RealEstat.id (Jakarta) – Memasuki tahun politik 2024, dinamika ekonomi dalam negeri masih mengirimkan sinyal-sinyal optimisme, namun kewaspadaan masih harus ditingkatkan oleh para pelaku industri properti di Indonesia.
Risiko geopolitik dari kondisi global terus membayangi yang terakumulasi dalam berbagai tantangan domestik. Kondisi ini berdampak pada pergerakan investor, baik untuk properti komersial maupun properti residensial, yang cenderung wait and see hingga ada kepastian hasil penyelenggaraan Pemilu.
Pemulihan ekonomi setelah pandemi yang digulirkan juga harus melalui berbagai tantangan, mulai dari peningkatan inflasi, peningkatan suku bunga dan kenaikan BBM.
Baca Juga: Pasar Apartemen Jakarta 2024, Colliers Indonesia: It's Time to Buy!
Di tengah tantangan tersebut pemerintah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan industri properti, salah satunya insentif PPN DTP yang dirilis kembali akhir tahun lalu, mampu memberikan pesan dukungan untuk pertumbuhan properti yang positif.
Di akhir tahun lalu, Knight Frank Indonesia melakukan survei untuk mendapatkan pandangan dari para pemangku kepentingan dalam menatap pertumbuhan sektor properti di tahun 2024. Ada beberapa temuan dari hasil survei yang telah dirangkum oleh Knight Frank Indonesia.
Hasil Survei Knight Frank Indonesia: Subsektor Properti di 2024
1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Antisipasinya Tahun 2024
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan stabil dengan potensi terus tumbuh, meski tetap harus waspada ditengah kondisi ekonomi dan geopolitik global saat ini.
Beberapa risiko utama di tahun 2024 yang perlu diantisipasi dalam menjaga Pertumbuhan Ekonomi, di antaranya: dampak Pemilu, potensi kenaikan suku bunga, dan kenaikan inflasi.
Baca Juga: Ini Dia, Empat Tren Pasar Rumah Tapak di Jabodetabek: Riset Leads Property
2. Perkiraan Pertumbuhan Properti di Indonesia Tahun 2024
Prediksi pertumbuhan properti tahun 2024 diwarnai dengan asumsi tetap akan tumbuh, berdasarkan asumsi dari para pemangku kepentingan.
Sebagian besar para pemangku kepentingan (67%) optimis bahwa sektor properti akan mampu menjawab tantangan ekonomi di tahun 2024.
Sementara itu, insentif PPN DTP dinilai memberi dampak positif dalam pertumbuhan properti di akhir tahun 2023, setidaknya 73% menyatakan hal tersebut.
Subsektor residensial (rumah tapak) diperkirakan akan terus tumbuh walaupun ada kekhawatiran terhadap suku bunga.
Sebaran perkembangan tren dari subsektor properti yang kami temukan sebagai berikut: subsektor properti yang meningkat, yakni rumah tapak, industri, dan pergudangan. Subsektor properti yang stabil adalah ritel dan hotel. Sedangkan subsektor properti yang stagnan yaitu apartemen strata, resor vila, dan perkantoran.
Baca Juga: Konsumen Kembali Minati Ritel Fisik, Konsep Omni Channel Mulai Dilirik
3. Peluang dan Tantangan Tahun 2024
Jakarta, IKN, Bali, Surabaya dan Tangerang, menjadi Top 5 Cities yang dinilai akan memiliki prospek untuk pertumbuhan properti tahun ini.
Sementara itu, sektor Energi Terbarukan, Logistik, dan Ecommerce dipercaya sebagai sektor bisnis yang memiliki daya ungkit positif terhadap pertumbuhan properti tahun ini.
Namun, para pemangku kepentingan mengingatkan bahwa, resesi global, kenaikan suku bunga dan perubahan kebijakan dari pemerintah yang baru diperkirakan akan menjadi tantangan dalam pertumbuhan properti di tahun ini.
Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip menyebutkan bahwa, pertumbuhan properti di tahun 2024 akan diwarnai dengan tumbuhnya tren-tren baru yang menyesuaikan dengan dinamika pasar properti, seperti kehadiran green building dan digitalisasi pemasaran yang semakin marak untuk menangkap konsumen milenial.
"Sejalan dengan itu, pengembangan infrastruktur di luar Pulau Jawa mendorong pertumbuhan properti yang lebih baik di luar Pulau Jawa, diikuti dengan inovasi dan diversifikasi produk yang menjadi navigasi yang terus diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar properti saat ini,” terangnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News