Proyeksi JLL terhadap Masa Depan Real Estat di Asia Pasifik

JLL melihat perlunya lingkungan binaan berkualitas tinggi serta berpusat pada manusia, untuk portofolio real estat di Asia Pasifik di masa mendatang.

Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)

RealEstat.id (Jakarta) - Kebangkitan kelas menengah perkotaan akan mendukung pertumbuhan pada real estat di Asia Pasifik, yang berpusat pada manusia atau human-centric.

Menurut Global Consumer Experience Survey 2024 yang dirilis oleh JLL, kondisi itu akan membawa dampak terhadap cara pandang konsumen dan pemilihan produk properti serta desain yang dibangun.

Survei global ini mengumpulkan data dari lebih dari 3.200 responden, guna memahami bagaimana para pelaku industri dan konsumen menciptakan, memiliki, dan mengelola aset properti mereka.

Dalam analisanya itu JLL melihat ada lima prioritas utama yang menjadi faktor penting bagi konsumen di pasar properti Asia Pasifik.

Baca Juga: JLL: Tingkat Transparansi Jadi Penentu Perkembangan Pasar Properti

Antara lain, menciptakan area destinasi; mengintegrasikan pengalaman di seluruh real estate; dan menghubungkan fisik dan digital.

Prioritas lainnya yakni membuat desain berbasis human-centric; dan memahami faktor-faktor yang memengaruhi daya tarik pengguna.

Laporan JLL itu juga mencatat bahwa sebagian besar para pencari properti di Asia Pasifik bersedia membayar lebih untuk pengalaman berkualitas.

Selain itu, peran koneksi dan komunitas dapat memainkan peran yang membedakan dalam kesuksesan real estat di masa mendatang.

Baca Juga: Permintaan Sektor Properti Jakarta Tumbuh Positif: Riset JLL Indonesia

Memahami Kebutuhan Manusia

Head of People Experience Consulting JLL Asia Pasifik, Emmy Lou Quirke mengatakan desain real estat harus mencerminkan dan menempatkan orientasi pengguna sebagai inti dari kebutuhan ruang dari setiap kebutuhan organisasi.

Menurut dia memahami orang selalu menjadi langkah pertama dan diikuti dengan desain bangunan yang dirancang untuk penggunaan sesuai aktivitas penghuninya.

"Setiap pembahasan mengenai upaya menciptakan pengalaman berbasis manusia harus dimulai dengan pemahaman bagaimana orang menghabiskan waktu dan apa yang ingin mereka capai," tutur Emmy.

Baca Juga: Investasi Properti Komersial di Asia Pasifik Naik 13% di Kuartal I 2024: Riset JLL

Sebanyak 76% responden yang terdiri dari milenial dan GenZ setuju bahwa pengalaman baru tetap dibutuhkan sebuah kota agar tetap relevan.

Secara bersamaan, mengintegrasikan solusi digital ke pengalaman tatap muka akan meningkatkan peluang dari bisnis properti ritel di Asia Pasifik.

JLL percaya bahwa developer properti dan investor dapat memanfaatkan tren ini melalui bantuan teknologi menggunakan kecerdasan buatan.

"Permintaan terhadap real estat di Asia Pasifik yang menarik akan terus meningkat, seiring dengan tingginya harapan konsumen akan produk berkualitas," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Pergudangan logistik modern (Foto: Freepik)
Pergudangan logistik modern (Foto: Freepik)
Apartemen di Jakarta Barat. (Foto: RealEstat.id)
Apartemen di Jakarta Barat. (Foto: RealEstat.id)