Persaingan Ketat, Pusat Perbelanjaan di Jakarta Harus Lebih Proaktif. Begini Caranya!

Leads Property menyebut, sebagai respons terhadap meningkatnya persaingan di Jakarta, pusat perbelanjaan yang sudah mapan diharapkan mengambil langkah proaktif.

Foto: Dok. Freepik.com
Foto: Dok. Freepik.com

RealEstat.id (Jakarta) – Di akhir tahun 2024, pasar ritel Jakarta menyambut kehadiran Puri Indah Mall 2 dengan luas area sewa bersih (Net Leasable Area/NLA) 16.500 m2.

Secara kumulatif, CBD Jakarta masih mendominasi pasokan ruang ritel, yakni sekitar 934.532 m2, diikuti oleh Jakarta Barat sekitar 730.405 m2, sementara sisanya tersebar di wilayah lain.

Data dari konsultan properti Leads Property menyebut, di Kuartal IV 2024, permintaan ruang ritel di Jakarta secara kuartalan mencapai sekitar 16.000 m2.

Sebagian besar berasal dari penyewa baru di Agora Thamrin Nine, penyewa baru yang bergabung dengan Plaza Semanggi (Sekarang Lippo Mall Nusantara), dan penyewa baru di Puri Indah Mall 2.

Baca Juga: Diterpa Isu Daya Beli, Seperti Apa Pasar Ritel Jakarta ke Depan?

Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Services Leads Property menyebut, upaya renovasi Plaza Semanggi tergolong sukses.

"Renovasi dan perombakan seluruh pusat perbelanjaan untuk mendapatkan tingkat okupansi yang lebih tinggi dan menetapkan campuran penyewa (tenant mix) yang lebih baik, akan menjadi inspirasi bagi pusat perbelanjaan lama di Jakarta untuk bertahan," katanya.

Riset Leads Property memperlihatkan, di akhir tahun 2024, sektor F&B dan kuliner tetap menjadi pendorong permintaan semua kategori ritel di Jakarta.

Dengan tingkat hunian sebesar 89,84%, atau hanya tumbuh sebesar 0,04% dari kuartal sebelumnya, sektor ritel Jakarta mengalami laju pergerakan yang lambat.

Baca Juga: Tarif Sewa Ritel di Jakarta Berpotensi Naik, Peritel Disarankan Lakukan Hal Ini

"Masih ada permintaan baru di pasar, meskipun mungkin tidak cukup kuat untuk menyerap tambahan pasokan dengan cepat," tutur Martin Samuel Hutapea.

Dia menyebut, pada Kuartal IV tahun 2024, CBD Jakarta mengalami penurunan tarif sewa menjadi Rp576.000 per m2 per bulan.

"Penurunan ini menunjukkan pergeseran yang signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya," terangnya.

Sementara, di luar kawasan CBD Jakarta, angka sewa berada di posisi Rp403.300 per meter persegi per bulan, atau hanya meningkat sedikit dari kuartal sebelumnya, yang menunjukkan tren pertumbuhan yang perlahan.

Baca Juga: Pasokan Ruang Ritel di Jabodetabek Capai 8,4 Juta Meter Persegi di 2026: Colliers Indonesia

Menurut hasil riset Leads Property, pasar ritel Jakarta masih menanti hadirnya dua pusat perbelanjaan baru di tahun 2025 ini.

Pusat perbelanjaan teranyar, yakni Menara Jakarta dan Lippo Mall Eastside @Holland Village, siap untuk bersaing di sektor ritel yang ramai di Jakarta Pusat.

Martin memaparkan, sebagai respons terhadap meningkatnya persaingan di Jakarta, pusat perbelanjaan yang sudah mapan diharapkan mengambil langkah proaktif, termasuk memulai inisiatif untuk pembaruan dan renovasi.

"Tujuannya tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk menarik gelombang pelanggan baru yang mencari pengalaman berbelanja yang lebih modern dan beragam," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Perkantoran CBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Perkantoran CBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Ilustrasi kondisi pasar pergudangan modern. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi kondisi pasar pergudangan modern. (Sumber: Shutterstock)
Perumahan Terranea Homes Tangerang. (Foto: RealEstat.id/Adhitya Putra)
Perumahan Terranea Homes Tangerang. (Foto: RealEstat.id/Adhitya Putra)
Salah satu gedung perkantoran premium di Jakarta, yakni World Trade Center (WTC) 3. (Sumber: Berita Satu)
Salah satu gedung perkantoran premium di Jakarta, yakni World Trade Center (WTC) 3. (Sumber: Berita Satu)