Program 3 Juta Rumah Prabowo Bisa Tekan Angka Kemiskinan dan Stunting di Indonesia

Pemerintah baru Presiden Terpilih Prabowo Subianto bakal menjalankan program pembangunan dengan target 3 juta rumah per tahun.

Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto memberikan plakat penghargaan kepada Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, Hashim S. Djojohadikusumo dalam acara bertajuk Propertinomic Executive Dialogue, Kamis (10/10/2024) di Grand Sahid Jaya, Jakarta. (Sumber: REI)
Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto memberikan plakat penghargaan kepada Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, Hashim S. Djojohadikusumo dalam acara bertajuk Propertinomic Executive Dialogue, Kamis (10/10/2024) di Grand Sahid Jaya, Jakarta. (Sumber: REI)

RealEstat.id (Jakarta) - Asosiasi pengusaha Real Estat Indonesia (REI) menilai bahwa program 3 juta rumah yang digagas oleh Prabowo Subianto berpotensi menekan angka kemiskinan dan stunting di Indonesia.

Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Joko Suranto dalam acara Propertinomic Dialog yang diselenggarakan Kamis (10/10/2024) di Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Secara riset dan data dari Universitas Indonesia, Joko Suranto memaparkan sektor properti telah membuktikan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

"Sektor properti menyumbang PDB 14%-16%, menyerap tenaga kerja hingga 17 juta serta berkaitan dengan 185 industri," kata dia.

Baca Juga: Program 3 Juta Rumah Prabowo Dinilai Muskil Tanpa Kementerian Khusus Perumahan

Dengan demikian, menurut Joko Suranto sektor real estate bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan, juga bisa mengurangi kemiskinan dan stunting.

"Program 3 Juta rumah akan juga mengurangi kemiskinan dan menekan (angka) stunting. Jadi, lingkungan rumah kita harus terbaik," kata Joko Suranto.

Rumah Layak Huni untuk Tekan Stunting

Hashim S. Djojohadikusumo, etua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto-RealEstat.id
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim S. Djojohadikusumo menjelaskan bahwa program 3 juta rumah merupakan target dalam satu tahun. (Sumber: REI)

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, Hashim S. Djojohadikusumo mendukung pernyataan tersebut.

Hasyim menegaskan masalah stunting bukan hanya disebabkan oleh gizi anak yang buruk, tetapi jug berkaitan dengan rumah dan lingkungan tak layak.

"Masalah stunting bukan hanya karena gizi yang buruk. Ternyata, (stunting) terjadi karena lingkungan juga," ujar Hasyim.

Baca Juga: Ini 12 Catatan Penting Bila Prabowo Mau Sukses Besut Program Tiga Juta Rumah

Lebih lanjut dia mengatakan, kalau anak-anak minum air tidak bersih, bermain di lingkungan yang banyak cacing dan bakteri, maka tidak akan menyelesaikan masalah stunting.

"Meskipun anak dapat makanan sehat dua kali sehari di sekolah, tapi kalau kembali ke rumah gubug dan lingkungan kotor tak akan menyelesaikan masalah," kata Hasyim.

Oleh karena itu, untuk menekan angka stunting dan mengentaskan kemiskinan di Indonesia dibutuhkan pendekatan yang menyeluruh.

Termasuk, pentingnya anak dan keluarga Indonesia tinggal di rumah layak huni dengan lingkungan perumahan yang baik.

Bangun 3 Juta Rumah Per Tahun

Atas dasar pertimbangan dalam menekan angka stunting dan memberantas kemiskinan, maka pemerintah baru Prabowo-Gibran bakal menjalankan program 3 juta rumah.

Adapun secara rinci program perumahan itu akan terdiri dari 2 juta rumah di pedesaan dan 1 juta rumah di perkotaan.

Baca Juga: Sektor Properti Diprediksi Booming Setelah 2025, Pengembang Swasta Jadi Pendorong

Untuk itu, pemerintah baru presiden terpilih periode 2024-2029 juga berkomitmen untuk menghidupkan kembali Kementerian Perumahan.

“Saya mau sampaikan bahwa 3 juta rumah ini adalah target per tahun, sehingga kalau satu periode (5 tahun) akan dibangun 15 juta rumah di seluruh Indonesia," jelas Hashim S. Djojohadikusum.

Menurutnya, tujuan dan target itu sangatlah mungkin untuk direalisasikan. Oleh karena itu, para pelaku indusri harus bersungguh-sungguh untuk mencapai pembangunan 3 juta rumah per tahun tersebut.

“Kita tidak akan mungkin mengubah sesuatu keadaan kalau tetap menjalankannya dengan cara seperti biasa,” pungkas Hasyim.

Redaksi@realestat.id

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Puncak HUT KPR BTN ke-48 di Mall Kota Kasablanka, Ahad, 15 Desember 2024. (Foto: Kementerian PKP)
Puncak HUT KPR BTN ke-48 di Mall Kota Kasablanka, Ahad, 15 Desember 2024. (Foto: Kementerian PKP)