RealEstat.id (Jakarta) – Memasuki tahun 2025, kondisi pasar properti di Indonesia masih dibayangi berbagai tantangan, baik skala nasional maupun global.
Untuk melihat bagaimana refleksi dan prediksi para pelaku usaha terhadap sensitivitas sektor properti di tengah berbagai tantangan yang masih berlanjut, konsultan properti Knight Frank Indonesia merilis survei bertajuk Property Outlook 2025.
Berikut hasil survei pasar properti Indonesia tahun 2025:
Pertumbuhan Ekonomi dan Kondisi Global
Kendati perekonomian global dan kondisi geopolitik masih tegang, para pelaku properti memprediksi bahwa hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perekonomian nasional, yang diprediksi akan tetap stabil, meski di tengah berbagai tantangan untuk mencapai akselerasi pertumbuhan di atas 5%.
Baca Juga: Ibu Kota Pindah, Gedung Kantor Pemerintah di Jakarta Sebaiknya Dijadikan Apa?
Tantangan terbesar yang harus dihadapi dalam mencapai akselerasi pertumbuhan ekonomi di antaranya adalah gangguan supply chain, peningkatan suku bunga dan deflasi.
Sementara itu, pengaruh kondisi global seperti pemilu di Amerika Serikat diprediksi tidak terlalu berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Meski demikian, tren kenaikan investasi asing diprediksi bakal berlanjut, terutama ditopang aliran dana yang bergulir sejalan dengan relokasi manufaktur China akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China, yang membuka peluang terhadap sektor logistik dan industri nasional.
Keputusan manufaktur China merelokasi pabrik, menjadi salah satu kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat rantai pasok regional, serta meminimalkan tantangan distribusi.
Baca Juga: Pasar Perumahan Segmen Menengah Bawah Tetap Prospektif di 2025, Ini Penyebabnya!
Properti dan Tantangannya Saat Ini
Para pelaku properti masih optimis di tengah berbagai tantangan global yang belum kunjung mereda. Bahkan sebagian besar percaya bahwa harga properti tetap akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
Beberapa isu, seperti pelemahan daya beli segmen menengah, tingginya harga tanah, dan kenaikan suku bunga diprediksi akan menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pertumbuhan sektor properti di tahun 2025.
Stakeholders juga memprediksi bahwa, subsektor industri, data center dan pergudangan akan tumbuh positif di tahun 2025. Sementara itu, subsektor residensial, hotel, ritel, dan villa akan tumbuh moderat.
Sedangkan subsektor yang lain diperkirakan masih tetap stagnant. Sejalan dengan itu, sektor pendidikan dan healthcare diprediksi akan tumbuh positif dan menjadi daya ungkit dalam pertumbuhan properti.
Baca Juga: Diterpa Isu Daya Beli, Seperti Apa Pasar Ritel Jakarta ke Depan?
Program Pemerintah yang diharapkan memberi dampak signifikan terhadap sektor properti, diantaranya adalah PPN DTP & Free BPHTB, dan pengembangan infrastruktur.
Sementara itu, terkait IKN, sebagian besar pelaku properti menyatakan tidak yakin, atau belum pasti terkait keberlanjutan investasi dan pembangunan di IKN.
Peluang Pasar Properti di tahun 2025
Beberapa temuan yang diprediksikan akan mendorong pertumbuhan properti di tahun 2025, di antaranya adalah sebagai berikut:
Living Sector
Living sector, atau sektor hunian masih menjadi sektor utama yang mendorong pertumbuhan properti Nasional saat ini.
Ragam kebutuhan hunian menjadi penggerak transaksi, mulai dari hunian untuk kelompok menengah, asrama/hunian di sekitar perguruan tinggi, tumbuhnya co-living di area perkotaan menjadikan investasi di sektor hunian tetap menarik.
Diperkirakan, sektor ini akan terus tumbuh positif di tahun ini meski di tengah pelemahan daya beli masyarakat.
Green Property
Properti hijau (Green Property) ditengarai akan mempengaruhi pengembangan pasar properti di masa depan.
"Green Property akan menjadi pusat perhatian dalam pengembangan real estat masa depan di kawasan Asia, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya prinsip-prinsip ESG," kata Jackie Cheung, Director ESG Knight Frank Asia-Pacific dan Singapore.
Kota-kota Potensial
Jabodetabek dan Beberapa Kota Utama di Pulau Bali diprediksi akan tetap tumbuh sebagai metropolitan yang sangat potensial untuk pertumbuhan properti.
Selain itu, Makassar, Semarang, dan Surabaya masuk sebagai kota yang berada dalam radar investasi properti di tahun 2025.
Pengaruh Teknologi AI
Meskipun masih dalam tahap awal, AI (artificial intelligence) diperkirakan akan memiliki efek yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan properti.
Baca Juga: Seperti Apa Wajah Pasar Properti di Jakarta Setelah Ibu Kota Pindah ke IKN?
Dukungan Sektor Pariwisata dan Hiburan
Sektor pariwisata, hiburan, dan properti akan terus tumbuh saling melengkapi.
Tren terbaru menunjukkan perpaduan unik antara hiburan dan olahraga, seperti yang terlihat pada pembukaan Topgolf di bilangan Jakarta Selatan.
Fasilitas ini menawarkan pengalaman bermain golf untuk berbagai usia, tidak hanya untuk berolahraga, tetapi juga menjadi sarana hiburan dan berinteraksi sosial dengan suasana lapangan golf yang dilengkapi dengan restoran dan berbagai hiburan yang menarik.
Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip menyebutkan bahwa, keberlanjutan dalam optimisme perlu diterapkan di tahun 2025 di tengah tantangan nasional dan global yang belum usai.
"Meski penuh tantangan, berbagai peluang masih terbuka di tengah dinamika pasar properti yang masih mencari titik keseimbangan baru. Di antaranya digitalisasi dan pengembangan AI untuk optimalisasi pertumbuhan properti," tuturnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News