Perkantoran Jakarta: Pasokan Stagnan, Tingkat Okupansi dan Sewa Meningkat

Diperkirakan tidak ada proyek perkantoran baru yang akan memasuki pasar Jakarta di tahun 2025, sehingga total pasokan akan tetap seperti saat ini.

Perkantoran CBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Perkantoran CBD Jakarta (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Ketiadaan pasokan baru di sektor perkantoran di Jakarta sepanjang Kuartal IV 2024 berlanjut.

Cushman & Wakefield Indonesia dalam riset bertajuk MarketBeat Kuartal IV 2024 menyebut, hingga Desember 2024, total pasokan ruang perkantoran di CBD Jakarta tetap berkisar di angka 7,4 juta m2.

Konsultan properti yang bermarkas besar di Chicago ini memperkirakan tidak ada proyek perkantoran baru yang akan memasuki pasar Jakarta di tahun 2025, sehingga total pasokan akan tetap seperti saat ini.

Baca Juga: Hingga 2028, Pasokan Ruang Perkantoran di Jakarta Bertambah 352.000 Meter Persegi

Cushman & Wakefield Indonesia mencatat, transaksi sewa perkantoran Jakarta tetap aktif, meskipun mengalami pelambatan pada Kuartal IV 2024.

"Permintaan sebagian besar berasal dari penyewa yang merencanakan dan mencari opsi untuk relokasi pada tahun depan," jelas Arief Rahardjo, Director of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia.

Sementara itu, terangnya, penyerapan bersih sebesar 37.700 m2 tercatat pada Kuartal IV 2024, dengan total penyerapan sepanjang tahun 2024 mencapai 161.600 m2.

"Kantor Grade A berkontribusi sekitar 116.900 m2 atau sekitar 74% dari total penyerapan ruang perkantoran di Jakarta," tutur Arief Rahardjo.

Baca Juga: Ibu Kota Pindah, Gedung Kantor Pemerintah di Jakarta Sebaiknya Dijadikan Apa?

Di sisi lain, tingkat okupansi perkantoran di CBD Jakarta secara keseluruhan terus meningkat pada kuartal IV 2024, yakni sebesar 0,5% hingga mencapai 75,2% pada akhir Desember.

Gedung perkantoran Grade A dan Grade B, tercatat mengalami peningkatan okupansi tahunan sebesar 2,3%.

Sementara itu, gedung perkantoran Grade C mencatatkan peningkatan okupansi tahunan yang lebih rendah, yakni sebesar 1,7%.

Data Cushman & Wakefield Indonesia menyebut, tingkat sewa dasar perkantoran jakarta dalam Rupiah meningkat sebesar 1,0% pada kuartal terakhir 2024, sementara service charge tetap relatif stabil.

Baca Juga: Tren 'Work from Office' Bikin Pasar Perkantoran Jakarta Makin Dinamis

Pada akhir Desember 2024, rata-rata sewa kotor dalam Rupiah tercatat sebesar Rp264.300 per meter persegi per bulan, atau meningkat sebesar 4,6% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu.

"Kenaikan sewa ini merupakan peningkatan tahunan tertinggi pasca-pandemi," ungkap Arief Rahardjo, menambahkan.

Akan tetapi, sepanjang tahun 2024, rata-rata tarif sewa kantor CBD Jakarta dalam mata uang Dolar AS sedikit menurun sebesar 0,6%, terutama karena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS (+5,0 YoY).

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi kondisi pasar pergudangan modern. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi kondisi pasar pergudangan modern. (Sumber: Shutterstock)
Perumahan Terranea Homes Tangerang. (Foto: RealEstat.id/Adhitya Putra)
Perumahan Terranea Homes Tangerang. (Foto: RealEstat.id/Adhitya Putra)
Salah satu gedung perkantoran premium di Jakarta, yakni World Trade Center (WTC) 3. (Sumber: Berita Satu)
Salah satu gedung perkantoran premium di Jakarta, yakni World Trade Center (WTC) 3. (Sumber: Berita Satu)
Perumahan Royal Tajur, Bogor. (Foto: Istimewa)
Perumahan Royal Tajur, Bogor. (Foto: Istimewa)