Pusat Ritel Kelas Middle-Low di Jakarta Tergerus Toko Online

Guna memperbaiki performa sektor ritel, terutama pasca pandemi, saat ini sekitar 8% pusat perbelanjaan di Jakarta melakukan renovasi.

Foto: Dok. Pixabay
Foto: Dok. Pixabay

RealEstat.id (Jakarta) – Kendati volume investasi di regional Asia Pasifik awal tahun ini ditandai dengan koreksi dibandingkan lima tahun terakhir, namun ritel menjadi salah satu sektor yang termasuk dalam Top Five Sectors for Property Investment.

Konsultan properti Knight Frank Indonesia mencatat, guna memperbaiki performa sektor ritel, terutama pasca pandemi, saat ini sekitar 8% pusat perbelanjaan di Jakarta melakukan renovasi.

Syarifah SyaukatSenior Research Advisor Knight Frank Indonesia menjelaskan, inovasi ruang ritel perlu dilakukan untuk memberikan aura baru yang lebih segar.

"Sementara itu, FnB (kuliner) masih menjadi sektor yang paling aktif dalam menyerap ruang ritel di Jakarta, baik untuk merek lokal maupun global," terangnya.

Baca Juga: Pendekatan Inovatif Penting untuk Tingkatkan Daya Saing Ritel, Seperti Apa?

Di tengah kompetisi yang terus bergulir, landlord atau pemilik ruang ritel juga perlu melakukan penyesuaian harga untuk transaksi penyewaan baru dalam sewa ruang ritel saat ini.

"Koreksi harga berlaku untuk major tenant pada kisaran 10% ‐ 20% dari harga yang ditawarkan," tutur Sari, sapaan akrab Syarifah Syaukat.

Meski demikian, ritel pada kelas middle‐up masih memiliki performa yang tangguh dan terus positif, jika dibandingkan dengan ritel kelas middle‐low yang umumnya tergeser dengan ruang belanja online.

"Lebih dari itu, pelemahan daya beli masyarakat saat ini menjadikan tantangan ritel kelas middle‐low menjadi semakin pelik," kata Syarifah.

Baca Juga: Permintaan Sektor Properti Jakarta Tumbuh Positif: Riset JLL Indonesia

Lebih lanjut dia memaparkan, pada semester pertama 2024, total pasokan ruang ritel (mal) di Jakarta tetap berada di angka 4.534.703 m2.

Rerata tingkat okupansi ruang ritel berada di kisaran 77,79%, atau sedikit turun tipis dibanding tahun sebelumnya. Sementara, rerata harga sewa ruang ritel di Jakarta meningkat sekitar 3% dibanding semester lalu.

"Tenant baru di ritel kelas middle‐up didominasi merek global; mulai dari FnB, sport apparel, elektronik, aksesoris, hiburan, home appliances, dan department store," jelas Syarifah Syaukat.

Setidaknya ada tiga pusat ritel baru, akan masuk di akhir tahun ini, yakni Retail Podium Thamrin Nine (area sewa 27.000 m2), Holland Village Mall, Cempaka Putih (44.000 m2), dan Menara Jakarta, Kemayoran (90.360 m2).

Baca Juga: Ritel Jakarta: Tingkat Okupansi 90,58%, Namun Permintaan Masih Lemah

Data Knight Frank menyebut, sebuah pusat belanja baru akan dibuka di kawasan TB Simatupang pada 2026, yaitu Fatmawati City Center (area sewa 45.500 m2).

Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia menyebut, shifting landscape perlu diterapkan dalam ruang ritel di Jakarta saat ini, untuk menawarkan experience baru pada para pengunjung.

Sementara itu, imbuhnya, di tengah melemahnya performa beberapa peritel global brand seperti saat ini, peluang terbuka bagi peritel lokal untuk mendominasi ruang ritel pada kelas menengah ke atas, baik untuk FnB maupun fashion.

"Inovasi tidak hanya terkait kreativitas produk dan pemasaran, tetapi juga perlu memperhatikan rentang harga yang dapat terserap di tengah pelemahan daya beli masyarakat saat ini,” pungkas Willson Kalip.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)