Pasca Lawatan Presiden, Indonesia Siap Tangkap Peluang Investasi China

Data BKPM memperlihatkan, pada kuartal III 2024 China merupakan negara dengan investasi terbesar ketiga di Indonesia setelah Singapura dan Hong Kong.

Foto: Dok. Freepik.com
Foto: Dok. Freepik.com

RealEstat.id (Jakarta) – Setelah resmi menggantikan Joko Widodo pada Oktober 2024 lalu, baru-baru ini Prabowo Subianto melakukan lawatan luar negeri pertama sebagai Presiden RI ke beberapa negara, termasuk China sebagai destinasi pertama. 

Dari lawatan Presiden ke China, terdapat beberapa rekap berita positif, di antaranya terkait kerja sama investasi dengan total nilai komitmen mencapai Rp158 triliun untuk beberapa bidang, mulai dari kesehatan, bioteknologi, manufaktur, energi terbarukan, ketahanan pangan, dan keuangan.

Tidak dapat dipungkiri, keunggulan komparatif Indonesia diperhitungkan di antara negara-negara di Asia yang direfleksikan melalui ketersediaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja produktif, nilai PDB yang terus tumbuh prospektif, aliran investasi dan upah minimum kerja yang tergolong kompetitif.

Baca Juga: Volume Investasi Properti Komersial di Asia Pasifik Turun, China Anomali

keunggulan Indonesia PDB populasi FDI gaji bulanan realestat.id dok

Sejalan dengan keunggulan tersebut, khususnya terkait investasi, data BKPM memperlihatkan, pada kuartal III 2024 China merupakan negara investor terbesar ketiga di Indonesia.

Data BKPM memperlihatkan lima besar negara PMA (penanaman modal asing), yakni Singapura (USD5,50 miliar), Hong Kong (USD2,24 miliar), China (USD1,86 miliar), Malaysia (USD0,99 miliar) dan Amerika Serikat (USD0,84 miliar).

Baca Juga: Pasar Properti Asia Pasifik Diprediksi Berkembang Pesat di 2025

Untuk mendukung pemerintah dalam menarik investasi asing khususnya dari China, Knight Frank Indonesia merilis "Panduan Investasi Real Estat dan Industri Indonesia 2024" versi Mandarin untuk pertama kalinya.

Publikasi ini akan memberikan informasi berharga bagi perusahaan penanaman modal asing yang berinvestasi di Indonesia, khususnya di bidang real estat dan industri.

Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara penting di Asia Tenggara dimana perusahaan China sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan operasi industrinya.

Baca Juga: PMA Jadi Pendorong Utama Pertumbuhan Sektor Logistik dan Industri

"Oleh karena itu, kita perlu bersiap dan memanfaatkan kesempatan untuk menyambut peluang investasi perusahaan China di Indonesia sebagai respon hasil pemilu Amerika Serikat terhadap tarif atau kebijakan proteksionis Presiden Donald Trump,” tuturnya.

Indonesia General Property & Industrial Investment Guide 2024 memberikan gambaran sebaran aktivitas industri di Indonesia, yang mendominasi di beberapa wilayah metropolitan di Pulau Jawa seperti Jabodetabek, Surabaya dan Semarang, termasuk Batang.

Salah satu kesiapan untuk menangkap peluang investasi ditunjukan oleh metropolitan Jabodetabek, dengan sebaran kawasan industri yang terus tumbuh, diikuti dengan kemajuan berbagai moda transportasi yang terbangun dalam kurun lima tahun terakhir.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)
Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)
Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)
The Grand yang akan berganti nama menjadi One Global Centre. (Foto: dok. One Global Capital)
The Grand yang akan berganti nama menjadi One Global Centre. (Foto: dok. One Global Capital)