun sebelumnya, atau 38% di atas rata-rata lima tahun sebelum pandemi.

Knight Frank Attitudes Survey 2022 untuk The Wealth Report mengungkapkan bahwa hampir seperempat (23%) dari ultra high-net worth individual (UHNWI) alias orang-orang super kaya, berencana berinvestasi langsung pada sektor properti komersial. Sementara itu, 20% dari total responden berencana berinvestasi pada DIRE (Dana Investasi Real Estat), debt funding, dan eco-funding.

Baca Juga: Naik 26% di 2021, Investasi Properti Asia Pasifik Kembali ke Level Sebelum Pandemi

Neil Brookes, Head of Global Capital Markets Knight Frank menyebutkan, bagi para "crazy rich" tersebut, properti komersial dinilai memiliki nilai timbal balik investasi tinggi.

"Properti komersial juga dinilai cenderung stabil terhadap inflasi dbandingkan kelas aset lainnya,” terang Neil Brookes.

Jika dilihat berdasarkan sub sektor properti, investasi paling banyak akan mengarah ke sektor perkantoran (43%), lalu diikuti industri logistik (17%), dan residensial (16%).

Para orang-orang super kaya tersebut juga memiliki ketertarikan untuk berinvestasi pada sektor kesehatan (40%), masa pensiun (28%), pusat data (data center) 26%, dan ilmu pengetahuan (23%).

Baca Juga: Asia Pasifik Akan Jadi Kawasan Data Center Terbesar Dunia, Dekade Mendatang

Will Matthews, Head of Commercial Research Knight Frank menambahkan, tahun 2022 tampaknya akan menjadi tahun kejayaan bagi investasi properti komersial, dengan modal swasta diperkirakan akan mewakili seperempat dari semua kegiatan investasi.

"Temuan kami menunjukkan bahwa pemacu utama dalam investasi berasal dari investasi pada lingkungan, inflasi, dan rotasi aset,” tutur Will Matthews.

Di samping itu, The Wealth Report dari Knight Frank juga mengungkapkan investasi lintas negara inbound dan outbound yang akan masuk ke sektor properti komersial di 2022.

Amerika Serikat diprediksi menjadi negara penyumbang modal swasta utama pada 2022, yakni 74% dari porsi global. Investor dari Inggris, Kanada, Swiss, Spanyol, China, dan Israel juga diprediksi berkontribusi aktif memberi porsi investasi.

Baca Juga: Wow! Penggemar Metaverse Rela Bayar Properti Virtual Miliaran Rupiah Daripada Beli Rumah

Berikut 10 destinasi terbaik untuk investasi modal swasta menurut The Wealth Report Knight Frank:

Inbound 
Inggris: USD24,0 miliar
Amerika Serikat: USD7,3 miliar
Jerman: USD6,6 miliar
Spanyol: USD3,8 miliar
Prancis: USD3,7 miliar
Belanda: USD2,7 miliar
Jepang: USD2,3 miliar
India: USD2,0 miliar 
Polandia: USD1,8 miliar 
Italia: USD1,7 miliar 

Outbound 
Amerika Serikat: USD48,0 miliar 
Inggris: USD4,8 miliar  
Kanada: USD2,9 miliar  
Swiss: USD2,1 miliar 
Spanyol: USD1,7 miliar 
Israel: USD1,3 miliar  
Austria: USD0,6 miliar 
Singapura: USD0,6 miliar 
Swedia: USD0,5 miliar 
Finlandia: USD0,4 miliar.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)
Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)
Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)
The Grand yang akan berganti nama menjadi One Global Centre. (Foto: dok. One Global Capital)
The Grand yang akan berganti nama menjadi One Global Centre. (Foto: dok. One Global Capital)