Sukseskan Program 3 Juta Rumah, Kementerian PKP Jajaki Kerja Sama dengan Bank Dunia

Penjajakan kerja sama Program 3 Juta Rumah dengan Bank Dunia dilakukan karena Kementerian PKP tidak bisa hanya mengandalkan APBN yang jumlahnya terbatas.

Perumahan MBR. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Perumahan MBR. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Jakarta) – Sebagai bagian dari penjajakan kerja sama dalam memuluskan target Program 3 Juta Rumah, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) melakukan pertemuan dengan delegasi Bank Dunia (World Bank), Jumat (13/12/2024).

"Pasalnya, bila hanya mengandalkan APBN, Kementerian PKP hanya mampu membangun sebanyak 257.000 unit rumah," tutur Menteri PKP, Maruarar Sirait.

Dia mengatakan, Kementerian PKP bukan kementerian teknis saja, tetapi juga strategis, sehingga diperlukan langkah-langkah inovasi yang menggabungkan aspek teknis dan rencana strategis.

Baca Juga: Menteri PKP Ingin Pekerja Informal Tanpa Slip Gaji Punya Rumah Layak Huni, Bagaimana Caranya?

Jika teknis saja, jelasnya, Kementerian PKP akan gagal, karena berdasarkan anggaran, pihaknya hanya mampu membangun tidak sampai 300.000 rumah, sementara target dari Presiden adalah tiga juta unit rumah.

"Jadi, kami harus mengkombinasikan antara teknis dan strategis untuk mencapai target tersebut," kata Maruarar Sirait.

Pada kesempatan ini, Wakil Menteri PKP, Fahri Hamzah juga menekankan pentingnya kepemilikan rumah, karena hal tersebut memiliki efek positif ke berbagai sektor.

Baca Juga: HUT APERSI ke-26: Menteri PKP dan Menteri ATR/BPN Sepakat Perumahan MBR Masuk PSN

"Selain itu, Kementerian PKP juga diminta membuat skema untuk melibatkan usaha kecil di desa-desa agar pelaku usaha juga dapat terlibat secara lebih masif dalam gerakan penyelenggaraan perumahan dan permukiman," ujarnya.

Sementara itu, Country Director for Indonesia and Timor-Leste, East Asia and Pacific World Bank, Carolyn Turk mengatakan, terkait upaya merealisasikan Program 3 Juta Rumah, sangat penting untuk melibatkan seluruh elemen stakeholder, baik sektor publik, sektor privat, bisnis domestik maupun bisnis internasional.

"Kami yakin sangat penting untuk menggunakan seluruh elemen ini, karena Program 3 Juta Rumah merupakan program yang sangat luar biasa dan tidak mungkin dapat dilakukan hanya oleh sektor publik atau pemerintah," kata Carolyn.

Baca Juga: Stakeholder Properti: Program 3 Juta Rumah Perlu Terobosan dan Kreativitas Pemerintah

Carolyn menjelaskan, bahwa bentuk dukungan World Bank yang dapat disediakan selain pinjaman atau pemodalan, antara lain adalah kerja-kerja analitis dalam upaya untuk menyelesaikan dan mengonsolidasikan semua isu-isu data, baik pengumpulan, pengkajian, serta dalam merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk menjawab berbagai persoalan untuk mewujudkan target yang sudah diberikan.

Menurutnya, kerja-kerja analitis ini juga termasuk penyusunan serta penetapan target dan sasaran penerima manfaat dari program ini.

"Selain itu juga analitis dalam penyusunan sistemnya, karena ketika ada proses desentralisasi yang juga melibatkan dengan pemerintah daerah, maka terdapat sistem untuk proses monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaannya," ungkap Carolyn.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Perumahan subsidi (Foto: Dok. PPDPP)
Perumahan subsidi (Foto: Dok. PPDPP)
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait. (Foto: Dok. Kementerian PKP)
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait. (Foto: Dok. Kementerian PKP)
Pekerja sedang melakukan cor beton manual. (Sumber: Dbest Kontraktor)
Pekerja sedang melakukan cor beton manual. (Sumber: Dbest Kontraktor)