RealEstat.id (Jakarta) - Kinerja positif berhasil ditorehkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) di rentang Januari - September 2021, baik dari sisi penyaluran kredit, perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan laba bersih.
Kinerja positif Bank BTN ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) yang mengeluarkan berbagai regulasi terkait Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang membuat industri perbankan dan sektor properti kembali menggeliat.
Haru Koesmahargyo, Direktur Utama Bank BTN mengatakan, sepanjang periode Januari hingga September 2021, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 35,32% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,12 triliun menjadi Rp1,52 triliun. Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit serta efisiensi biaya dana atau Cost of Fund (CoF).
Baca Juga: Bank BTN Gelar Akad KPR Massal Terbesar Sepanjang 2021
“Kami optimistis kinerja yang positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2021 dengan berbagai inovasi dan transformasi bisnis yang dilakukan Bank BTN,” tutur Haru Koesmahargyo dalam Paparan Kinerja Keuangan Bank BTN per 30 September 2021 di Jakarta, Kamis (21/10/2021).
Dia mengungkapkan, Bank BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp270,27 triliun per 30 September 2021 atau naik 6,03% (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp254,91 triliun. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BBTN dengan kenaikan sebesar 11,74% (yoy) menjadi Rp129,98 triliun pada 30 September 2021.
"Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat Bank BTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sebesar 86%," jelas Haru Koesmahargyo, lebih lanjut.
Baca Juga: Ini Dia, Tips Aman Membeli Rumah dari Bank BTN
Di sisi lain, KPR Non-Subsidi Bank BTN juga menunjukkan kenaikan di level 2,11% (yoy) menjadi Rp81,88 triliun per 30 September 2021. Di segmen non-perumahan, kredit konsumer, dan kredit korporasi juga menunjukkan pertumbuhan positif di level masing-masing sebesar 21,28% (yoy) menjadi Rp5,79 triliun dan 89,77% (yoy) menjadi Rp12,15 triliun per 30 September 2021.
Secara keseluruhan, catatan pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN juga berada di atas rata-rata penyaluran kredit perbankan nasional. Data Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan nasional hanya naik di level 2,21% per September 2021.
Kualitas kredit juga terus menunjukkan perbaikan hampir di seluruh segmen. Per 30 September 2021, Non Performing Loan (NPL) gross Bank BTN berhasil ditekan menjadi 3,94% dari 4,56% di periode yang sama tahun sebelumnya. Meski NPL berhasil ditekan, namun perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan (coverage ratio) sebesar 1.410 bps (yoy) menjadi 125,46% pada akhir September tahun ini dari 111,36% di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bangun Ekosistem Perumahan, Bank BTN Lakukan Sejumlah Strategi
Haru menuturkan, pada kuartal ketiga tahun ini, perseroan berhasil meningkatkan komposisi dana murah (Current Account and Savings Account/CASA). Dari total DPK yang mengalami kenaikan 6,56% (yoy) menjadi Rp291,26 triliun per September 2021, komposisi dana murah mengalami peningkatan menjadi 41,53% dari 36,96% di periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun giro dan tabungan mengalami pertumbuhan sebesar masing-masing 16,81% dan 24,55% (yoy).
“Komposisi CASA yang meningkat tersebut membuat perseroan berhasil menekan turun Cost of Fund sebesar 170 bps secara tahunan dari 4.98% menjadi 3.28% di September 2021,” katanya.
Kenaikan kredit dan DPK yang cukup signifikan tersebut juga ikut mendongkrak Aset Bank BTN sebesar 3,10% menjadi Rp368,05 triliun per 30 September 2021.
Baca Juga: Rasio Pencadangan Capai 120%, Bank BTN Optimistis Target 2021 Tercapai
“Kinerja positif yang diraih Bank BTN ini tidak terlepas dari dukungan semua stakeholder terutama Pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan serta OJK dan BI yang kebijakannya selama ini mendukung pertumbuhan industri perbankan dan sektor properti,” papar Haru Koesmahargyo.
Menurutnya, tumbuhnya sektor properti termasuk pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah yang sukses melakukan program vaksinasi nasional dan memberikan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Adapun, stimulus yang diberikan pemerintah seperti insentif PPN 0% untuk sektor properti dan kebijakan dana PEN yang ditempatkan di perbankan nasional termasuk Bank BTN telah membuat permintaan pembiayaan rumah meningkat.
Baca Juga: Bank BTN Ajak 'First Home Buyer' Tidak Tunda Beli Rumah
“Dari dana PEN yang ditempatkan pemerintah sebesar Rp35 triliun, Bank BTN sudah menyalurkan dalam bentuk kredit termasuk KPR Subsidi, KPR Non-Subsidi, kredit ke UMKM, kredit konstruksi, kredit BUMN, dan kredit lainnya senilai total 93,44 triliun,” terangnya.
Haru menjelaskan, kinerja positif Bank BTN saat ini juga menandakan keberhasilan transformasi yang dilakukan manajemen seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi. Transformasi tersebut, menjadi mesin yang cukup kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi sehingga mendorong pertumbuhan bisnis Bank BTN.
“Dengan transformasi yang dilakukan Bank BTN dan dukungan pemerintah bersama stakeholder terkait bisnis pembiayaan perumahaan, kami optimistis mampu berperan aktif dalam mendukung program Pembangunan Satu Juta Rumah serta memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi MBR dan milenial,” jelas Haru.
Baca Juga: KPR Subsidi Jadi Motor Penggerak Kinerja Kredit Bank BTN
Sementara itu, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN tumbuh positif hingga akhir September 2021, seiring dengan pertumbuhan bisnis konvensional. Laba bersih UUS BTN tersebut tercatat melonjak di level 26,17% (yoy) dari Rp112,34 miliar menjadi Rp141,74 miliar per 30 September 2021.
Capaian positif BTN Syariah tersebut didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada 30 September 2021, pembiayaan syariah tercatat tumbuh 12,27% (yoy) menjadi Rp27,35 triliun. Kualitas pembiayaan BTN Syariah juga terus membaik dengan Non-Performing Financing (NPF) gross sebesar 4,96% per 30 September 2021 dari sebelumnya 6,51% di September 2020.
BTN Syariah juga tercatat telah menghimpun DPK sebesar Rp27,92 triliun pada akhir September 2021 atau naik 23,24% (yoy) dari Rp22,65 triliun. Dengan capaian tersebut, aset UUS BTN ini tumbuh di level 11,62% (yoy) menjadi Rp36,51 triliun per 30 September 2021.